KESEHATAN

Peran Vital Saraf untuk Tubuh dan Penyebab Kerusakan yang Perlu Diwaspadai

Saraf adalah bagian vital yang menghubungkan organ-organ tubuh. Saking vitalnya peran saraf ketika terjadi kerusakan maka berpengaruh ke titik tubuh

Thinkstockphotos
Ilustrasi - Saraf adalah bagian vital yang menghubungkan organ-organ tubuh. Saking vitalnya peran saraf ketika terjadi kerusakan maka berpengaruh ke titik tubuh 

TRIBUNBATAM.id - Saraf adalah bagian vital yang menghubungkan organ-organ tubuh.

Saking vitalnya peran saraf, ketika terjadi kerusakan maka berpengaruh ke titik tubuh tertentu.

Saraf juga menjadi sinyal yang menggerakkan seluruh tubuh, yang tentu harus diperhatikan kondisinya.

Beberapa kondisi bisa merusak saraf, termasuk faktor asupan makanan yang bisa merusak saraf. 

Dilansir dari WebMD melalui kompas.com, ada lebih dari 100 penyebab kerusakan saraf dan berikut beberapa di antaranya:

Penyakit autoimun

Berbagai jenis penyakit autoimun dapat memunculkan gejala nyeri saraf dan kerusakan saraf.

Penyakit autoimun yang biasa menjadi penyebab kerusakan saraf termasuk:

  • Multiple sclerosis
  • Sindrom Guillain-Barré (suatu kondisi langka di mana sistem kekebalan menyerang saraf tepi)
  • Lupus
  • Penyakit radang usus

Kanker

Kanker dapat menyebabkan nyeri saraf dan kerusakan saraf dalam berbagai cara.

Dalam beberapa kasus, massa kanker dapat mendorong atau menghancurkan saraf tubuh kita.

Dalam kasus lain, jenis kanker tertentu dapat menyebabkan kekurangan nutrisi yang memengaruhi fungsi saraf.

Selain itu, beberapa jenis kemoterapi dan radiasi dapat menyebabkan nyeri dan kerusakan saraf pada individu tertentu.

Baca juga: 8 Tanda Kerusakan Saraf, Sering Kebas dan Lebih Sering Pipis

Baca juga: 10 Penyakit Saraf dan Gejalanya yang Penting Diketahui

Kompresi/trauma

Apa pun yang menyebabkan trauma atau kompresi saraf dapat menyebabkan nyeri dan kerusakan saraf.

Trauma kompresi termasuk saraf terjepit di leher, cedera remuk, dan sindrom lorong karpal (carpal tunnel syndrome/CTS).

Diabetes

Hingga 70 persen penderita diabetes menderita kerusakan saraf, yang menjadi lebih mungkin terjadi seiring perkembangan penyakit.

Kerusakan saraf karena diabetes adalah komplikasi serius dan dapat memengaruhi ketiga jenis neuron.

Saraf sensorik yang paling sering dipengaruhi diabetes, menyebabkan rasa terbakar atau mati rasa.

Jika Anda menderita diabetes dan mengalami gejala nyeri atau kerusakan saraf, Anda harus berkonsultasi dengan profesional medis sesegera mungkin.

Efek samping obat dan zat beracun

Berbagai zat yang masuk ke dalam tubuh secara sengaja atau tidak memiliki kemampuan untuk menyebabkan nyeri dan kerusakan saraf.

Ini termasuk beberapa obat kemoterapi untuk kanker dan obat-obatan tertentu yang digunakan untuk mengobati HIV.

Selain itu, penggunaan alkohol kronis adalah penyebab umum nyeri dan kerusakan saraf.

Zat beracun yang mungkin tertelan secara tidak sengaja, seperti timbal, arsenik, dan merkuri, juga dapat menjadi kerusakan saraf Anda.

Baca juga: Sebabkan Mati Rasa, Kenali Gejala Neuropati Perifer yang Serang Saraf

Baca juga: Dikenal dengan Saraf Terjepit, Pahami Penyebab dan Gejala Hernia Nukleus Pulposus

Penyakit saraf motorik

Neuron motorik adalah saraf di otak dan tulang belakang Anda yang berkomunikasi dengan otot di seluruh tubuh Anda.

Penyakit yang memengaruhi saraf ini, termasuk amyotrophic lateral sclerosis (penyakit ALS atau Lou Gehrig) dapat mengakibatkan kerusakan saraf yang semakin parah.

Defisiensi nutrisi

Kekurangan nutrisi tertentu, seperti vitamin B6 dan B12, dapat menimbulkan gejala nyeri dan kerusakan saraf, termasuk kelemahan atau sensasi terbakar.

Kekurangan nutrisi yang menyebabkan kerusakan saraf juga dapat terjadi akibat konsumsi alkohol yang berlebihan atau berkembang setelah operasi lambung.

Penyakit menular

Penyakit menular tertentu memiliki kemampuan untuk menyebabkan kerusakan saraf di tubuh Anda. Penyakit menular termasuk:

  • Penyakit Lyme
  • Virus herpes
  • HIV
  • Hepatitis C

Sekitar 2 persen dari total kasus neuropati dikaitkan dengan HIV/AIDs, yang dapat disebabkan oleh efek human immunodeficiency virus atau obat yang digunakan untuk mengobatinya.

Baca juga: Mengenal Disfagia, Kesulitan Menelan Akibat Kelainan Otot dan Saraf, Apa Bahayanya?

Baca juga: Rentan Serang Anak-anak, Apa Itu Mata Malas? Ketika Otot Mata dan Saraf Otak Tak Bekerja Sama

.

.

.

(TRIBUNBATAM.id)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved