KEUANGAN

Begini Tips Membeli Obligasi Pemerintah untuk Investasi Jangka Panjang

Obligasi adalah surat utang jangka panjang yang diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah dengan nilai nominal dan waktu jatuh tempo tertentu.

Kontan
ILUSTRASI. Aktivitas penjualan saham dan surat berharga lainnya seperti obligasi negara ritell seri 013 di Mandiri Sekuritas (mansek), Jakarta, Kamis (6/10). 

TRIBUNBATAM.id - Investor yang biasa berkutat di pasar modal pasti sering mendengar obligasi.

Obligasi merupakan instrumen investasi yang bisa dipilih investor di pasar modal selain efek saham yang diperdagangkan.

Dikutip dari laman OJK, berbeda dengan saham yang memberikan hak kepemilikan kepada pemegangnya, obligasi sebenarnya merupakan pinjaman yang investor berikan kepada suatu perusahaan atau pemerintah.

Obligasi adalah surat utang jangka panjang yang diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah dengan nilai nominal dan waktu jatuh tempo tertentu.

Obligasi pemerintah adalah obligasi dalam bentuk surat utang yang Pemerintah Indonesia terbitkan.

Tidak hanya terbatas Saving Bond Ritel (SBR), ada pula beberapa produk seperti Obligasi Negara Ritel Indonesia (ORI), Sukuk Ritel (SukRi), dan Sukuk Negara Tabungan (ST).

Tahun ini, akan ada beberapa obligasi pemerintah yang akan meluncur.

Baca juga: Mengenal Obligasi Ritel ORI 022, Investasi Aman dan Minim Risiko

Baca juga: Daftar 102 Pinjol Resmi Terbaru dari OJK, Cermati Sebelum Lakukan Pinjaman

Di antaranya adalah ORI023, ORI024, SR018, ST010, SR019, dan ST011.

Budi Raharjo, perencana keuangan OneShildt, mengatakan, saat membeli obligasi pemerintah, sebaiknya ada beberapa hal yang perlu inverstor perhatikan.

Pertama, perhatikan dana yang investor gunakan untuk berinvestasi. Saran Budi, menggunakan dana untuk jangka panjang.

"Jangan pakai dana darurat karena tidak bisa dilikuidasi jika diperlukan, dan bukan dana arus kas sehari-hari atau pengeluran tahunan," ungkap Budi kepada MomsMoney.id.

Tips yang kedua, sesuaikan dengan kebutuhan dan jangka waktu daripada investasi.

Pesan Budi, investor jangan hanya tertarik melihat keuntungan dari investasinya saja, di sisi lain tidak ada persiapan keuangan untuk inevstasi ini.

"Sesuaikan pula dengan karakter dalam berinvestasi (profil risiko)," kata dia.

Tips ketiga atau terakhir adalah pahami dan pelajari ketentuan dari produk serta fiturnya dengan seksama.

Ada baiknya, berinvestasi pada instrumen yang memang Anda pahami. Tujuannya, untuk meminimalisir risiko investasi.

(*/TRIBUNBATAM.id)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved