WISATA ANAMBAS

Wisata Anambas, Pulau Pangeran Suguhkan Pesona Laut Biru dan Masuk Desa Kreatif

Dengan harga tiket masuk yang terbilang murah, yakni sebesar Rp 5.000, pengunjung dapat menikmati suasana yang disuguhi wisata Pulau Pangeran Anambas

Penulis: Novenri Halomoan Simanjuntak | Editor: Dewi Haryati
tribunbatam.id/istimewa
Wisata Pulau Pangeran, Kabupaten Kepulauan Anambas jadi salah satu destinasi healing atau menenangkan pikiran yang cocok bersama keluarga, pasangan dan juga teman 

ANAMBAS, TRIBUNBATAM.id - Desa Belibak, Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki satu destinasi wisata yang cocok untuk mengisi hari liburan anda sebagai traveler mania.

Destinasi wisata di Anambas ini disebut Pulau Pangeran dan berlokasi di sekitar pemukiman warga Desa Belibak, Kecamatan Palmatak.

Sebagai salah satu keragaman wisata bahari di Anambas, Pulau Pangeran dapat menjadi satu dari sekian referensi healing atau menenangkan pikiran dari aktivitas maupun pekerjaan anda selama sepekan.

Gugusan pulau hijau dengan gradiasi hijau dan biru pantainya serta terumbu karang yang ada begitu menawan.

Hal itu tentu memanjakan mata dan menenangkan jiwa bagi setiap penikmatnya.

Konsep wisata Pulau Pangeran yang dikemas oleh BUMDes dan Pokdarwis di sana, bercirikan budaya Melayu yang kental.

Saat memasuki pulau ini, anda akan disambut arsitektur gapura tanjak.

Baca juga: Masuk Daftar Desa Kreatif, Wisata Pulau Pangeran Desa Belibak Anambas Terus Berbenah

Tanjak sendiri, merupakan topi ciri khas Melayu Kepulauan Riau.

Biasanya di bangunan itu kerap dijadikan obyek berswafoto bagi para pengunjung.

Diketahui, saat ini destinasi wisata Pulau Pangeran menjadi salah satu tujuan pengunjung berlibur di akhir pekan dan pada hari besar lainnya.

Tak sedikit pula wisatawan lokal bahkan mancanegara berkunjung ke sana untuk stay cation atau berlibur.

Wisata Pulau Pangeran, Kabupaten Kepulauan Anambas jadi salah satu destinasi healing atau menenangkan pikiran yang cocok bersama keluarga, pasangan dan juga teman
Wisata Pulau Pangeran, Kabupaten Kepulauan Anambas jadi salah satu destinasi healing atau menenangkan pikiran yang cocok bersama keluarga, pasangan dan juga teman (tribunbatam.id/istimewa)


Mereka biasanya berlibur di akhir pekan hingga hari besar bersama pasangan, teman dan keluarga.

Di sana mereka dapat menikmati sejumlah kegiatan seperti diving, snorkeling hingga bermain wahana air sambil menikmati sajian kuliner yang dijajakan oleh warga.

Fasilitas di Pulau Pangeran

Dengan harga tiket masuk yang terbilang murah, yakni sebesar Rp 5.000, pengunjung dapat menikmati suasana yang disuguhi wisata Pulau Pangeran.

Bagi pengunjung yang ingin bermandi ria secara leluasa dan puas dapat berenang di garis Pantai Pulau Pangeran.

Kepala Desa Belibak, Marzuki juga mengatakan, ada berbagai fasilitas lainnya yang tersedia dan dapat dinikmati oleh setiap pengunjung.

Namun, beberapa fasilitas maupun sarana prasarana itu tentunya dikenakan biaya penggunaan yang masih relatif murah dan tak menguras kantong celana.

Mulai dari permainan komedi putar dan kincir-kincir dikenakan biaya Rp 10.000 bagi setiap pengunjung.

Selain itu, tersedia pula wahana air seperti kendaraan ongkel dengan berbagai bentuk menyerupai wajah hewan air dengan biaya Rp 50.000 per jam.

Ada pula wahana ramah anak seperti kendaraan rel kereta api lintasan di area wisata Pulau Pangeran.

Destinasi wisata Pulau Pangeran di Desa Belibak, Kecamatan Palmatak Kabupaten Anambas Provinsi Kepulauan Riau
Destinasi wisata Pulau Pangeran di Desa Belibak, Kecamatan Palmatak Kabupaten Anambas Provinsi Kepulauan Riau (ist)


"Wisata Pulau Pangeran ini dikelola langsung oleh BUMDes dan juga POKDARWIS Desa Belibak guna menambah pendapatan desa," ucapnya.

Berikutnya ada juga fasilitas pondok-pondok hingga kamar mandi umum atau toilet yang dapat digunakan oleh para pengunjung.

