BERITA KRIMINAL

24 Orang Santri Jadi Korban Pencabulan Dua Oknum Guru, Para Korban Trauma Berat

Setelah ada orang tua korban yang melaporkan kasus ini, pihan pondok pesantren memutuskan untuk memecat kedua pelaku. AKP Hitler Hutagalung menjelask

Editor: Eko Setiawan
TRIBUNBATAM.id
ilustrasi pencabulan anak, kekerasan pada anak 

TRIBUNBATAM.id, MEDAN - Sebanyak 24 santri menjadi korban pencabulan yang dilakukan oleh dua oknum guru yang mengajar mereka.

Kini dua pekau tersebut sudah ditetapkan menjadi tersangka oleh pihak kepolisian.

Dua guru pondok pesantren di Padang Lawas, Sumatra Utara berinisial SD (30) dan MS (26) ditahan karena melakukan pencabulan terhadap 24 santri laki-laki.

Keduanya merupakan guru mata pelajaran Fiqih di pondok pesantren tersebut dan kini telah ditangkap polisi.

Kasat Reskrim Polres Padang Lawas, AKP Hitler Hutagalung mengatakan kedua pelaku dipanggil ustaz oleh para santri-santrinya ketika mengajar di pondok.

"Kalau di pesantren dipanggil ustadz. Mereka guru pelajaran Fiqih," jelasnya, Selasa (7/3/2023), dikutip dari TribunMedan.com.

Baca juga: Praktik Judi Sie Jie di Batam Berjalan Sejak Januari, Pemain dan Bandar Dibekuk Polisi

Baca juga: ARTOTEL Batam Sukses Gelar Kegiatan Donor Darah dalam Rangka Rayakan Hari Kasih Sayang

Setelah ada orang tua korban yang melaporkan kasus ini, pihan pondok pesantren memutuskan untuk memecat kedua pelaku.

AKP Hitler Hutagalung menjelaskan para korban yang berjumlah 24 santri masih menunggu tim psikolog untuk memulihkan trauma mereka.

"Tim trauma healing sedang dalam perjalanan."

"Mereka (pelaku) sudah dikeluarkan dari yayasan setelah mengetahui peristiwa ini. Sampai saat ini korban belum ada bertambah," ujarnya.

Kedua pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka setelah ditahan sejak Senin (6/3/2023).

Menurut AKP Hitler, dalam melakukan aksinya, kedua pelaku berpura-pura minta dipijit oleh para korban yang berusia sekitar 14-16 tahun.

Ketika korban mengiyakan permintaan untuk memijit, pelaku mulai mencabuli korban.

"Modusnya minta pijit ke santri, dipanggil ke pondok. Tetapi kadang pun didatangi langsung santrinya," paparnya.

AKP Hitler menjelaskan kasus ini terbongkar ketika salah satu santri melaporkan kejadian ini ke orang tuanya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved