Polisi Dalami Motif Pembunuhan di Bangka, Mayat Bocah Ketemu di Kebun Sawit

Polisi dalami motif tersangka pembunuhan di Bangka yang masih remaja terhadap bocah 8 tahun yang mayatnya ditemukan di kebun sawit.

TribunBatam.id via BangkaPos.com/Sepri Sumartono
PEMBUNUHAN di BANGKA - Polisi dan pihak rumah sakit melakukan autopsi jenazah bocah korban pembunuhan di Bangka bernama Hafiza (8). Polisi mendalami motif tersangka pembunuhan di Bangka berinisial Ac (17) yang masih tetangga korban. Hafiza ditemukan tewas di kebun sawit, Kamis (9/3/2023). 

BANGKA, TRIBUNBATAM.id - Polisi masih mendalami motif pembunuhan bocah di Bangka bernama Hafiza.

Bocah delapan tahun ini menjadi korban pembunuhan di Bangka dimana tersangkanya berinisial Ac (17).

Tersangka yang masih bertetangga dengan korban ditangkap di kediamannya di Bangka Barat, Selasa (14/3/2023) malam.

Kepada polisi, Ac, tersangka pembunuhan di Bangka itu mengaku menskenariokan seolah-olah terjadi penculikan dengan meminta uang tebusan kepada orang tua korban.

Jasad Hafiza sebelumnya ditemukan di kebun sawit Bukit Intan Bine Blok S47-48 Divisi 3 PT BPL Desa Ibul, Simpangteritip, Kamis (9/3/2023) sekira pukul 11.30 WIB.

"Apakah karena dia butuh uang itu,? atau ada lagi orang-orang ikut mensuport daripada kegiatan melakukan eksekusi ini. Tentu penyidik menelusuri ini ke pihak lain, mungkin ada tersangka lain, ikut serta terlibat di dalamnya," kata Kapolda Babel, Irjen Pol Yan Sultra kepada Bangkapos.com, Kamis (16/3/2023).

Kapolda Babel juga mengungkap kondisi bocah korban pembunuhan di Bangka itu saat pertama kali ditemukan.

Posisi Hafiza tengkurap dan berada di atas air.

Kondisi jasad pun sudah terjadi pembusukan selama lima hari.

Sementara Kasubdit III, Ditreskrimum Polda Babel, AKBP Trihanto Nugroho, mengatakan setelah pelaku AC (17) diketahui masih tetap beraktivitas seperti biasa, hingga akhirnya jenazah korban pembunuhan di Bangka itu ditemukan.

Selain itu, Tri mengatakan pihaknya telah melakukan pemeriksaan psikologi terhadap pelaku AC.

Terutama berkaitan dengan motif membunuh karena terinspirasi dengan aksi penculikan di daerah lain.

"Untuk kemungkinan pemeriksaan psikologis tersangka itu sesuai SOP penyidik. Kami lakukan untuk mengetahui bagaimana kondisi psikologis tersangka tersebut. Karena ia mencoba meniru dan terinspirasi, kegiatan penculikan anak di daerah lain. Melalui media sosial, ada panduan-panduan bagaimana caranya melakukan penculikan dan minta tebusan," terangnya.

Kemudian terkait, pelaku yang meminta uang, dikatakan Tri, apakah hanya alibi atau memang untuk kebutuhanya sendiri.

Saat ini polisi sedang mencari tahunya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved