LINGGA TERKINI
Warga Lingga Keluhkan Harga Tiket Kapal Terbaru Imbas Naiknya Harga BBM
Naiknya harga BBM berimbas pada harga tiket kapal dari dan menuju Lingga. Warga pun keberatan dengan naiknya harga tiket kapal hingga 20 persen ini.
Penulis: Febriyuanda | Editor: Septyan Mulia Rohman
LINGGA, TRIBUNBATAM.id - Harga tiket kapal imbas naiknya harga Bahan Bahan Minyak (BBM) jadi sorotan warga Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri.
Apalagi setelah Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Ansar Ahmad mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Nomor: 1065 Tahun 2022 yang mengatur tentang harga tiket kapal terbaru imbas naiknya harga BBM sejak Sabtu, 3 September 2022 itu.
Dalam Surat Keputusan yang mengatur tentang Tarif Angkutan Penumpang Umum Dalam Negeri Antar Kabupaten/Kota Dalam Wilayah Provinsi Kepri, mengumumkan harga tiket kapal dari dan menuju Lingga naik sebesar 20 persen.
Salah satunya pelayaran kapal Fery ke Kabupaten Lingga, baik itu dari Batam maupun Tanjungpinang.
Hal itu dikeluhkan oleh warga Lingga.
Baca juga: Menanti Penegak Hukum Bongkar Dugaan Penimbunan BBM Solar Subsidi di Lingga

Banyak dari mereka yang keberatan dengan kenaikan ini.
Apalagi banyak warga rantau yang sering menggunakan jasa transportasi laut untuk pulang ke Lingga.
Seperti halnya Aini Sapitri, salah seorang warga Senayang yang kini merupakan mahasiswi di Tanjungpinang.
Dalam waktu dekat ini, dia pun berencana untuk pulang ke Lingga.
Namun penyesuaian harga tiket yang awalnya hanya Rp 160 ribu naik menjadi Rp 192 ribu dari Tanjungpinang ke Senayang, membuatnya sangat tidak setuju.
"Karena memberatkan kami sebagai mahasiswa, kantong pas-pasan apalagi yang biaya hidupnya tak bergantung sama orang tua, terutama faktor ekonomi keluarga juga," kata Aini kepada TribunBatam.id.
Kenaikan harga tiket ini juga diresahkan warga Lingga, Desi Ridwan yang saat ini tinggal di Batam.
Menurutnya, kenaikan harga tiket ini sangat merugikan dan menyusahkan mereka sebagai anak perantauan.
Baca juga: Program Kepri Terang, PLN Targetkan Kabel Bawah Laut Trase Lingga Batam Selesai 2023
"Bayangkan jika kami membawa sanak keluarga yang cukup banyak ke kampung halaman, uang yang harusnya bisa disisihkan untuk keperluan di kampung atau sekedar memberi orang tua, kini habis begitu saja di ongkos transportasi laut," ungkapnya.
Desi menilai, keresahan yang sama pasti dirasakan anak-anak perantauan sepertinya.