HUMAN INTEREST
KISAH Mujahidin, Menembus Gelombang Tinggi Demi Datangkan Sembako ke Karimunjawa
Seorang warga Karimunjawa nekat menembus gelombang tinggi dan cuaca ekstrim demi mendatangkan sembako terutama sayur mayur yang mulai menipis.
TRIBUNBATAM.id - Mujahidin (46) nekat menembus cuaca buruk dan gelombang tinggi yang melanda Perairan Karimunjawa sejak Sabtu (24/12/2022).
Cuaca ekstrim tersebut membuat Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas 2 Jepara tidak mengeluarkan Surat Persetujuan Belayar (SPB) sejak Jumat (23/12/2022).
Akibatnya, stok logistik pangan warga setempat semakin menipis karena Warga Karimunjawa hanya mengandalkan stok logistik yang tersisa tanpa mendapat tambahan pasokan baru.
Tak ingin berdiam diri, Mujahidin (46) nekat mengemudikan perahunya dari Karimunjawa menuju Jepara pada Selasa (27/12/2022).
Ia berangkat dari Karimunjawa pukul 08.00 WIB hingga akhirnya perahu berukuran GT-26 tiba di Pelabuhan Jepara pukul 15.00 WIB.
Setiba di pelabuhan, perahu bernama Barokah itu langsung mengangkut berbagai macam logistik pangan, di antaranya telur, gula, beras, sayur-sayuran, dan lainnya.
Pria asal Desa Kemujan itu mengaku nekat berlayar karena khawatir stok logistik di Karimunjawa habis.
Baca juga: Kisah Kakek Amer di Anambas, Hidup Sebatang Kara di Rantau, Bertahan Jadi Buruh Kasar
Meski sudah ada informasi cuaca buruk, dia mengaku sudah memperhitungkan kondisi gelombang di laut.
Menurutnya, kondisi gelombang pada hari ini Selasa (27/12/2022), masih aman untuk aktivitas pelayaran.
Dia mengakui sepanjang perjalanan memang terhambat oleh gelombang.
Namun beruntung ia tiba di pelabuhan dengan selamat.
Kapal yang dikemudikan Mujahidin adalah rombongan pertama yang melakukan pelayaran dari Karimunjawa ke Jepara, sejak pengumuman penghentian pelayatan, Jumat (23/12/2022).
Dia mengungkapkan barang-barang yang diangkut merupakan titipan dari pelanggannya.
"Kebanyakan sayur-sayuran karena stoknya di sana sudah hampir habis," kata dia kepada tribunmuria.com.
Kini ia memantau kondisi cuaca untuk melanjutkan perjalanan balik ke Karimunjawa.
Rencananya, ia balik ke kampung halaman usai subuh.
Sementara itu, Camat Karimunjawa Muslikin menyampaikan stok sembako di wilayah ibukota kecamatan Karimunjawa tergolong aman.
Ia menyebut stok beras tersisa 6 ton dan gula 21 ton.
Sementara untuk telur, minyak goreng, dan tepung masih tersedia di pasaran.
Namun, kata dia, stok tersebut cukup untuk satu minggu.
Muslikin menyebut warga Karimunjawa sudah terbiasa dengan kondisi musim angin baratan.
Warga yang berada di luar ibukota kecamatan juga sudah menyiapkan stok sembako yang cukup.
Muslikin juga mengetahui ada sejumlah warga Karimunjawa yang melakukan pelayaran dari Karimunjawa ke Jepara untuk mengambil logistik.
Menurutnya, warga Karimunjawa sudah sangat menguasai kondisi medan laut.
Sehingga mereka telah memperhitungkan saat-saat yang tepat untuk berlayar di tengah cuaca buruk.
"Yang dari Batu Lawang informasinya malam ini mau berangkat ke Jepara. Karena membaca cuacanya malam ini agak reda dibanding pagi," ujarnya.
Dia berharap kondisi cuaca kembali membaik sehingga pelayaran kembali normal.
Dengan demikian warga Karimunjawa tidak khawatir dengan stok logistik pangan. (kompas.com)
*Artikel ini telah tayang di Kompas.com