ANAMBAS TERKINI
CERITA Perantau di Anambas Tak Mudik Lebaran ke Tanjungpinang Karena Biaya
Wisnu, seorang perantau di Anambas tak mudik ke Tanjungpinang saat Idul Fitri tahun ini karena mahalnya biaya transportasi.
Penulis: Novenri Halomoan Simanjuntak | Editor: Septyan Mulia Rohman
ANAMBAS, TRIBUNBATAM.id - Wisnu Novandi Yudha, seorang perantau di Anambas harus menahan keriduannya mudik ke Tanjungpinang saat Idul Fitri tahun ini.
Keinginan pria 29 tahun itu mudik saat lebaran tahun ini pupus setelah mengetahui harga tiket dari Anambas hanya untuk sampai Tanjungpinang.
Selain dirinya, Wisnu harus memikirkan biaya untuk istri dan anaknya yang masih balita.
Ongkos yang tidak 'bersahabat' di kantong itu, termasuk transportasi kapal laut maupun penerbangan udara.
"Kalau dibilang rindu ya pasti lah mas, apalagi momen lebaran kan cuma setahun sekali. Biasa juga ngumpul sama orang tua dan saudara terus ada liburan jalan-jalannya juga," ucapnya saat ditemui di kawasan Pasar Tarempa, Minggu (16/4/2023).
Sambil berjalan ke salah satu pertokoan untuk berteduh, Wisnu kembali melanjutkan ceritanya yang sempat terhenti.
Jika pulang menggunakan feri, ia harus menyiapkan biaya mulai Rp 500 ribu-an per orang untuk bisa sampai di Tanjungpinang.
Ongkos yang ia keluarkan akan semakin mahal jika memilih berangkat menggunakan pesawat terbang, dimana harga tiketnya mencapai Rp 1 juta-an untuk satu orang.
"Kalau naik pesawat tentu lebih mahal lagi ongkosnya. Sebab harus naik feri dulu ke Bandara Letung lalu beli tiket pesawat lagi mau Rp 1 jutaan lebih lah," bebernya usai membeli takjil di pasar.
Di sisi lain, sejumlah pekerjaannya masih menanti dan tak dapat ia tinggalkan.
Dorongan untuk pulang kampung dari istri sih ada.
Menurutnya, jika biaya cukup, rencananya ia akan pulang setelah lebaran saja.
Perayaan Idul Fitri tahun ini akhirnya cukup ia nikmati bersama keluarga kecilnya.
Tanggungjawab pekerjaannya sebagai sopir odong-odong hiburan anak, mesti ia tunaikan setiap sore di pusat kota Tarempa.

Biasanya saat sore sekira pukul 16.00 Wib, mobil odong-odong Wisnu pun sudah terparkir di kawasan Taman Bermadah menanti pengunjung keluarga bersama anaknya untuk menikmati wahana.
"Hasilnya nasib-nasiban lah mas. Kadang ramai saya bisa digaji bos Rp 100 ribu, kalau sepi paling saya hanya diberi Rp 50 atau 60 ribu dari jam 16.00 - 21.00 WIB," ujarnya.
Sembari memikul tas ransel dibahu dan tas kecil yang tergantung ditubuh depannya, Wisnu mengaku juga melakoni profesi sebagai jurnalis salah satu media yang bertugas di pulau terdepan Indonesia ini.
Mengadu nasib di Anambas, seolah sudah menjadi garis tangan bagi pria yang akrab disapa Een ini.
Ia ingat betul saat mulai menginjakkan kaki ke Anambas tahun 2010, lantaran diajak berlibur oleh salah seorang temannya warga Anambas.
Menyaksikan kehidupan di Anambas secara lansung, membuatnya kagum hingga mudah berbaur di lingkungan masyarakat dominan Melayu itu.
"Tiba di Anambas saya kagum, sampai akhirnya nyaman dengan kultur masyarakat di sini," ungkapnya.
Mula-mula hidup di perantauan, ia tak pernah mikir-mikir memilih pekerjaan.
Mulai dari montir bengkel, kuli panggul pelabuhan (buruh) hingga menjadi kepala gudang salah satu ekspedisi sudah dijalaninya.
"Saat masa-masa lajang dulu, bisa dua sampai tiga kali mudik setiap tahun. Tapi lebaran tahun ini aja yang sepertinya ditunda," tutur Wisnu.
Ini pun akan menjadi pengalaman pertama bagi Wisnu bersama istri dan anaknya merayakan Idul Fitri di Anambas.
Menurutnya, dengan beragam tradisi dan kegiatan menyambut Idul Ftri yang diadakan oleh masyarakat dan Pemerintah Kepulauan Anambas turut memberi kesan islami dan menyenangkan.
"Mulai dari suasana ramadan sampai menyambut lebaran di sini terasa juga khidmat islaminya, ada banyak kegiatan seperti lomba gapura hias sampai kegiatan pawai takbiran juga infonya, ini berkesan lah," pungkasnya. (TribunBatam.id/Noven Simanjuntak)
Tingkatkan Sarana Pendidikan, Pemkab Anambas Bantu Meja dan Kursi 9 Sekolah, SMPN 1 Siantan Hari Ini |
![]() |
---|
Kisah Marsita Juru Masak MBG di Anambas, Bangun Subuh Demi Asupan Gizi Siswa |
![]() |
---|
Penemuan Kerangka Manusia di Anambas, Akhirnya Dimakamkan ke TPU Desa Batu Ampar |
![]() |
---|
Program Perlengkapan Sekolah Gratis Anambas Masuk Tahap Pengadaan, Target Rampung Dua Bulan |
![]() |
---|
24 Pelamar PPPK Tahap 2 Anambas Terkendala NIP, Data KTP dan Ijazah Bermasalah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.