LINGGA TERKINI
Penonton Final Sepak Bola di Pulau Mepar Lingga Membludak, Tempat Wisata Ikut Ramai
Jumlah penonton sepak bola di Pulau Mepar, Lingga membludak karena ingin melihat laga final antara kesebelasan Sungai Buluh melawan Senempek.
Penulis: Febriyuanda |
LINGGA, TRIBUNBATAM.id - Ribuan penonton memadati lapangan sepak bola Pulau Mepar, Kecamatan Lingga, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau, Minggu (19/2/2023).
Membludaknya penonton tersebut, karena meramaikan dan ingin melihat puncak partai final antara kesebelasan Sungai Buluh melawan Senempek.
Dari sudut-sudut luar lapangan, tampak area pagar diramaikan dengan kehadiran penonton yang berasal dari berbagai pulau-pulau wilayah Lingga.
Terdengar dan tampak riuh pula, suara suporter dari puluhan pendukung Sungai Buluh, dengan menggunakan baju merah disertai bendera yang dikibarkan.
Mereka beramai-ramai menyeberangi lautan dari Desa Sungai Buluh ke Pulau Mepar, dengan menggunakan 6 buah kapal kayu, untuk mendukung tim mereka dengan kompak.
Di samping antusias warga melihat partai final, kunjungan wisatawan ke Pulau Mepar juga ikut meningkat.
Mengingat, bahwa Pulau Mepar merupakan desa wisata sejarah dan budaya yang ada di Kabupaten Lingga.
Dengan adanya turnamen ini, kunjungan wisatawan ke Pulau Mepar ikut meningkat.
Sebelum melihat turnamen Sepak Bola, beberapa warga yang datang menyempatkan berkunjung ke destinasi yang ada di bukit Pulau Mepar.
Di bukit Pulau Mepar merupakan menjadi saksi kejayaan kerajaan Riau-Lingga pada masa lampaunya.
Kerajaan Riau-Lingga menjadikan Pulau Mepar sebagai salah satu benteng pertahanan.
Pengunjung pun tampak tak melewatkan untuk mengambil momen foto dan video di sana. Mereka bisa berfoto dengan cagar budaya berupa meriam yang tersisa.
Setidaknya di sana ada delapan meriam yang masih tersisa hingga saat ini.
Di antara delapannya, pengunjung pun tak melewatkan berfoto-foto dengan meriam yang unik, yakni Meriam Sumbing.
Meriam Sumbing sendiri diletakkan di depan masjid Pulau Mepar.
Bentuknya seperti meriam pada umumnya, namun terdapat bagian rusak atau menyerupai sumbing di ujungnya.
Pengunjung pun tampak puas mengelilingi perbukitan yang merupakan benteng di Pulau Mepar tersebut.
Pengunjung bisa melihat empat benteng yang terkenal dan berada di bukit Pulau Mepar, yakni Benteng Lekok, Benteng Hilir, Benteng Tanjung Segi Tiga dan Benteng Tengah.
Pengunjung juga disuguhkan dengan pemandangan alam yang indah berupa laut dan Gunung Daik, ketika berada di bukit atau Benteng Lekok Pulau Mepar.
Di sana, pengunjung bisa bisa melihat langsung dengan jelas Ibukota Daik.
Kepala Desa Mepar, Faif Sundoyo ikut bersyukur dengan turnamen yang diadakan di desanya, membuat pengunjung wisatawan juga ikut meningkat pula.
"Alhamdulillah turnamen sudah selesai dan berjalan sukses," kata pria yang disapa Handoyo ini kepada TribunBatam.id, Senin (20/2/2022).
Handoyo mengucapkan terima kasih kepada para panitia, masyarakat dan Bupati Lingga yang sudah menutup turnamen Mepar Cup.
"Terima kasih kepada donatur, pihak keamanan dari Polsek, Satpol PP dan semua pihak yang ikut berpartisipasi," tuturnya.
Dia pun berharap tidak hanya di bidang sepak bola, tetapi lewat turnamen ini pariwisata di Pulau Mepar ikut tumbuh.
Apalagi, Pulau Mepar sudah diberikan penghargaan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) atas Anugerah Desa Wisata Indonesia atau ADWI tahun 2023.
"Tahun lalu, kami masuk 300 besar ADWI bersaing dengan 3 ribu lebih desa di Indonesia, Mudah-mudahan tahun ini bisa lebih baik lagi," tambahnya.
Ekonomi Warga di Desa Mepar Ikut Tumbuh
Turnamen Sepak Bola di Pulau Mepar, Kabupaten bukan hanya membuat dampak positif bagi peningkatan kunjungan sektor wisata.
Tetapi, ekonomi masyarakat di desa juga ikut tumbuh, dengan banyaknya Usaha Mikro Kecil Menengah yang turut andil dalam event ini.
Banyak masyarakat yang membangun warung-warung, untuk mencari untung dalam perekonomian.
Tentu saja, dengan banyaknya pengunjung yang datang melihat turnamen, warung-warung warga pun ikut terbantu dengan penjualan dagangannya.
"Alhamdulillah, pelaku UMKM ikut terbantu dengan turnamen ini, ada 15 warung warga yang berjualan," kaya Handoyo.
Tidak hanya penjual warung, tapi penambang pompong juga ikut untung dengan event ini.
Letak pulau Mepar yang bersebrangan dengan Ibukota Daik, membuat warga harus menggunakan pompong untuk sampai ke sana.
Banyaknya warga yang menyebrang, membuat penambang pompong ikut sibuk, khususnya pada final tadi.
Membludaknya penumpang, bahkan Pelabuhan Tanjung Buton banyak antrian, karena warga harus menunggu.
"Untuk sekali menyebrang Rp 5 ribu, jadi kalau pergi pulang Rp 10 ribu. Alhamdulillah, untuk final Minggu tadi ramai orang datang, dikira-kira ada 4000 orang yang nyeberang dari Daik," kata salah seorang penambang pompong Desa Mepar, Dohom kepada TribunBatam.id.
Dia pun menyebutkan, setidaknya ada 12 pompong yang tersedia untuk mengantarkan warga menyeberangi Pulau Mepar.
"Alhamdulillah banyak untuk di hari-hari biasa, warga sampai antri di pelabuhan karena pompong penuh, orang ramai, dari jam 13.00 WIB sudah mulai ramai," ungkapnya.
Dohom pun bersyukur, dengan digelarnya turnamen di Desa Mepar juga ikut membantu pemasukan mereka sebagai penambang pompong. (TRIBUNBATAM.id/Febriyuanda)
Prajurit Yontankfib 1 Marinir Melakukan Pendaratan Amfibi dan Serbuan di Singkep Lingga |
![]() |
---|
Prajurit Marinir Tumpas Sasaran Pendaratan dalam Super Garuda Shield 2025 di Dabo Lingga |
![]() |
---|
Polisi Amankan 7 Terduga Pencuri Mesin di Lingga, Sebagian Eks Karyawan PT, Mengaku Gaji Tak Dibayar |
![]() |
---|
Warisan Budaya Hidup di Pantai Sergang Lingga, Permainan Belon Semarakkan HUT ke 80 RI |
![]() |
---|
37 Pelajar SMAN 1 Kepulauan Posek Lingga Dapat Binaan Mental dan Wawasan Kebangsaan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.