PENEMBAKAN DI RUMAH KADIV PROPAM
Komnas HAM Sebut Para Ajudan Ferdy Sambo Masih Tertawa-tawa Sebelum Bharada E Tembak Brigadir J
Komnas HAM telah memeriksa 6 ajudan Ferdy Sambo. Dari pemeriksaan ditemukan fakta menarik, di antaranya suasana antara para ajudan sebelum penembakan.
TRIBUNBATAM.id- Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengurai pengakuan para ajudan Irjen Ferdy Sambo menjelang peristiwa penembakan Brigadir J oleh Bharada E.
Menurut pengakuan para ajudan Irjen Ferdy Sambo yang diperiksa secara terpisah itu, mereka masih dalam kondisi yang rukun saat sebelum peristiwa penembakan.
Bahkan di antara mereka masih tertawa-tawa bersama, tanpa ada ketegangan.
Temuan menarik ini didapati Komnas HAM saat pemeriksaan enam orang ajudan Irjen Ferdy Sambo terkait tewasnya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J alias Brigadir Yosua.
Temuan itu terutama terkait tentang apa dan bagaimana situasi yang melingkupi Brigadir Yosua sebelum ajalnya pada 8 Juli 2022, yang oleh polisi berdasar keterangan resmi Mabes Polri disebut tewas dalam baku tembak dengan Bharada E di kediaman dinas Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Komnas HAM telah meminta keterangan kepada para ajudan Irjen Ferdy Sambo yang berjumlah enam orang selama enam jam, Selasa lalu (26/7/2022).
Baca juga: Rekaman CCTV Ungkap Brigadir J Masih Hidup, Sempat Tes PCR Sepulang Dari Magelang
Baca juga: Komnas HAM Ungkap Empat Poin Penting Temuan CCTV Terkait Tewasnya Brigadir J
Dari pantauan Tribunnews.com di lokasi, Bharada E datang secara terpisah dengan 5 ajudan lainnya. Pemeriksaan Bharada E selesai lebih lama dibandingkan dengan lima ajudan lainnya.
Lima ajudan Irjen Ferdy Sambo selesai diperiksa pukul 16.25 WIB. Sedangkan Bharada E selesai diperiksa dan meninggalkan Komnas HAM pada pukul 18.24 WIB.
Satu ajudan yang belum hadir diketahui saat ini keberadaannya masih di luar kota. Komnas HAM akan menjadwalkan ulang untuk proses pemeriksaan yang bersangkutan.
Bharada E, ajudan Ferdy Sambo yang menembak Brigadir Yosua memberikan sejumlah pengakuan kepada Komnas HAM.
"Sebelum Jumat (hari kematian Brigadir J) kami tarik ke belakang, kami tanya semua apa yang terjadi, bagaimana peristiwanya, bahkan kondisinya kayak apa, itu salah satu yang penting. Misalnya begini, kondisinya bercanda-canda tertawa atau tegang, itu kami tanya," kata Komisioner Komnas HAM Choirul Anam saat jumpa pers di Kantor Komnas HAM.
Choirul Anam menjelaskan, para ajudan Ferdy Sambo yang diperiksa menyatakan kalau mereka masih tertawa-tawa saat itu.
Rentang waktunya bahkan sangat dekat dengan insiden penembakan tersebut.
"Beberapa orang yang ikut dalam forum (perkumpulan) itu ngomongnya memang tertawa. Itu yang kami tanya. Jadi kami lihat spektrum bagaimana kondisinya," Choirul Anam menjelaskan.
Sayangnya, Choirul Anam tidak menjelaskan secara detail topik apa yang sedang dibahas para ajudan sehingga membuat mereka tertawa.