FEATURE

Cerita Yanti Berburu Lowongan Kerja di Batam, Selalu Bawa Surat Lamaran Kerja di Tas

Sudah puluhan lowongan kerja di Batam dicoba Yanti. Namun hingga 8 bulan di Batam, belum ada panggilan kerja untuknya.

Penulis: Beres Lumbantobing | Editor: Dewi Haryati
tribunbatam.id/Beres Lumbantobing
Ratusan pencari kerja, termasuk Yanti saat mengikuti Job Fair di kampus UPB Batam di Tembesi, Jumat (12/8/2022). 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Dunia pekerjaan di Batam kian sulit. Banyak pencari kerja (pencaker) yang mengaku mulai kewalahan untuk mendapatkan kerja.

Tak hanya lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA), lulusan pendidikan tinggi (Sarjana) juga merasakan hal yang sama.

Meski sudah punya latar belakang gelar pendidikan, namun itu pun tak menjamin lapangan pekerjaan akan terbuka baginya.

Inilah yang dirasakan Yanti, wanita lulusan Sarjana dari Kampus Universitas Negeri Padang.

Menjadi anak rantau di Batam, ia mengaku sulit mendapat pekerjaan yang diharapkan.

“Susah cari kerja sekarang, kita harus berani turunkan level. Kalau tidak, kita akan lama jadi pengangguran,” ujar Yanti di lokasi Job Fair kampus Universitas Putera Batam (UPB) di Tembesi, Jumat (12/8/2022) siang.

Yanti mengaku baru saja selesai mengantarkan berkas lamaran kerja ke loket meja Job Fair PT Pegatron Batam.

Dokumen lamaran kerja yang diantarnya itu bukan kali pertama ia melamar kerja.

Baca juga: DAFTAR Perusahaan yang Buka Lowongan Kerja di Job Fair Kampus UPB Batam, Cek Posisi yang Dicari

Sedikitnya sudah ada puluhan lamaran yang pernah dikirimnya. Namun tak kunjung ada panggilan kerja.

Sebenarnya Yanti mengaku kesal, namun ia harus menambah rasa sabarnya.

Apalagi Yanti sudah menganggur delapan bulan lamanya di Batam, sejak ia memutuskan untuk merantau meninggalkan kampung halamannya.

Di Batam, Yanti tinggal di rumah keluarganya.

Selama delapan bulan ini, praktis tak ada pemasukan untuknya.

Ia hanya bisa bersabar. Tak ada pilihan lain.

Ia sudah berusaha mengirimkan lamaran kerja. Beragam perusahaan industri ia datangi. Kirim lamaran lewat e-mail pun sudah dilakukannya berulang kali. Namun hasilnya masih nihil.

“Cari kerja di Batam itu tak seperti cerita orang-orang dulu ya. Ternyata begini, lumayan susah,” ujar Yanti.

Kini ia hanya bisa menunggu, berharap ada panggilan kerja dari banyaknya lamaran yang telah dikirimnya.

Sempat terpikirkan, Yanti ingin meninggalkan Batam pulang ke kampung halaman. Namun, lagi-lagi perjuangannya merantau belum membuahkan hasil hingga akhirnya ia memilih menetap dan bersabar menunggu di Batam.

Baca juga: Lowongan Kerja di PT Pegatron dan PT Simatelex Batam, Paling Diburu Selama Job Fair

Fresh graduate lulusan Sarjana Pendidikan ini mengaku, sebelumnya sempat ditawari pekerjaan menjadi seorang tenaga pengajar di kampung halamannya di Solok.

Namun ia menolak lantaran gaji yang tak sebanding dengan kebutuhan.

Siang itu terik matahari cukup panas, Yanti tampak mengusap keningnya sembari memasukan dokumen berkasnya ke dalam tas.

Setelahnya ia pun bergegas keluar dari Gedung S kampus UPB tempat pelaksanaan Job Fair.

Yanti selalu membawa tas ranselnya. Di dalam tasnya berisi dokumen kelengkapan lamaran kerja. Jika sewaktu-waktu ia melihat lowongan kerja, maka Yanti siap mengantarkan lamaran.

Tak hanya Yanti, sejumlah pencaker lulusan sarjana dari daerah Sumatera, Jawa dan Jakarta juga mendatangi Gedung S kampus UPB Batam, mencari peruntungannya.

Masing-masing pencaker itu membawa tas. Ada yang menenteng map merah lamaran kerja. Satu per satu mereka memasuki kawasan kampus UPB.. (TRIBUNBATAM.id/bereslumbantobing)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved