FEATURE

Kisah Perantau Asal Pariaman di Batam, Kena PHK hingga Jadi Tukang Pangkas Rambut

Hampir semua model potongan rambut dikuasai Ery Wahyudi, perantau asal Pariaman yang kini jadi warga Batam. Dulunya ia sempat kerja di PT dan di-PHK

Editor: Dewi Haryati
tribunbatam.id/Ichwan Nur Fadillah
Eru Wahyudi (46), perantau asal Pariaman di Batam saat sedang memangkas rambut pelanggannya, Jumat (26/8/2022) 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Tangan Eru Wahyudi (46), perantau asal Pariaman, Sumatera Barat di Batam, tampak cekatan saat bekerja.

Berprofesi sebagai tukang pangkas rambut, pria yang kini jadi warga Batam ini telaten melayani permintaan para pelanggannya.

Hampir semua model potongan rambut dikuasainya, baik untuk pelanggan anak-anak, remaja, hingga dewasa.

Jika tak begitu, pelanggan bisa lari ke lain hati.

Tidak hanya soal pangkas memangkas, pelayanan ekstra pun menjadi andalannya selama bekerja menjadi tukang pangkas rambut.

"Ya, kita ada pijit kepala juga. Ini yang buat pelanggan rata-rata dewasa, balik lagi ke sini," ungkapnya kepada Tribun Batam, Jumat (26/8/2022).

Keahlian ini sudah lama Eru pelajari dari rekannya sesama tukang pangkas asal Pariaman.

Baca juga: KISAH Pria Lulusan SD yang Kerap Ditipu Orang, Kini Sebulan Beromzet Rp 500 Juta

Bahkan, bermodalkan keahlian ini, bapak tiga anak itu bisa menghidupi keluarga kecilnya.

Meski tak seberapa, tetapi usahanya untuk mencari rezeki bisa bermacam-macam. Ia juga menjual barang-barang berupa pakaian dan sepatu via online shop.

"Kalau sekarang, saya dapat Rp 70 ribu atau Rp 80 ribu sehari. Kalau pas lagi jaya-jayanya mangkas dulu, bisa Rp 300 ribu satu hari," katanya lagi sambil terus memangkas.

Ia bercerita, sebelum menjadi tukang pangkas, dirinya sempat bekerja di salah satu perusahaan ternama di Batam, PT Profab.

Namun, gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kala itu membuatnya harus berpisah dengan perusahaan tersebut.

Tapi Eru tak terlalu kecewa. Sebab baginya, rezeki sudah diatur oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.

"Saya sempat di PT McDermott sebelum terjun lagi ke pangkas rambut. Tapi, harus kena pengurangan lagi. Sekarang, cari kerja di Batam tak semudah dulu. Harus sabar-sabar," tambahnya.

Pria yang tinggal di Perumahan Taman Raya ini berharap, ia dapat kembali dipanggil oleh PT McDermott Indonesia.

Apalagi perusahaan tersebut bakal kembali merekrut karyawan sebanyak 12 ribu orang ke depannya.

Harapannya tak berlebihan, Eru yang mulai menata hidup di Batam sejak 1998 silam memiliki pengalaman cukup mumpuni di perusahaan yang bergerak pada bidang minyak dan gas.

Selama hidup 24 tahun di Batam, dirinya pun sudah membekali diri dengan berbagai sertifikat pelatihan.

"Ya harapan kita, ekonomi di Batam kembali bangkit pasca pandemi ini. Semoga saja bisa terpanggil lagi, apalagi anak juga mau kuliah dan dua masih SMA dan SMP," ungkapnya.

Walau sulit, Eru yakin, kondisi sulit saat ini bisa dilewatinya.

Ia tak berpangku tangan meski sudah memasuki usia senja.

Apa saja pekerjaan halal bakal dicoba. Asal urusan "kampung tengah" keluarga terpenuhi.

Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Batam sendiri mencatat, ada 11.536 orang pengganguran per Juni 2022.

Angka itu sudah turun cukup jauh jika dibandingkan tahun lalu yang mencapai 39.242 orang.

Untuk klasifikasi jenjang pendidikan para pengangguran, ada yang hanya mengenyam tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Perguruan Tinggi (PT).

"Saya berdoa semuanya lancar-lancar saja. Sama seperti saya meniti hidup di Batam pertama kali," harap Eru.

(tribunbatam.id/ichwannurfadillah)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved