BERITA KRIMINAL
Guru Honorer Ketahuan Cium dan Pegang Bagian Sensitiv Siswi SMP di Perpustakaan Sekolah
Seorang Guru honorer SMP membawa Siswinya ke ruang perpustakaan kemudian memegang beberapa bagian sensitif dan menciumnya dengan paksa. Korban ketakut
TRIBUNBATAM.id, NTT – Oknum Guru Honorer melakukan tindakan asusila kepada siswinya di sebuah perpustakaan sekolah.
Kejadian ini terungkap ketika teman-teman korban melihat korban menangis usai keluar dari ruang perpustakaan.
Dari pengakuan korban kepada teman-temannya, dia di dalam perpustakaan mendapatkan perbuatan asusila dari oknum guru tersebut.
Akibat peristiwa ini, orang tua korban yang tidak terima kemudian melapokan kasus ini ke polisi.
Berikut kronologis pencabulan yang dilakukan oleh oknum guru honorer:
Baca juga: Suami Siram Air Keras ke Istrinya Karena Korban Tolak Berhubungan Badan Dengan Pria Lain
Baca juga: Oknum Polisi di Cirebon Rudapaksa Anak Tiri, Korban Masih Duduk di Bangku SD
Baca juga: Kapolri Jenderal Listyo Sigit Digugat Oleh Korban Pemerkosaan yang Kasusnya Kini Dihentikan
Seorang siswi SMP mengalami nasib memilukan di lingkungan sekolah.
Sang siswi yang hari itu pergi ke sekolah untuk belajar, justru menjadi korban perbuatan tak senonoh oknum guru honorer di tempatnya menimba ilmu.
Siswi berumur 14 tahun menjadi korban pencabulan oknum guru honorer tersebut di perpustakaan sekolah.
Praktis, nasib yang dialami seorang siswi SMP di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu membuat geger sivitas sekolah tersebut.
Identitas oknum guru honorer yang diduga mencabuli siswi SMP berusia 14 tahun itu diketahui berinisial RBK (34).
Mirisnya, RBK tega melakukan aksi bejatnya tersebut di perpustakaan sekolah.
Melansir dari Kompas.com, peristiwa tersebut bermula ketika pihak sekolah membagikan vitamin kepada para pelajar pada Sabtu (17/9/2022).
Kabid Humas Polda NTT, Kombes Pol Ariasandy mengatakan, korban saat itu tidak mau minum vitamin yang diberikan pihak sekolah.
Pelaku RBK kemudian memisahkan korban dari murid lainnya dengan membawanya ke perpustakaan setelah sekolah usai.
Ariasandy mengatakan, teman-teman korban yang saat itu sudah curiga memutuskan untuk menunggu siswi itu di depan pintu gerbang sekolah.