HUMAN INTEREST

Kisah Iman, Kru Kapal Asal Karimun yang Hilang dan Diselamatkan Nelayan Vietnam

Iman, kru KM Bahagia Natuna yang sempat hilang beberapa hari di laut, menceritakan pengalamannya bertahan dan diselamatkan nelayan Vietnam

Penulis: Yeni Hartati | Editor: Dewi Haryati
Tribunbatam.id/Yeni Hartati
Raden Ridwan (ayah Iman, kiri), Raden Bambang Firman Alamsyah (tengah), dan Jaleha (ibu Iman, kanan). Iman, kru KM Bahagia Natuna yang sempat beberapa hari hilang ditemukan selamat di perairan Vietnam 

KARIMUN, TRIBUNBATAM.id - Raden Bambang Firman Alamsyah (18), kru kapal asal Karimun yang hilang enam hari di perairan Natuna dan ditemukan selamat di perairan Vietnam, kini telah kembali ke keluarganya.

Kepulangan pemuda yang akrab disapa Iman ini, mendapat pengawalan ketat dari aparat TNI AL Tanjungbalai Karimun.

Kepada Tribunbatam.id, Iman menceritakan kronologi hingga dirinya dinyatakan hilang oleh kru KM Bahagia Natuna pada 7 Januari 2023 lalu.

Bermula di tanggal 6 Januari 2023, semua kru kapal tengah beristirahat antara pukul 20.00 hingga 22.00 WIB.

Ia yang juga tertidur saat itu kemudian bangun dari pembaringannya sekitar pukul 01.00 WIB dinihari untuk buang air kecil.

Saat itu, Iman melihat sebuah kapal yang diduga milik warga negara asing (WNA) merapat ke KM Bahagia Natuna.

Namun Iman tak melaporkan hal itu dan melanjutkan tidurnya.

Setelah beberapa saat terbangun, ia kaget karena dikelilingi belasan orang asing dengan perawakan hitam yang tidak dikenalnya.

"Mereka sempat naik ke kapal kami ada sekitar tiga orang. Begitu saya sadar ada di kapal mereka dan dikelilingi. Posisi saya di tengah," ujarnya, baru-baru ini.

Baca juga: Lanal Karimun Kawal Kepulangan Iman, Nelayan Hilang dan Ditemukan Selamat di Vietnam

Iman tak tahu pasti apa tujuan dari kru kapal asing itu. Namun ia menduga kapal dengan 12 orang kru itu hendak melakukan aksi perompakan di KM Bahagia Natuna.

"Seperti mau merompak. Saat itu posisi tangan saya diikat dan saya dibuang ke laut dengan berbekal dua buah pelampung," katanya.

Ketika itu, hanya zikir dan doa yang dapat dilakukannya. Hingga ikatan yang menjerat tangannya kemudian terlepas.

"Saya hanya mikir keluarga sambil zikir dan doa, minta petunjuk agar Allah memberi saya kesempatan hidup," ujarnya.

Selama tiga hari di laut, pelampung Iman pecah. Syukurnya ada serpihan kayu yang melintas di dekatnya dan menjadi penopang.

Tanpa makan dan minum, Iman bertahan hidup hanya mengandalkan zikir dan berdoa.

Bahkan ia mengaku sempat tak sadarkan diri dan tenggelam dua kali di ombang-ambing gelombang tinggi.

"Waktu itu air hujan untuk diminum juga tidak ada setetes pun. Untuk makan hanya kutipan sampah yang ada. Saat itu ombak juga kuat sekitar enam meter," ujarnya.

Baca juga: Awak KM Bahagia Natuna Asal Karimun yang Hilang Ditemukan Selamat di Vietnam

Iman tak mampu mengutarakan rasa lapar dan dahaganya diterjang ombak saat itu.

Seutas tali memang sengaja dililitkannya pada bagian perut, berharap dapat mengurangi rasa laparnya.

"Tumit kaki dan ruas jari-jari saya saat itu juga sudah mulai dimakan ikan-ikan," ujarnya.

Di tengah kondisinya saat itu, pertolongan datang.

Iman melihat kapal berukuran besar milik nelayan asing yang melintas. Ia pun melambaikan tangan, berharap pertolongan.

"Ada kru kapal nelayan melihat ketika saya melambaikan tangan, tapi untuk menolong saya tidak mudah. Ada sekitar sejam untuk mereka dapat menolong," ujarnya.

Kemudian setelah berhasil diselamatkan oleh nelayan asal Vietnam, ia justru tak sadarkan diri selama dua hari.

Setelah sadar, Iman baru dapat memberitahu kalau dia nelayan asal Indonesia.

Kemudian Iman diserahkan ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Hanoi untuk proses kembali ke Indonesia, Kabupaten Karimun.

"Terima kasih untuk negara Vietnam. Di sanalah saya dapat pertolongan dan dirawat oleh Kedutaan Indonesia," ujarnya.

Baca juga: 6 Hari Hanyut dan Pingsan di Laut, Ini Kronologi Penemuan ABK KM Bahagia di Vietnam

Atas kejadian nahas ini, Iman mengaku trauma dan tidak ingin bekerja lagi di kapal dan berlayar di laut berhari-hari bahkan berbulan lamanya.

"Setelah ini saya trauma di laut. Mungkin lebih baik saya bekerja di darat saja, bisa juga dekat dengan keluarga," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, isak tangis pihak keluarga mewarnai kepulangan Iman. Iman bahkan sempat sujud syukur saat pertama kali kembali menapakkan kaki di Dermaga Kabupaten Karimun.

Untuk kedua kali, Raden Bambang Firman Alamsyah, pemuda asal Kabupaten Karimun, Kepri merasakan pengalaman hidup hilang di laut lepas.

Sebelumnya ia juga sempat hilang di perairan Aru selama satu jam. Peristiwa itu terjadi pada tahun lalu. Ia kemudian ditemukan dalam kondisi selamat. (TRIBUNBATAM.id / Yeni Hartati)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved