RAMADHAN

Jadwal 1 Ramadhan 2023 Berdasarkan Kalender Hijriah Kemenag dan Cara Menentukannya

Awal Ramadhan 2023 jatuh pada 23 Maret 2023 dengan perhitungan 30 hari dalam sebulan berdasarkan kalender Hijriah Indonesia 2023 terbitan Kemenag

ist
Ilustrasi - Awal Ramadhan 2023 jatuh pada 23 Maret 2023 dengan perhitungan 30 hari dalam sebulan berdasarkan kalender Hijriah Indonesia 2023 terbitan Kemenag 

TRIBUNBATAM.id - Bagi umat Islam di penjuru dunia, Ramadhan adalah bulan yang suci dan ditunggu-tunggu kedatangannya, tidak terkecuali bagi Muslim di Indonesia.

Itu karena ada banyak sekali kemuliaan yang dijanjikan Allah SWT di bulan ini, terutama bagi Muslim yang taat dan sungguh-sungguh menjalankannya.

Tetapi sudah tahukan Anda kapan atau tanggal berapa tepatnya 1 Ramadhan 2023 berlangsung?

Sebelum membahas tanggal dan bulan 1 Ramadhan 2023, perlu diketahui di Indonesia, jatuhnya tanggal 1 Ramadhan dalam kalender Hijriah secara nasional ditentukan melalui sidang isbat oleh pemerintah.

Sedangkan sampai saat ini jadwal sidang isbat penentuan 1 Ramadhan belum ditentukan oleh Kementerian Agama (Kemenag), dan biasanya akan diumumkan beberapa hari menjelang awal Ramadhan.

Dengan demikian jadwal 1 Ramadhan 2023, pada ulasan kali ini hanyalah perkiraan yang diambil dari kalender Hijriah Indonesia tahun 2023, yang diterbitkan Kemenag. 

Dilansir dari laman kontan.co.id, Kalender tersebut dapat diakses melalui laman Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI. 

Baca juga: Ramai Dijual saat Ramadhan, Ini Segudang Manfaat Kurma untuk Kesehatan

Baca juga: Bacaan Niat Puasa Bulan Rajab 2023, Lengkap dengan Hukum dan Ketentuannya

Dari kalender tersebut, awal Ramadhan 2023 jatuh pada 23 Maret 2023 dengan perhitungan 30 hari dalam sebulan dan untuk Hari Raya Idul Fitri 1 dan 2 Syawal akan jatuh pada 22-23 April 2023.  

Cara menentukan kapan awal Ramadhan 2023

Diketahui Indonesia menggunakan dua cara menentukan awal Ramadhan 2023, yaitu metode hilal dan hisab.

Adapun dalam sidang isbat yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI akan menggabungkan keduanya sebagai rujukan awal Ramadhan secara nasional.

Sidang isbat adalah sidang yang diselenggarakan Kementerian Agama RI untuk menentukan jatuhnya awal bulan di kalender Hijriyah, termasuk Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah.

Adapun penyelenggaraan sidang isbat akan mempertimbangkan informasi awal berdasarkan hasil perhitungan secara astronomis atau hisab, serta hasil konfirmasi lapangan melalui mekanisme pemantauan rukyatul hilal.

Pada sebuah sidang isbat, Kementerian Agama RI akan melibatkan berbagai pihak untuk mendapatkan kesepakatan.

Sehingga, hasil sidang isbat digunakan untuk menentukan kapan awal Ramadhan 2023. 

Terkait apakah metode hilal dan hisab dalam menentukan awal Ramadhan, berikut adalah penjelasan lengkapnya.

Baca juga: Dibaca Rasulullah agar Berjumpa Ramadhan Tahun Depan, Inilah Doa Akhir Puasa Ramadhan

Baca juga: Inilah 8 Ibadah Sunnah yang Dianjurkan ke Mukmin Selama Puasa Ramadhan

1. Metode Rukyatul Hilal

Menurut Lapan, metode rukyat atau rukyatul hilal adalah aktivitas pengamatan hilal dengan melihat secara langsung atau menggunakan teleskop.

Semetara dilansir dari laman Bali.kemenag.go.id, hilal adalah nampaknya bulan sabit muda pertama setelah terjadinya konjungsi (ijtimak atau bulan baru) di arah Matahari terbenam yang dijadikan acuan jatuhnya awal bulan dalam kalender Hijriah termasuk Ramadhan.

Waktu pengamatan hilal yaitu pada hari ke-29 untuk menentukan apakah hari berikutnya sudah terjadi pergantian bulan atau belum.

Jika menggunakan metode rukyat, maka visual hilal yang teramati akan menjadi tanda bahwa esok hari akan jadi hari pertama bulan dalam kalender Hijriah.

Namun jika hilal tidak terlihat maka disepakati bahwa lusa adalah waktu jatuhnya awal bulan.

Hal itu juga berlaku untuk penentuan kapan awal Ramadhan 2023 dan bulan-bulan lain termasuk Syawal.

Hal ini disebut dengan istikmal yaitu melakukan pembulatan jumlah hari sampai tiga puluh hari sebelum dimulainya bulan yang baru.

Baca juga: Hikmah Puasa Ramadhan dan Manfaat Bagi Muslim yang Menjalankannya

Baca juga: Membantu Muslim di Akhirat, Inilah Amalan Penambah Pahala Selama Puasa Ramadhan

2. Metode Hisab

Dilansir dari laman Suaramuhammadiyah.id, metode hisab adalah serangkaian proses perhitungan yang salah satunya bertujuan menentukan posisi geometris benda langit.

Kemudian mengetahui waktu di mana benda langit menempati posisi tersebut atau mengetahui apakah suatu siklus waktu sudah mulai atau belum.

Cara menentukan awal bulan, termasuk kapan awal Ramadhan 2023 menurut Muhammadiyah ini berguna dalam menentukan awal bulan pada kalender Qamariah atau bulan dalam kalender Hiriyah.

Tarjih Muhammadiyah diketahui meyakini hisab hakiki dengan acuan ijtimak atau konjungsi (Bulan dan Matahari berada di satu garis edar) sebagai batas kulminasi awal dan akhir bulan Qomariyah.

Metode hisab Muhammadiyah diketahui menggunakan tiga kriteria yaitu telah terjadi ijtimak Bulan-Matahari, ijtimak terjadi sebelum terbenam Matahari, dan Bulan di atas ufuk atau belum terbenam pada saat Matahari terbenam.

Kemudian, hilal dianggap sudah wujud (terlihat) apabila Matahari terbenam lebih dahulu daripada terbenamnya hilal walaupun hanya berjarak kurang dari satu menit.

Sementara penetapan hasil hisab yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah akan dikeluarkan sebagai maklumat untuk kemudian digunakan oleh umat.

Baca juga: Inilah Syarat Wajib Menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan dan Orang yang Tak Diwajibkan Melaksanakannya

Baca juga: Sah atau Tidak Mandi Junub/Wajib Usai Subuh Saat Puasa Ramadhan?

.

.

.

(TRIBUNBATAM.id)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved