WAWANCARA EKSKLUSIF
Ngobrol Sehat Tribun Batam, Awas Penyakit Stroke Intai Usia Muda
Bincang sehat Tribun Batam kali ini membahas penyakit stroke intai usia muda bersama Kasi Penunjang Medik RS Soedarsono, dr Mugia Ramadhan.
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Penyakit stroke tak hanya menyerang manusia usia lanjut (manula).
Usia muda pun rentan dengan penyakit stroke yang menyebabkan disfungsi terhadap tubuh tersebut.
Satu di antara faktor penyebab stroke adalah gaya hidup (lifestyle).
Gaya hidup tak sehat menjadi hal utama yang harusnya menjadi atensi anak muda agar terhindar dari penyakit stroke.
Untuk membahas penyebab serta gejala stroke di usia muda, Tribun Batam pun mengundang Kepala Seksi Penunjang Medik RS Soedarsono Kabil, dr. Mugia Ramadhan dalam agenda Tribun Podcast, Jumat (8/7/2022).
Berikut pembahasan Tribun Podcast kali ini yang dipandu oleh Manager Liputan Tribun Batam, Thom Limahekin:
Baca juga: Anak Muda Juga Rentan Kena Stroke, Begini Cara Mencegahnya
Tribun (T): Halo Dokter Mugia, bisa perkenalkan diri dulu sebelum kita berdiskusi lebih lanjut?
dr. Mugia (M): Halo, saya Dokter Mugia Ramadhan. Saat ini bertugas sebagai Kepala Seksi Penunjang Medik RS Soedarsono Kabil dan saya juga berpraktik di Praktik Pribadi dr. Iwan Pramubakti Mega Legenda, Batam.
T: Baik, dokter. Selama bertugas, berapa banyak pasien dengan gejala stroke yang pernah dokter tangani? Dan mengapa, stroke menjadi atensi Dokter Mugia sendiri?
M: Yang datang ke saya, kebetulan berobat ke klinik atau praktik pribadi, sudah berobat ke rumah sakit. Tapi, kebanyakan di antara pasien hanya berusaha untuk mengambil obat ke spesialis saraf dan malas untuk menjalani terapi. Almarhumah ibu saya, meninggal karena penyakit stroke tahun 2018 silam. Hal ini pula yang membuat saya menaruh atensi serius untuk pencegahannya.
T: Oh, artinya, pengalaman pribadi itu yang menginspirasi dokter untuk menaruh perhatian serius bagi pasien dengan gejala-gejala stroke?
M: Ya, kebetulan ibu saya memiliki riwayat gula dan hipertensi yang tinggi. Pasien yang sudah memiliki gejala ke arah sana, cukup satu saja, kontrol dan harus rutin minum obat. Obat tensi dan gula tidak punya efek samping, jadi tak ada masalah untuk pasien yang mengonsumsinya. Ini yang juga menjadi tugas kami, tenaga kesehatan, dalam mengedukasi masyarakat.
T: Karena almarhumah ibu kena stroke, lalu, bagaiman sikap dokter untuk stroke itu sendiri dan penanganannya?
M: Kalau saya menemukan gejala stroke, saya akan langsung merujuk ke dokter spesialis saraf. Saya hanya mendeteksi awal. Penanganan terhadap stroke ini berpacu dengan waktu. Semakin cepat penanganan awalnya, semakin bagus.
T: Kita semua tahu, gula itu memang jahat. Bukan hanya stroke, penyakit lainnya pun juga dipengaruhi oleh gula. Selain gula, apa yang memicu stroke lainnya?
M: Selain gula, kolesterol yang tinggi juga bisa menyebabkan stroke. Ibarat selang, kalau ada yang menghalang, tentu akan tersumbat. Itu seperti aliran darah kita. Jika ada yang menyumbat karena kolesterol, itu akan menyumbat peredaran darah ke otak.
T: Tadi kita berdiskusi, biasanya stroke menyerang orang tua. Itu fakta atau mitos?
M: Secara faktor risiko, itu fakta. Faktor risiko itu sendiri ada dua, ada yang bisa diubah atau tak bisa diubah. Pertama, yang tak bisa diubah, umur dan jenis kelamin. Usia 55 tahun ke atas cenderung rentan terserang stroke. Begitu juga dengan faktor jenis kelamin, laki-laki cenderung lebih rentan terkena serangan stroke. Sementara, faktor yang bisa diubah sendiri salah satunya adalah gaya hidup.
T: Lalu, usia muda apakah punya potensi untuk terserang juga dokter?
M: Sangat bisa. Apalagi di zaman sekarang, gaya dan pola hidup tak beraturan. Konsumsi gula yang berlebihan saja sudah memicu serangan stroke. Tentu awalnya, memicu gejala-gejala stroke. Tak menutup kemungkinan, penyakitnya sendiri mengintai anak hidup. Gaya hidup buruk akan memicu hipertensi tinggi dan kadar gula dalam badan tinggi.
T: Usia berapa anak muda bisa terserang stroke?
M: Saya membaca beberapa jurnal, tahun 2004, range usia 18-24 tahun sudah 15 persen terkena stroke. Tentu angka ini terus bertambah. Apalagi gaya hidup anak zaman sekarang yang tak terkontrol. Merokok, mengonsumsi minuman atau makanan dengan kadar gula tinggi, dan pola tidur yang kurang baik. Ini yang harusnya diperhatikan oleh mereka usia muda.
T: Penyakit stroke sendiri terbagi menjadi berapa jenis, dokter?
M: Stroke penyumbatan dan pendarahan. Stroke pendarahan, biasanya pecah di dalam. Hal ini yang membahayakan. Dan banyak pasien saya memiliki penyakit bawaan yang dapat memicu stroke. Ada yang umur 20-21, memiliki tensi sampai 180. Ini tentu pola hidupnya buruk. Hal itu pula yang harusnya dikontrol. Jangan sampai bablas dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Picu Stroke dan Serangan Jantung, Kenali 5 Ciri Kolestrol Tinggi yang Jarang Disadari
T: Lalu, untuk pasien stroke, apa yang harus dilakukan?
M: Bagi saya, dukungan keluarga adalah hal paling utama. Karena pasien stroke pasti menurunkan kualitas hidup. Pasti si pasien sedikit banyak merasakan depresi. Momentum inilah yang memerlukan dukungan dari keluarga agar si pasien tetap semangat dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
T: Apa closing statement dari Dokter Mugia untuk Tribunners?
M: Pertama, kita harus peka terhadap kesehatan diri sendiri. Kedua, jaga pola hidup. Baik gaya hidup dan hal-hal lainnya. Selanjutnya, manajemen stress harus dikontrol. Ini sangat berlaku untuk mereka yang usia muda. Karena penyakit ini berpotensi juga bagi mereka yang berusia muda. Terakhir, penanganan awal gejala stroke itu sangat penting. Karena, penanganan penyakit ini berpacu dengan waktu. (Ichwan Nur Fadillah)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google
Berita Tentang Batam
