BATAM TERKINI

Relawan RSKI Galang Batam Minta Uang Lauk Pauk Dibayar, Nunggak 6 Bulan

Relawan RSKI Covid-19 Galang Batam minta uang lauk pauk yang menunggak enam bulan segera dibayarkan agar mereka bisa memenuhi kebutuhan hidup.

TRIBUNBATAM.id/Ichwan Nur Fadillah
Aksi para relawan RSKI Covid-19 Galang, Kota Batam, agar pemerintah bisa membayarkan segera uang lauk-pauk yang masih menunggak. 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Relawan Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Covid-19 Galang, Kota Batam, masih menunggu kejelasan terkait hak mereka.

Pasalnya, polemik yang berkaitan dengan uang lauk pauk para relawan RSKI Covid-19 Galang, baik medis atau non-medis, belum juga tuntas.

Koordinator relawan, Roni Hasan, menyebut jika uang lauk-pauk sendiri masih menunggak sekitar enam bulan.

"Yang dibayarkan baru tiga bulan. Itupun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan para relawan," ujar Roni kepada Tribun Batam di bilangan Batam Center, Senin (26/12/2022).

Kondisi ini, lanjut Roni, membuat para relawan sampai harus berutang. Gali lubang tutup lubang demi mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga.

Padahal, mereka sudah purna tugas sejak beberapa waktu lalu.

"Sisa enam bulan itu kami harap segera dibayarkan. Kami ini butuh kejelasan, harus ada pencairan. Kami tak ingin dicicil terus. Para relawan berharap sebelum pulang kampung bisa bawa modal atau pegangan. Ini yang perlu jadi perhatian serius Pak Jokowi," tambahnya lagi.

Untuk diketahui, para relawan sendiri tak semuanya berasal dari Kota Batam. Ada yang dari Padang, Lampung, Palembang, Medan, dan daerah Jawa.

Total, ada sekitar 139 orang relawan RSKI Covid-19 Galang yang masih menunggu kejelasan hak mereka ini.

Baca juga: RSKI Galang Batam Bakal Ditutup, Danrem 033/WP Lepas Sejumlah Relawan

Bukan tanpa alasan, dengan pencarian uang lauk-pauk itu, relawan berharap dapat menjadi modal hidup mereka ke depan.

"Seharusnya semua pihak bisa pegang komitmennya. Jangan hanya janji-janji. Semua butuh kepastian. Harus diakui, hampir rata-rata relawan sampai harus gali lubang tutup lubang. Berutang sana sini dulu untuk menutupi kebutuhan hidup," kata Roni.

Darinya diketahui, para relawan mendapatkan yang lauk-pauk bervariasi. Mulai dari Rp 2,5 juta sampai Rp 3 juta.

Awal permasalahan ini sendiri terjadi sekitar penghujung tahun 2021 silam.

Saat ditanyakan perihal perjanjian kerja yang ada, Roni menjelaskan jika para relawan bertugas tak pernah menggunakan sistem kontrak yang jelas.

Tak ada perjanjian hitam di atas putih. Hanya penyampaian lisan saja yang dilakukan oleh pihak terkait ihwal sistem penggajian mereka.

Apalagi di awal-awal bertugas, polemik perihal pembayaran tak pernah terjadi sama sekali.

Sehingga, kondisi inipun membuat para relawan percaya terhadap komitmen yang dibangun oleh instansi terkait.

"Kita kerja tak pernah memakai kontrak. Hanya perjanjian secara lisan. Di tahun pertama, lancar semua. Di penghujung 2021, mulai terkendala. Tidak ada kecurigaan apapun terkait pembayaran kala itu. Kami berpikir, ini di bawah naungan pemerintah. Tentu positif dan percaya saja, tak ada curiga," pungkasnya.

Oleh karenanya, para relawan pun akan terus memperjuangkan hak mereka ini. Dengan harapan, di tahun yang baru nanti, para pemegang kewenangan bisa menyelesaikan polemik yang ada.

"Harapan kita di tahun yang baru nanti, semoga bisa membuka pintu hati pemerintah untuk memikirkan kami. Tolong lihat kami, kami juga punya keluarga yang perlu dibiayai. Mungkin bagi sebagian orang, nominalnya tak seberapa. Tapi bagi kami, itu sangat berarti," kata relawan lain.

Sebelumnya, para relawan RSKI Covid-19 Galang sendiri telah menemui DPRD Kota Batam terkait masalah ini, Senin (19/12/2022).

Dalam pertemuan itu, DPRD Kota Batam berjanji untuk membantu para relawan dalam mencairkan hak mereka. (TRIBUNBATAM.id/Ichwan Nurfadillah)

 

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved