FEATURE
Gasing Lingga Permainan Tradisional yang Masih Eksis, Ajarkan Fokus dan Kompak
Pemerhati sejarah Lingga, Lazuardy sebut, permainan gasing ajarkan nilai positif. Di antaranya ajarkan fokus dan kekompakan antara pemain
Penulis: Febriyuanda | Editor: Dewi Haryati
Tetapi terkandung nilai-nilai yang ditanamkan sejak dini melalui sebuah permainan.
"Ada nilai kebersamaan, nilai kejujuran, nilai sportifitas, dan banyak lagi nilai positif yang dapat ditanamkan dalam permainan Gasing Lingga," kata pemerhati sejarah Lingga, Lazuardy.
Untuk membuat gasing dibutuhkan beberapa alternatif, baik dengan tradisional dan mesin.
Secara tradisional dari peralatan sederhana atau dengan alat yang sederhana.
Adapun alat atau bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan gasing, yakni parang, bubut atau larik, pahat, kikir, gergaji, kayu tempinis atau kayu lainnya yang memiliki ketahanan lama.
Sementara, beberapa pengrajin gasing di Daik Lingga, sudah memiliki mesin untuk membuat gasing lebih rapi.
Terdapat tiga jenis dalam permainan Gasing Lingga, yakni gasing pemangkah atau pemukul, gasing pemasang atau penahan, dan gasing uri atau beraja.
Setiap jenis gasing memiliki fungsi tersendiri, yang tidak dapat dimainkan asal-asalan, sesuai dengan ketentuan permainan Gasing Lingga.
Permainan ini pada umumnya dimainkan oleh anak lelaki ataupun orang dewasa, baik itu secara perorangan maupun kelompok.
Lazuardy menjelaskan, permainan gasing pada zaman Sultan terakhir merupakan permainan anak bangsawan.
Selain itu, beberapa gasing juga dimainkan oleh masyarakat kampung dari dulu.
"Cuma yang menjadi perbedaan, dulunya permainan di istana dipakai oleh anak-anak istana dengan pakaian baju kurung yang sering dipakai dulu.
Kalau masyarakat awam hanya memakai pakaian pada umumnya, ada yang memakai kain dan sebagainya," katanya.
Lazuardy mengungkapkan, bahwa peminat permainan gasing ini sangat banyak.

Bahkan sejauh ini, permainan gasing ini sudah dikenal di seluruh wilayah Kabupaten Lingga.