PARIWISATA KEPRI AMAN
Pulau Dompak Punya Obyek Wisata Menarik, Selain Jadi Pusat Pemerintahan Pemprov Kepri
Selain sebagai pusat pemerintahan Pemprov Kepri, Pulau Dompak di Tanjungpinang memiliki sejumlah obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi
Penulis: Endra Kaputra | Editor: Dewi Haryati
TANJUNGPINANG, TRIBUNBATAM.id - Pulau Dompak terletak di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau.
Letak pulau ini berada di arah selatan dari pusat kota dan dihubungkan dengan dua jembatan, dengan daratan utama Kota Tanjungpinang di Pulau Bintan.
Pulau Dompak memiliki luas tanah 995 hektare.
Pulau Dompak merupakan pusat pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) saat ini.
Namun tahukah Anda, ternyata ada dua versi terhadap asal usul penamaan Pulau Dompak.
Versi pertama menyatakan sebelum kemerdekaan, pada masa Kerajaan Riau Lingga, Kampung Dompak Lama merupakan tempat persembunyian perompak.
Para perompak ini berasal dari sejumlah etnis, yakni Tionghoa, Bugis, Melayu, Thailand dan ada juga yang berasal dari Jawa.

Ketua perompak berasal dari etnis Tionghoa dan bertugas menyediakan peralatan dalam merompak.
Wilayah perompakan mereka berada di perairan Selat Malaka, termasuk beraksi merampok di daerah yang kini masuk wilayah Malaysia, Singapura dan Bintan.
Setiap selesai merompak, mereka beristirahat di sebuah kampung yaitu Dompak Seberang.
Kampung itu belum punya nama, tetapi telah bermukim sejumlah orang Tionghoa (Cina).
Kampung yang jadi lokasi tempat peristirahatan dan persembunyian itu diberi nama Kampung Lompak oleh orang Tionghoa.
Baca juga: Pusat Pemerintahan Kepri Makin Cantik, Taman Tun Telani Dilengkapi Wahana Bermain Anak
Nama itu mengandung pengertian kampung para perompak. Namun, aktivitas mereka di tempat ini tak bisa bertahan lama karena ditentang pihak Kerajaan Riau Lingga dan mereka dibasmi.
Setelah itu, oleh orang Melayu yang bermukim di sana, nama Kampung Lompak diubah menjadi Kampung Dompak yang mana artinya tetap sama yaitu kampung perompak.

Sementara versi kedua menyebutkan, di wilayah Dompak Seberang tepatnya di Kampung Dompak Lama adalah tempat persembunyian sekaligus tempat peristirahatan para perompak.
Mereka adalah kumpulan orang Tionghoa dan sedangkan penduduk aslinya adalah orang Melayu Kepulauan Riau.
Para perompak yang berada di daerah ini tidak menetap dan mereka tak menganggu penduduk daerah itu dan sekitarnya.
Namun penduduk asli selalu mewaspadai kehadiran mereka.
Baca juga: Monumen Tri Matra Tanjungpinang dan Kisah Tempur TNI Menjaga Indonesia
Saat mereka datang dari jauh, maka akan terdengar suara gongnya. Apabila mendengar gong itu, gadis-gadis Melayu penduduk asli langsung masuk ke dalam rumah.
Lokasi persembunyian para perompak itu berada di hutan kayu bakau.
Pada suatu hari, saat pimpinan perompak sedang tertidur, tiba-tiba dadanya ditimpa buah kayu bakau.
Dia meraung kesakitan dan membuat anak buahnya heran. Pimpinan perompak tersebut merasakan firasat jelek.
Kejadian ini pertanda kehadiran mereka tak disukai penduduk asli kampung itu.
Tidak lama kemudian, kepala perompak meninggal dunia.
Anak buahnya memilih pergi dari kampung itu.
Sebelum pergi, mereka memberikan informasi kepada penduduk kampung. Daerah ini takkan mereka tempati lagi.
Penduduk asli pun timbul gagasan atau ide untuk memberi nama kampung mereka, Kampung Dompak artinya kampung para perompak.
Penduduk asli Dompak adalah orang Melayu yang berasal dari Penyengat dan pulau-pulau di sekitar Pulau Bintan.
Daerah pertama yang dihuni adalah kampung lama. Kampung ini jauh terisolir, maka penduduknya pindah ke kampung Dompak Lama.
Dalam perkembangannya, penduduk juga pindah dan menyebar ke Tanjung Siambang, Dompak Seberang (Dompak Laut), dan Sei Jang (Dompak Daratan).
Di Dompak Lama dan Dompak Seberang, penduduk Melayu berbaur dengan orang Bugis, Buton, Flores dan Tionghoa.
Kini Pulau Dompak menjadi pusat pemerintahan Provinsi Kepri.
Meski jadi pusat pemerintahan, namun ada beberapa lokasi di kawasan tersebut yang menjadi favorit kunjungan berwisata.
Pertama di Jembatan Dompak. Biasanya pagi, sore, dan malam hari, banyak orang yang berkunjung ke Jembatan Dompak.
Mulai dari berolahraga, hingga berfoto-foto sebagai tanda telah berkunjung ke Tanjungpinang.
Lokasi lainnya ada di Taman Migas. Jaraknya hanya sekitar 5 menit bila menggunakan kendaraan bermotor.
Di lokasi ini, menjadi lokasi bersantai sambil membawa anak-anak bermain.
Sebab banyak sarana untuk anak bermain. Mulai prosotan, ayunan, dan masih banyak lagi.
Selain itu, saat di sana mata pengunjung juga dimanjakan dengan berbagai aneka jualan yang dijajakan para pedagang. Mulai aneka minuman hingga makanan.
Selanjutnya, lokasi yang bisa menjadi wisata edukasi dengan mengenal alusista milik TNI bernama Tri Matra.
Di sana terdapat tiga monumen yang mewakili unsur TNI. Seperti TNI Angkatan Darat berupa tank, TNI Angkatan Laut berupa kapal perang, serta TNI Angkatan Udara berupa pesawat tempur.
Selain ajang berfoto, di monumen Tri Matra tersebut juga ada penjelasan terhadap spesifikasi alusista tersebut, hingga sejarah perjalanan operasinya selama digunakan.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Luki Zaiman Prawira mengatakan, sudah banyak ivent yang digelar di Pulau Dompak.
"Mulai sepedaan dengan peserta dari luar negeri, ajang balap motor resmi, hingga kegiatan pemerintahan lainnya," sebutnya.
Ia mengatakan, lokasi yang menjadi pusat Pemerintah Provinsi Kepri ini memang terus menjadi bidikan Gubernur Kepri untuk menatanya menjadi lebih indah.
"Tidak menutup kemungkinan, Pulau Dompak sangat cocok untuk mengadakan ivent-ivent bertaraf internasional. Makanya Pak Gubernur juga ingin menatanya dengan indah dan rapi," sebutnya.
(Tribunbatam.id/endrakaputra)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google