FEATURE

Nasib TPA Desa Sungai Buluh Lingga, Belasan Tahun Berjuang Dapat Sarana Layak

Tenaga pengajar TPA Desa Sungai Buluh di Lingga pun perlu mendapat perhatian. Gaji yang mereka terima masih jauh dari kata layak.

Penulis: Febriyuanda | Editor: Septyan Mulia Rohman
TribunBatam.id/Istimewa
Para santri TPA di Desa Sungai Buluh, Kecamatan Singkep Barat, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri. Meski telah melahirkan banyak tenaga pendidik hingga Qori dn Qoriah berprestasi, namun nasib tenaga pendidik dan sarana penunjang TPQ masih jauh dari kata layak. 

Kini tinggal empat tenaga pendidik yang tersisa.

Basira mengungkapkan, bahwa kepala TPA seringkali menawarkan orang-orang untuk mengajar, namun tak ada yang menyanggupi.

"Karena imbalan tak sesuai yang diterima, jadi banyak yang nolak. Ada yang sudah keluar (tenaga pendidik-red)," ungkapnya.

Sementara itu, tiap bulan santri hanya dikenakan uang SPP sebesar Rp 15 ribu.

"Itu lah hasil yang kami pakai buat bagi-bagi ke tenaga pendidik lain," ujarnya.

Meski dengan imbalan yang tak seberapa itu, Basira bersama tenaga pendidik lainnya berharap ada tambahan kelas buat santri.

Baca juga: Di Depan Kepala OPD, Bupati Lingga Minta Pengelolaan Aset Daerah Jadi Perhatian

Saat ini, santri TPA dibagi menjadi 4 kelas, dari kelas 1 hingga kelas 4.

Dalam bangunan baru ini, dibangun 2 kelas belajar, 1 bangunan berbentuk musala, dan satu bangunan lebih kecil yang sebenarnya dipakai untuk ruangan para tenaga pendidik.

Namun karena kekurangan tersebut, para santri terpaksa memakai empat kelas bangunan tersebut.

"Ya rencananya kalau ada dua kelas lagi, satu bangunan itu untuk dipakai santri buat salat Ashar tiap hari," ujarnya.

Bahkan usulan ini, sempat dia ungkapkan kepada Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kepulauan Riau (Kepri) Dapil Bintan-Lingga, Khazalik saat reses ke Desa Buluh.

Baca juga: Warga Lingga Resah, Ulat Bulu Muncul di Desa Jagoh Kecamatan Singkep Barat

Sebab menurutnya, pembangunan itu pernah dijanjikan oleh Khazalik namun belum terealisasikan hingga saat ini.

"Kami para guru TPA menunggu kapan direalisasikan, jadi kalau bisa mohon dibangun dua kelas lagi," ungkapnya.

Dia pun berharap kepada Pemerintah Daerah, agar lebih bisa membantu penambahan pembangunan tersebut.

Meski pun dengan gaji tenaga pendidik yang rendah, namun pondasi agama menurutnya sangat penting untuk masa depan para anak di desanya itu.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved