BATAM TERKINI

CURHATAN Petugas Pencatat Meteran Air SPAM Batam, Kerap Dimaki Gegara Air Mati

Seorang petugas pencatat meteran air yang merupakan mitra SPAM Batam mengaku kerap menjadi korban makian pelanggan yang kesal dengan pelayanan air.

Istimewa
Sejak aliran air bersih di Batam kerap terganggu, petugas pencatat meteran menjadi korban makian pelanggan yang mengaku kesal dengan buruknya pelayanan air. Ilustrasi meteran air. 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Pelayanan air bersih di Batam yang belakangan ini semakin banyak dikeluhkan pelanggannya karena sering mengalami gangguan ternyata mulai berimbas para petugas pencatat meteren air.

Para petugas yang setiap bulan berkeliling dari satu rumah ke rumah lain pelanggan SPAM Batam tersebut mengaku kerap menjadi korban makian para pelanggan yang merasa kesal dengan pelayanan SPAM Batam.

Padahal, para petugas ini tak punya kewenangan terkait aliran air ke rumah pelanggan.

Sebab, para petugas itu hanya berstatus sebagai pegawai subcont yang bertugas mencatat jumlah pemakaian air saja. 

"Kami sering di maki-maki pelanggan saat datang mengecek pemakaian air. Tetapi apa yang bisa kami buat. Kami ini subcont hanya mencatat jumlah pemakaian air oleh warga," kata seorang pencatat meteran air yang enggan menyebutkan namanya, Senin (23/1/2023).

Pria itu mengatakan, sejak ada peralihan perusahaan pengelolaan air dari PT ATB ke perusahaan lain di Batam, pelayanan air memang terus memburuk.

Baca juga: EMPAT Hari Air SPAM Batam Mati, Warga Perum Bukit Raya Tampung Air Hujan

"Sekarang ini beda-beda pelaksananya, seperti kami ini khusus mencatat meteran saja. Kami dari CV Rajawali Mitra Persada," katanya.

Sementara, untuk teknis pengolahan dan suplai air dipegang perusahaan lain.

"Sekarang inikan yang kelola air bukan PT Moya lagi, tetapi PT Air Hilir Batam," katanya. 

Dia menjelaskan, hampir di semua kota Batam, aliran air bermasalah, mulai tidak mengalir, mengecil, keruh dan hanya beberapa jam mengalir dalam satu hari.

Dia juga menjelaskan mereka sebagai pencatat air di lapangan, setiap hari menjadi tumbal makian pelanggan.

"Kita sudah jelaskan, tetapi kadang banyak pelanggan yang tidak mengerti, jadi kitalah yang kena maki-maki," katanya. 

Dia juga mengatakan sebagai pencatat meteran, mereka tidak bisa berbuat apa-apa.

"Kita mau buat apa lagi. Mau menjawab apa sama pelanggan, kadang sakit hati juga. Tetapi apa boleh buat ya kita diam sajalah," katanya. (TRIBUNBATAM.id/Ian Sitanggang)

 

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved