FEATURE
Keripik Singkong Tiga Serangkai Batam, Awalnya Usaha Rumahan Kini Rambah Negeri Jiran
Keripik Singkong Tiga Serangkai awalnya hanya usaha rumahan yang digeluti oleh pasangan Maidi dan Aklima. Kini keripik itu merambah negeri jiran.
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Aroma keripik singkong tercium harum dari asap kuali penggorengan di rumah produksi keripik singkong Maidi (54), Jalan Kavling Baru, Blok C7, Kelurahan Sungai Langkai, Kecamatan Sagulung, Kota Batam, Kamis (28/7/2022) siang.
Tampak seorang pekerja tengah serius mengaduk-aduk keripik yang terendam minyak di kuali.
Tangannya begitu cekatan mengolah singkong menjadi kepingan-kepingan halus keripik.
Dari rumah produksi, ratusan keripik yang sudah digoreng kemudian diangkut ke pabrik dan workshop milik Maidi yang lokasinya tidak jauh dari rumah produksi.
Di pabrik itulah keripik dikemas dan di packing rapi menjadi produk siap edar dan dipasarkan.
Saat Tribunbatam.id ke lokasi, terlihat dua ibu rumah tangga dibantu Aklima DJamaris (51), istri Maidi mengemas produk.
Setiap hari, 180 kilogram hingga 200 kilogram keripik diproduksi dan kemas di pabrik Maidi yang belum lama ini dilaunching.
Keripik Singkong Tiga Serangkai, begitu nama produk usaha Maidi dan keluarga.
Dari awalnya usaha sampingan, kini menjadi usaha andalan keluarga.
Bahkan dari usaha itu, Maidi bisa mengirim dua anaknya kuliah di Universitas ternama di Kota Surabaya, Jawa Timur.
Keripik singkong Tiga Serangkai Maidi dapat ditemui dengan mudah di gerai Alfamart di Kota Batam.
Ada berbagai macam produk keripik yang diproduksi Maidi dan istri.
Yang paling terkenal dan banyak digemari yakni keripik original dan Pedas Manis. Jika Anda berbelanja ke gerai Alfamart dapat dengan mudah menemukan kedua produk UMKM tersebut tertata di rak.
"Di Alfamart kita ada produk keripik singkong original dan keripik pedas manis, masing-masing produk itu punya cita rasa yang khas, enak dan pas untuk jadi cemilan sehari-hari," kata Maidi ditemui di pabrik keripik singkong miliknya yang belum lama ini dilaunching.
Ia mengakui sejak produk keripiknya merambah gerai Alfamart, keripik singkong Tiga Serangkai makin dikenal.
Ia berharap kerjasama dengan Alfamart kedepan makin membuat usaha keripik singkong mereka maju dan berkembang.
Tak cuma keripik singkong original dan pedas manis yang diproduksi Maidi dan keluarga.
Produk lain yakni keripik pedas udang dan keripik singkong rasa kunyit.
"Sama seperti original dan pedas manis, keripik kunyit dan pedas udang atau keripik ebi memiliki ciri khas gurih dan enak untuk jadi cemilan,"ucapnya.
Beberapa konsumen membelinya untuk menjadi tambahan hidangan saat makan sate, lontong dan makan siang. Cita rasa yang gurih, manis, pedas, dan udang membuat makan siang menjadi lebih bercita rasa.
Soal harga, ia menjamin semua produk keripik singkong yang dipasarkan terjangkau kantong semua kalangan.
Berawal saat Usaha Macet
Setiap usaha pasti punya sejarah. Pun demikian dengan keripik singkong Tiga Serangkai yang dikembangkan oleh Maidi dan istri, Aklima Djamaris.
Kisah bermula pada 1991 saat Maidi dan istri memutuskan meninggalkan tanah Padang, Sumatera Barat menuju ke Batam.
Pria lulusan SMA ini mengajak istri untuk mengadu nasib ke Kota Batam, Kepulauan Riau.
Mereka berharap bisa mengubah hidup di kota segantang lada.
Di Batam, Maidi bekerja apa saja agar bisa bertahan hidup bersama istrinya.
Ia pernah jadi buruh bangunan, kemudian masuk dunia kontraktor, lalu kemudian menjadi pedagang kaos kaki keliling Kota Batam.
Selama Maidi menekuni berbagai pekerjaan, sang istri membuat kue dan keripik kecil-kecilan di rumah.
Aklima, istri Maidi menjual kue dan keripik buatannya ke warung-warung di sekitar tempat tinggal.
Sampai suatu saat, pada tahun 2005 usaha yang dilakoni Maidi macet.
Dalam kebingungan dan keresahan, Maidi melihat istrinya yang setiap malam menekuni keripik singkong di dapur.
Ia pun lantas berpikir kenapa tidak terjun saja bersama istri menjual usaha keripik singkong. Siapa tahu bisa berkembang.
"Jadi setelah usaha saya macet, saya memutuskan berjualan keliling kaos kaki di pasar. Eh tak lama, tempatnya kena gusur. Pas digusur, saya lihat istri saya hari-hari menggoreng keripik, tapi menggorengnya terlalu lama, dari pagi sampai malam dengan 10 kilo, 15 kilo. Dari situ saya ambil inisiatif bagaimana mengembangkan usaha istri lebih besar,"ucap Maidi.
Berbekal modal Rp 600 ribu, Maidi pun bergabung bersama istri mengelola usaha keripik singkong.
Maidi pun terus mencari jalan keluar bagaimana pangsa keripik mereka melebar.
Ia pun bekerja sama dengan UMKM Batam dan mendapatkan pembinaan dan pelatihan usaha. Ia pun ikut serangkaian kegiatan bazar dengan membangun stand.
Tak lama, Maidi memutuskan untuk mencoba membangun stand sendiri untuk memperkenalkan produk keripik Tiga Serangkai. Perlahan-lahan pasar keripik singkong Maidi dan istri mulai menggeliat.
Ia pun mencoba memasukan produknya ke sejumlah minimarket, pusat perbelanjaan di Kota Batam.
"Kunci kalau kita berbisnis kita harus berani dan punya inisiatif. Berani mencoba, terus mencari peluang, biar produk kita banyak dikenal orang,"ucapnya.
Pangsa pasar Keripik Singkong Tiga Serangkai pun berkembang.
Tak hanya konsumen lokal Batam yang membelinya, namun juga warga Malaysia dan Singapura yang berkunjung ke Batam.
Karena mulai mendapatkan konsumen negeri jiran, Maidi memutuskan membuka stand di gerai perbelanjaan di Malaysia dan Singapura.
Pintu peluang kembali terbuka lebar ketika Alfamart menggelar kegiatan pelatihan pemberdayaan UMKM.
Usaha Maidi pun masuk dalam lima UMKM yang lolos dalam pembinaan tersebut.
"Kebetulan oleh pihak Alfamart usaha kita keripik Tiga Serangkai terpilih dalam lima UMKM pilihan. Alhamdulillah semenjak bisa masuk Alfamart, pengorderan produk kita sangat baik sekali, penjualan alhamdulillah lancar," kata Maidi. (TRIBUNBATAM.id/Aminuddin)