"Di Pulau Pangeran kita juga ada fasilitas kolam renang air asin buatan. Kolam renang ini kita bangun dengan mengutamakan anak-anak maupun remaja yang beresiko berenang di pantai," sebutnya

Biaya masuk yang dikenakan bagi setiap pengunjung yang ingin menggunakan kolam renang buatan dikenakan biaya Rp 10.000.

"Selain itu ada juga kuliner atau makanan khas dari Desa Belibak yang dijual langsung oleh masyarakat di lokasi. Seperti lakse, bingke dan jajanan lainnya. Jadi pengunjung tidak perlu repot bawa makanan atau pun minuman dari luar," tutur Marzuki.

Masuk Desa Kreatif di Indonesia

Wisata Pulau Pangeran, Desa Belibak, Kabupaten Kepulauan Anambas ternyata termasuk dalam nominasi desa kreatif di Indonesa.

Wisata Pulau Pangeran dinobatkan satu dari sekian desa di Indonesia karena faktor keindahan alam baharinya yang memukau.

Penghargaan itu diberikan langsung oleh Asosiasi Desa Kreatif Indonesia (ADKI).

Dalam penghargaan itu, Desa Belibak menempati urutan ketiga dari 10 desa kreatif di Indonesia.

Posisi itu diraih setelah bersaing dengan sembilan desa lainnya di Indonesia.

Sebut saja Desa Bagot Parlondut di Kabupaten Samosir, Kapalo Banda Desa Nagari Taram di Sumatera Barat, Desa Burai di Sumatera Selatan, Desa Tumanggung di Magelang,

Desa Tegalarum Borobudur, Desa Kaliploso di Banyuwangi, Desa Wisata Gupruk di Mandalika, dan Desa Marinsow di Minahasa.

Dengan perolehan itu, Pemerintah Desa Belibak pun terus berbenah dan mendorong pengembangan sektor wisata khususnya Pulau Pangeran.

Pengunjung saat bermain di kolam renang air asin di wisata Pulau Pangeran, Desa Belibak, Kabupaten Kepulauan Anambas, belum lama ini
Pengunjung saat bermain di kolam renang air asin di wisata Pulau Pangeran, Desa Belibak, Kabupaten Kepulauan Anambas, belum lama ini (tribunbatam.id/istimewa)


Kepala Desa Belibak, Marzuki mengatakan, di tahun 2022 ini pihaknya telah menginisiasi untuk membangun taman kolam renang wisata Pulau Pangeran.

Pembangunan taman itu telah melewati proses koordinasi bersama sejumlah pihak seperti KKP, Pemerintah Daerah, Inspektorat, Kejaksaan hingga masyarakat desa.

"Rencana pembangunan taman ini menggunakan dana desa dengan biaya sebesar Rp 260 juta, oleh karena itu perlu bagi kita untuk berkoordinasi dengan pihak terkait agar kami tidak disangka menyalahi aturan," ucapnya, Senin (24/10/2022).

Dalam upaya membangun taman kolam renang Pulau Pangeran, sambungnya, telah mendapat apresiasi dan respon baik dari Pemda dan juga APH.

Marzuki sendiri menilai, pembangunan taman kolam renang wisata Pulau Pangeran dirasa perlu, guna mendukung penataan sarana dan prasarana wisata menjadi lebih indah dan nyaman bagi wisatawan.

"Penimbunan taman nantinya akan menggunakan tanah. Maka dapat kita pastikan pula, hal itu tidak akan mengganggu pemukiman masyarakat dan merusak ekosistem serta ruang hidup biota laut," terangnya.

Drinya pun berharap, pembangunan taman wisata pulau pangeran dapat meningkatkan jumlah pengunjung wisatawan serta mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal.

"Dengan pembangunan ini kiranya kita mendapat dukungan dari Pemda serta masyarakat semakin terbantukan khususnya dari perekonomian," pungkasnya.

Asal Usul Cerita Pulau Pangeran Desa Belibak

Sebelum dinobatkan sebagai desa kreatif oleh Asosiasi Desa Kreatif Indonesia (ADKI), Desa Belibak terkenal dengan legendanya yang merakyat hingga saat ini.

Desa Belibak yang terdiri lima pulau tersebut, dikisahkan menjadi salah satu tempat bermukimnya seorang pangeran asal Brunei Darussalam.

Kepala Desa Belibak, Marzuki menyampaikan, kisah pangeran Brunei Darusalam menjadi asal muasal penamaan Wisata Pulau Pangeran yang kini dikelola oleh pihaknya bersama BUMDes.

Sebagaimana diceritakannya, pada Abad ke- 17 di wilayah perairan Pulau Matak dikuasai oleh Dato Kaye Dewa Perkase, dimana mereka bermarkas di Gunung kute.

