PENEMBAKAN DI RUMAH KADIV PROPAM
Komnas HAM Ungkap Ternyata Ancaman Pembunuhan ke Brigadir J Itu Datang dari Kuat Maruf Bukan Squad
Komisioner Komnas Hak Asasi Manusia (HAM) Choirul Anam mengungkap 'skuad' yang ancam akan bunuh Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat adalah Kuat Maruf
TRIBUNBATAM.id- Komnas Hak Asasi Manusia (HAM) mengungkap ternyata ancaman pembunuhan yang sempat didapatkan Brigadir J bukan dari Squad Lama.
Terungkap jika Squat yang dimaksud oleh Brigadir J adalah Kuat Maruf, satu di antara tersangka pembunuhan berencana tersebut.
Hal itu seperti dikemukakan oleh Komisioner Komnas Hak Asasi Manusia (HAM) Choirul Anam yang mengungkap 'skuad' yang mengancam akan membunuh Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Anam menyebut 'skuad' yang dimaksud bukanlah skuad lama ajudan Irjen Ferdy Sambo, melainkan ART Sambo yang menjadi tersangka, yakni Kuat Ma'ruf.
Brigadir J sebelumnya disebut pernah menerima ancaman pembunuhan dari 'skuad lama' sebelum tewas ditembak.
H-1 tewas, Brigadir J memang disebut curhat kepada sang kekasih, Vera Simanjuntak mendapatkan ancaman.
Sambil menangis, Brigadir J bahkan sempat meminta kekasihnya untuk mencari pria lain.
Baca juga: Kamaruddin Simanjuntak Sebut Hubungan Brigadir J dan Putri Candrawathi Seperti Ibu dengan Anak
Baca juga: Bibi Brigadir J Ungkap Kedekatan Keponakannya dan Keluarga Ferdy Sambo, Yosua Sering Lakukan 4 Hal
Vera mengira Brigadir J sakit hingga akhirnya muncul lah pengakuan tentang ancaman pembunuhan tersebut.
Brigadir J menyebut istilah 'skuat atau squad lama ' yang mengancamnya.
Sebutan 'skuat' yang dimaksud bukanlah 'squad lama' melainkan Kuat Maruf.
Belakangan diketahui, sosok 'skuad lama' yang dimaksud bukanlah sesama ajudan atau sopir dari kalangan anggota Polri.
Sosok itu adalah sopir dan ART istri Irjen Ferdy Sambo, Kuat Ma'ruf.
Tak hanya itu, Kuat Maruf juga ikut bersama Ferdy Sambo merencakanan pembunuhan terhadap polisi asal Jambi tersebut.
Walau hanya sebagai asisten rumah tangga yang merangkap sopir, Kuat Maruf diikutsertakan Ferdy Sambo dalam menyusun rencana jahat.
Hal itu diungkap HAM Choirul Anam setelah melakukan pemeriksaan terhadap Vera Simanjuntak.