INI Ancaman Bagi Dokter Jika Sembarangan Keluarkan Surat Sakit Pasien

Para dokter anggota IDI diingatkan untuk berhati-hati dan tidak sembarangan dalam mengeluarkan surat keterangan sakit bagi pasien.

freepik.com
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengingatkan dokter anggota IDI agar berhati-hati saat mengeluarkan surat sakit untuk pasien agar tidak terkena sanksi. FOTO: ILUSTRASI 

Setelah itu, dokter baru bisa menegakkan diagnosis.

Dokter akan mengobati penyakit yang diderita sesuai dengan tata laksana.

Pun akan menentukan pasien tersebut perlu rawat inap, berobat jalan, atau cukup istirahat di rumah selama beberapa hari.

Ketentuan ini kata Beni, akan tergantung pada berat dan ringannya kondisi pasien.

Setelahnya, dokter akan meresepkan obat-obatan.

"Ini rangkaian, harus dilakukan berurutan. Setelah menuliskan resep untuk ditebus, ada obat sirup pil antibiotik, dokter harus menjelaskan ini harus diminum berapa kali, termasuk menjelaskan efek samping bahwa obat ini akan berdampak pada apa dan sebagainya," tutur Beni.

Setelah melalui rangkaian pemeriksaan, dokter akan menentukan perlu dibuat surat keterangan sakit agar pasien beristirahat, atau menyatakan pasien sehat.

Lamanya surat sakit bervariasi sesuai jenis penyakit, bisa 3 hari, 5 hari, atau bahkan 1 bulan.

Biasanya, pasien membutuhkan waktu lama untuk istirahat jika menderita penyakit berat, termasuk patah tulang karena kecelakaan lalu lintas.

"Contoh pasien fraktur, kecelakaan lalu lintas, patah kakinya, dioperasi sama dokter, dokter akan menentukan ini pulih baru bisa berjalan dan aktivitas pasca operasi paling cepat 3 bulan. Tentu dokter akan memberikan (surat sakit) dengan termin 1 bulan, 1 bulan, 1 bulan," jelas Beni. (kompas.com)

 

*Artikel ini telah tayang di Kompas.com

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved