TRIBUN PODCAST
Ke Mana Arah Wisata Kepri Setelah Luluh Lantak Dihantam Pandemi Covid-19?
Sektor wisata di Kepri perlahan mulai bangkit setelah sebelumnya dihantam pandemi covid-19. Lantas, kemana arah wisata Kepri setelah pandemi?
Penulis: Endra Kaputra |
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Bisnis pariwisata di Kepri baru saja dihantam pandemi covid-19. Banyak pengusaha yang akhirnya gulung tikar karena tak kuasa bertahan selama masa pandemi.
Saat ini, perlahan sektor wisata mulai bangkit lagi. Apalagi, setelah akses dari dan ke luar negeri mulai dibuka pasca pandemi.
Lantas, kira-kira, ke manakah arah wisata Kepri akan dibawa?
Berikut ini, bincang-bincang TRIBUNBATAM.id (TB) dengan Mantan Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Buralimar (B) dan Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah Kepri, Irwandi Azwar dalam acara Tribun Podcast edisi Senin, 4 Juli 2022 dengan tema 'Arah Pariwisata Kepri Pasca Corona'.
TB: Kalau boleh cerita ni Bang Bur, selama pandemi, sampai saat ini memasuki masa pensiun, apa saja yang sudah dilakukan untuk memajukan pariwisata Kepri?
B: Cobaannya luar biasa sekali saat itu, dan kami harus taat terhadap kebijakan pemerintah saat itu.
Padahal kita tahu, bahwa pada 2019 Kepri masuk 2 besar di Indonesia setelah Bali dalam kunjungan wisatawannya. Namun, saat pandemi seakan lumpuh pariwisata kita.
TB: Lalu bang?
B: Awal itu, kita hanya bisa lakukan pemberian bantuan sosial. Bahkan ada teman-teman kita yang awalnya jualan tiket, sampai berdagang untuk bertahan hidup. Itu kita sampai datangi, kita beri semangat dengan membeli juga. Itu pada 2020
Baca juga: Kampung Terih Destinasi Wisata di Batam Cocok untuk Camping, Tiket Masuk Rp 5 Ribu
Nah, pada 2021 saat kasus naik dan turun, kita ambil tindakan untuk buat ivent pertama sejak pandemi.
Namanya Pariwisata Kepri Bangkit. Saya ingat pada bulan Febuari dengan kegiatan festival Barongsai yang ada di mall Kota Batam.
TB: Baik Bang, saya ke Bang Irwandi dulu. Bagaimana mendorong pelaku pariwisata selama dua tahun belakang ini?
IA: Kawan-kawan kita yakinkan, apa yang bisa jalanin. Pertama, kesehatan dulu dalam berusaha menjaga diri kita. Hingga membuat kreativitas dalam menjual berbagai aneka makanan dan minuman untuk bertahan hidup.
TB : Saya ke Bang Bur lagi, gimana awalnya muncul ide Travel Bubble?
B: Ide itu muncul memang dari Pemerintah pusat. Kita saat itu mengusulkan di Nongsa dan Lagoi, memang jauh dari pemukiman. Selain itu, punya akses pelabuhan sendiri. Memang ada penolakan hingga pesimis ini berjalan baik. Tapi dengan niat semangat membangun pariwisata ahkirnya itu berjalan maksimal hingga diperluas.
TB: Kita ke Bang Irwandi lagi. Ada gak hal yang masih mengganjal terkait kunjungan wisman ke Kepri?
IA: Kalau pariwisata ini bicara mobilitas yang mudah dan aman. Ketika akses mendapatkan hambatan seperti mahalnya biaya transportasi menjadi masalah bagi yang akan berwisata.
TB: Baik, karena waktu kita dibatasi. Kita minta penutup pernyataan. Mulai dari Bang Irwandi
IA: Kampanye saya bagi masyarakat Kepri, mari kita datangi destinasi yang ada di kabupaten/kota di daerah kita. Banyak potensi wisata yang ada. Baik dari sejarahnya hingga pesonanya. Kami berharap jalur penerbangan diperhatikan untuk mendatangkan wisatawan.
TB: Bagaimana dengan Bang Bur?
B: Marilah pihak perusahan CSRnya kembalikan kepada kepariwisataannya. Jadi kalau asosiasi pariwisata buat ivent, susah pihak perusahaan membantu. Termasuk di pemerintahan. Jangan fokusnya ke dinas pariwisata saja. Kalau pariwisata kita naik, pasti ekonomi kita ikut naik. (TRIBUNBATAM.id/Endra Kaputra)