LINGGA TERKINI
Banjir Rob di Lingga, Awang Hibur Anak Dengan Kapal Layar Tradisional
Banjir rob di Lingga membuat Awang berinisiatif menghidupkan lagi kapal layar tradisional berbahan sagu yang mulai ditinggalkan.
Penulis: Febriyuanda | Editor: Septyan Mulia Rohman
LINGGA, TRIBUNBATAM.id - Banjir rob di Lingga dimanfaatkan sejumlah anak di sana untuk bermain permainan tradisional.
Ada senyum dari sejumlah anak Kampung Suak Rasau, Desa Sungai Buluh, Kecamatan Singkep Barat yang bermain permainan tradisional saat banjir rob di Lingga yang menimpa warga pada Minggu (25/12/2022) siang.
Permainan tradisional saat banjir rob di Lingga itu berupa kapal layar yang terbuat dari dahan sagu sehingga bisa diukir sedemikian rupa.
Meski tampak sederhana, namun permainan trasional kapal layar itu sangat dinikmati anak-anak dalam kondisi banjir rob di Lingga ketika itu.
Tak sedikit warga yang resah akibat banjir rob di Lingga ini.
Baca juga: Korban Banjir Natuna Dapat Bantuan Rp 100 Juta dari BRK Syariah
Letak di pesisir pantai ataupun di dekat muara sungai, banyak rumah warga yang dibangun tinggi.
Baik itu berpanggung kayu maupun dibangun beton.
Rumah yang sengaja dibangun tinggi tersebut, lantaran warga sudah mewanti-wanti dengan fenomena banjir rob yang menggenangi permukiman mereka.
Sehingga, pemandangan banjir rob ini pun dipandang biasa bagi beberapa wilayah di Lingga.
Sementara sejumlah anak di sana sambil menyisingsingkan celana mereka, tampak asyik bermain kapal layar sambil melihat dan merasakan arah angin.
Kapal pun berjalan imbang sesuai keinginan mereka, meski harus mengarungi banjir yang mencapai betis hingga lutut anak-anak ini.
Kapal dengan bentuk tidak terlalu mewah ini, dibuat oleh Zainudin (63) yang sengaja menghibur anak-anak di kampungnya itu.
Baca juga: Cuaca Ekstrem di Lingga Hantam Desa Penuba, Puluhan Rumah Rusak
"Ini ambil sagu di belakang rumah, layar dibuat dari kantong kresek," kata pria yang sapa Awang itu kepada TribunBatam.id.
Layar itu juga dibuatnya menggunakan tumbuhan yang menempel di batang kelapa.
Sementara kerangka layar dibuat dari kayu kecil yang diukir Awang.
Permainan ini sudah jarang dilihat lagi, karena era digital.
Banyak anak-anak yang sudah bermain game online menghadap layar gadget mereka.
Namun melalui anak-anak di Kampung Suak Rasau ini, permainan ini serasa hidup Kembali.
Permainan ini eksis di tahun ke belakang, hingga mulai memudar di tahun 2010 ke atas.
Baca juga: Permainan Rakyat Khas Kepri Ini Biasa Dilombakan Hingga Tetap Lestari
Kapal dibuat dari sagu ini, bahkan masuk kategori permainan rakyat di Lingga yang saat ini dimuseumkan Daik oleh Dinas Kebudayaan. Tepatnya bisa dilihat di Museum Linggam Cahaya, Daik, Kecamatan Lingga.
Pemerhati Sejarah dan Budaya Lingga, Lazuardi menjelaskan, bahwa permainan kapal dari sagu ini memang eksis pada tempo dulu di Kabupaten Lingga.
Dengan wilayah Lingga merupakan penghasil sagu, Lazuardi menyebutkan dahan sagu ini bisa dibuat menjadi kapal.
"Sagu tidak hanya menjadi bahan makanan khas di sini (Lingga-red), tapi juga dibuat menjadi permainan seperti berbentuk kapal," kata Lazuardi kepada TribunBatam.id, Senin (26/12).
Lazuardi mengakui, bahwa permainan rakyat ini sudah langka bahkan tidak terlihat lagi sampai sekarang.
"Di era tahun 2007, 2010 permainan ini ada diadakan di depan Dinas kebudayaan, selain perlombaan membuat makanan dari sagu," tambahnya.(TribunBatam.id/Febriyuanda)
