BATAM TERKINI
Biaya Hidup Bayi di Kepri Termahal di Indonesia, 4 Perusahaan di Batam Peduli Stunting
Biaya minimal hidup bagi bayi di Kepri termasuk dalam daftar tertinggi di Indonesia. Kini, empat perusahaan di Batam ikut memerangi stunting.
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Saat ini, ada empat perusahaan di Batam Provinsi Kepri turut berkontribusi untuk percepatan penurunan stunting.
Ke empat perusahaan tersebut antara lain, Rumah Zakat, PT Panasonic, PT Eco Green, dan Mc Dermott.
"Jumlah balita yang sudah diasuh oleh perusahaan ini sebanyak 45 balita. Kemudian dengan anggaran yang sudah disiapkan mereka Rp 258 juta," ujar Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kepri Rohina, Rabu (19/10/2022).
Diakuinya Provinsi Kepri masuk dalam biaya minimal hidup tertinggi untuk seorang bayi di Indonesia dengan kisaran Rp740 ribu.
"Dibandingkan dengan provinsi lain yang ada di Indonesia maka Kepri salah satu yang tertinggi. Karena Kepri adalah provinsi kepulauan yang hanya 4 persen darataan sisanya laut , sehingga biaya hidupnya tinggi," ujat Rohina.
Selain itu, Kepri yang bukan termasuk dalam provinsi penghasil bahan pangan juga menjadi salah satu faktor biaya hidup di wilayah tersebut tinggi.
"Kepri juga tidak menghasilkan bahan pangan secara utuh, jadi kalau dilihat dari hasil penelitian, Kepri ini yang tidak merah (bahan pangan) hanya ikan,
yang lainnya merah," kata dia.
Baca juga: 72 Calon Anggota Panwascam Batam Lolos Tes Tertulis, Cek Jadwal Tes Wawancara
Dengan begitu pihaknya mengimbau kepada seluruh masyarakat Kepri untuk melakukan pencegahan stunting pada proses tumbuh kembang bayi sejak awal kehamilan hingga usia dua tahun atau pada 1.000 hari pertama kehidupan.
"Cegah stunting sekarang demi masa depan bangsa, mari kita mulai dari masyarakat kecil yaitu keluarga. Ayo cegah stunting agar keluarga bebas stunting," katanya.
Adapun sejumlah upaya yang dilakukan oleh BKKBN sebagai Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia di antaranya melakukan kerja sama dengan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), melakukan pendampingian terhadap calon pengantin, hingga bayi yang terindikasi stunting akan mendapatkan pendampingan dari tim pakar.
"Kemudian apa saja yang bisa dilaksanakan, kemudian dapat didampingi oleh tim pakar, misalnya anak itu masuk kategori stunting karena apa , apakah karena makanan yang kurang atau karena kesehatannya. Nanti ada tim pakar yang audit terkait kondisi anak tersebut. Demikian di harapakan stunting tidak ada lagi di Batam ini," paparnya. (TRIBUNBATAM.id / Roma Uly Sianturi)