PENEMBAKAN DI RUMAH KADIV PROPAM
Raungan Rosti Saat Otopsi Jenazah Brigadir J di RSUD Sungai Bahar, Minta Tuhan Tunjukkan Kebenaran
Rosti Simanjuntak ibu Brigadir J tak kuasa menahan air matanya. Bulir-bulir kesedihan itu pecah, tatkala dirinya hadir di RSUD Sungai Bahar.
TRIBUNBATAM.id, JAMBI- Rosti nampak meraung sedih di kala proses Otopsi Jenazah Brigadir J dilakukan ulang di RSUD Sungai Bahar.
Ibunda mendiang Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J tersebut tak kuasa menahan kesedihannya.
Suasana pilu terasa mulai dari dirinya berada di lokasi pemakaman melihat pembongkaran makam sang anak.
Hingga sampai proses Otopsi Ulang dilakukan di rumah sakit.
Rosti Simanjuntak tak kuasa menahan air matanya. Bulir-bulir kesedihan itu pecah, tatkala dirinya tak kuat menahan kesedihan yang dia rasakan.
Baca juga: Kuasa Hukum Sebut Jaringan Tubuh Brigadir J Akan Dibawa ke RSCM Jakarta Jika Dibutuhkan
Baca juga: Komnas HAM Periksa CCTV dan Handphone Hari Ini, Usut Kasus Tewasnya Brigadir J
Baca juga: Jenazah Brigadir Yosua Diangkat dari Makam, Dibawa ke RSUD untuk Autopsi Ulang

Pilu nian, hingga raungan begitu kentara terdengar di antara sibuknya orang-orang yang sedang mengurus proses autopsi ulang anaknya.
Belum selesai kedukaan itu. Air matanya terus mengalir, disaksikan orang-orang yang ada di sana.
Demikian bentuk cinta kasih seorang ibu, yang tak bisa menerima kepergian anaknya yang dirasa janggal.
Pada Rabu (27/7/2022) pagi, orang-orang berdoa sebelum proses autopsi ulang Brigadir Yosua Hutabarat.
Prosesi ibadah masih dia coba untuk jalankan dengan kuat dan khusyuk.
Namun, kesedihan itu tak terbendung.
Tangis Rosti Simanjuntak pecah, sesaat tatkala acara ibadah atau doa dilakukan di makam Brigadir Yosua usai dilangsungkan.
Setelahnya, dia terus berjuang menahan air matanya yang terus tumpah, namun dia tak bisa.
Dia harus menyaksikan pusara anaknya digali kembali, untuk keperluan autopsi ulang yang dilakukan di RSUD Sungai Bahar.
Seketika, segala kenangan tentang anaknya membersamainya saat itu.
Kepiluan Rosti Simanjuntak memuncak saat doa penutup selesai dibacakan Pendeta yang hadir pada saat proses penggalian makam.
Dia hanyutkan kenangan itu dalam kata amin, agar kebaikan-kebaikan senantiasa membersamai anaknya.
Setelah penggalian sekitar satu jam, peti jenazah diangkat.
Itu adalah anaknya, Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat yang dia cintai.
Pilu nian hatinya jika mengingat apa yang terjadi sekitar dua pekan lalu, ketika anaknya tiba di rumah duka dalam kondisi tak bernyawa.
Dalam keterangan yang dia dapat, anaknya tewas usai baku tembak dengan seorang yang disebut-sebut sebagai Bharada E, di rumah Kadiv Propam yang menjabat saat itu, Irjen Pol Ferdy Sambo.
Tak ada yang menyana kepulangan anaknya akan membuat hati keluarga akan sepilu ini.
Ibu mana yang akan kuat melihat anaknya terbujur dan, seperti yang disampaikan pihak keluarga, mengalami luka di banyak bagian tubuh.
Sebagai ibu yang mencintai putranya, Rosti Simanjuntak ingin keadilan ditegakkan.
Dalam luapan emosionalnya, Rosti berulangkali menyebut nama Ibu Putri.
Sang 'inang' ingin meminta pertanggungjawaban atas kematian anaknya.
"Ibu putri, mana tanggungjawabmu, kita sama-sama ibu," demikian lirih itu terdengar di sela-sela penggalian makam pada Rabu pagi.
Hal tersebut beberapa kali diucapkan Rosti, sembari histeris sesaat makam sang anak digali.
Dia menuntut keadilan pada Tuhan, untuk anaknya.
Anaknya telah disiksa, demikian yang dia yakini, sehingga keadilan Tuhan adalah satu-satunya yang dia mohonkan saat ini.
Bersama suaminya, Samuel Hutabarat, pihak keluarga, dan segenap yang ikut membersamai mereka, dia berharap kebenaran itu akan terungkap.
"Anak saya disiksa, Tuhan tolong kami tunjukkan kebenaran!" dia menitip harap pada Tuhan.
Kini Rosti Simanjuntak akan menunggu kebenaran itu, menunggu keadilan dari Tuhan-nya, atas apa yang terjadi pada anaknya.
(TribunJambi/Mareza Sutan AJ)
Artikel ini telah tayang di TribunJambi.com dengan judul PILU! Raungan sang Ibu saat Proses Autopsi Ulang Brigadir Yosua, "Tuhan, Tunjukkan Kebenaran!"