Gunung kute adalah kawasan perbukitan menjulang tinggi seperti gunung yang berada di Matak dan merupakan suatu tempat yang sangat strategis untuk dapat melihat keluar masuknya kapal - kapal yang melintas.

Setiap kapal dan perahu para pedagang yang melewati wilayah kekuasaan Dato Kaya Dewa Perkasa akan dihampiri dan dirampas barangnya oleh anak buah sang datok.

Pada suatu hari terdapat satu buah perahu yang sedang merapat di Pulau Belibok dan diketahui oleh anak buah Datok Kaya Dewa Perkasa.

Dari penglihatan itu, lantas mereka dengan segera melaporkan kejadian tersebut kepada penguasa wilayah itu.

Dato pun dengan tegas memerintahkan anak buahnya untuk menjemput orang - orang yang berada di perahu tersebut untuk dibawa menghadap dirinya di Gunung Kute.

Salah seorang anak buah perahu yang bernama Ki Batu ditinggalkan untuk dapat menjaga perahu tersebut. Setelah sampai di Gunung Kute, rombongan pun bertemu dengan Dato Kaye Dewa Perkase.

Dalam perjumpaan itu, Dato melihat salah seorang pemuda yang sopan dan berwibawa. Kemudian Dato meminta penjelasan dari pemuda tersebut, kenapa perahunya bisa sampai di Pulau Belibok.

Pemuda sopan tersebut pun dengan segera menjelaskan, bahwa mereka dalam perjalanan dari Brunei Darusalam untuk memenuhi undangan dari Pangeran Johor Baharu Malaysia.

Dalam perjalanan mereka mengalami badai laut dan cuaca hujan yang buruk beserta angin kencang, karena melihat situasi yang tidak memungkinkan untuk meneruskan perjalanan, pihaknya pun mencari tempat berlindung dan pada saat itu hanya ada satu pulau yang terdekat yaitu Pulau Belibok.

Rombongannya pun akhirnya memutuskan untuk merapat.

Diketahui, pemuda yang sopan dan berwibawa itu ialah seorang pangeran yang bernama Pangeran Merta.

Ia merupakan anak dari Pangeran Akhmad yang berasal dari Brunei Darusalam.

Setelah Dato Kaye Dewa Perkase mengetahui, bahwa dia adalah anak seorang bangsawan, maka pangeran tersebut ditinggalkan di Gunung Kute dan rombongan atau para pengikut pangeran yang lain diasingkan di Pulau Belibok.

Melihat perangai Pangeran Merta yang sopan dan baik, akhirnya Dato pun menjodohkan sang pangeran dengan putrinya, yaitu Putri Balau Selak.

Masih diuraikan Marzuki, dahulunya Pulau Belibok merupakan tempat persinggahan dan pengasingan bagi para pedagang atau anak buah perahu.

Semua orang yang meninggal di Gunung Kute, dimakamkan di Pulau Belibok yang bernama Tanjung Bunian.

"Di Pulau Belibok sendiri terdapat makam dari orang kepercayaan Pangeran Merta yang menjaga kapal disaat Pangeran Merta berada di Gunung Kute yaitu Ki Batu dan kuburnya bernama Keramat Ki Batu yang berada di Teluk Longke," terangnya.

Ia melanjutkan ceritanya, setelah menikah, Pangeran Merta dan istrinya diperintahkan oleh Dato Kaye Dewa Perkase untuk menempati Pulau Belibak hingga dalam beberapa masa, di Pulau belibak terjadi kemarau yang
Panjang dan kekeringan.

Akhirnya Dato mengajak pangeran dan istrinya untuk pindah di Pulau Nunse.

"Tidak lama kemudian mereka berpindah tempat lagi dari Pulau Nunse ke Teluk Antang kemudian dari Teluk Antang mereka melanjutkan perjalanan menuju ke Tarempa untuk bermukim dan mengembangkan daerah itu," kata Marzuki.

Meski belum ditemukan hasil penelitian secara ilmiah, namun beberapa situs makam bertuliskan arab melayu menjadi bukti bahwa, lokasi tersebut menjadi lokasi kedatangan orang-orang luar.

Akses ke Lokasi

Akses menuju wisata Pulau Pangeran pun cukup mudah, lantaran lokasinya berada di sekitar rumah warga.

Untuk menuju ke lokasi, wisatawan dapat menaiki transportasi laut speed boat dan juga pompong dengan biaya Rp 100 ribu sudah termasuk pulang pergi.

Jarak tempuh dari Pelabuhan Tarempa ke Desa Belibak sekitar satu jam menggunakan kapal pompong, sedangkan dengan speed boat bisa ditempuh dalam waktu 30 menit saja. (tribunbatam.id/Novenri Simanjuntak)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved