Puluhan Warga di Sragen Keracunan Makanan Seusai Santap Makanan Hajatan Tetangga
39 warga Sragen yang tinggal di Desa Kacangan, Sumberlawang alami keracunan makanan setelah santap makanan tetangga yang akan gelar hajatan
SRAGEN, TRIBUNBATAM.id - Puluhan warga Desa Kacangan, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen alami keracunan makanan.
Total setidaknya ada 39 warga.
Mereka diduga keracunan setelah menyantap makanan dari warga desa yang akan menggelar hajatan pesta nikah, Minggu (4/6/2023).
Adapun reaksi sejumlah korban keracunan makanan ini berbeda-beda.
Ada yang pusing hingga diare.
Kala itu korban menyantap olahan daging ayam hingga sayur buncis.
Seorang warga, Giyem (69) menceritakan, ia makan nasi punjungan dari acara hajatan yang akan digelar warga tetangga desa.
Ia menerima nasi punjungan tersebut pada Selasa (30/5/2023).
Baca juga: Sebelum Tewas Keracunan, Anak Pj Gubernur Papua Sempat Dirudapaksa
Giyem baru makan nasi tersebut selepas maghrib.
"Yang saya makan itu nasi, tahu satu potong, ayam satu potong, sayur buncis, sambal goreng, sambal kentang goreng, sama kerupuk," katanya kepada TribunSolo.com, Jumat (2/6/2023).
Hingga Rabu (31/5/2023) subuh, Giyem belum merasakan apa-apa dan dia masih beraktivitas normal.
Giyem masih bisa memasak air dan memberi makan ayam pagi itu.
Siang harinya, Giyem mulai mengeluhkan pusing seperti berputar-putar.
Ia pun kemudian membeli obat di warung.
Sesampainya di warung, Giyem malah muntah-muntah dan kemudian dikerok (kerokan) oleh pemilik warung.
"Pas beli obat di warung, malah muntah-muntah, dikeroki sama pemilik warung, terus pulang, muntah-muntah lagi, dipijat juga tidak mempan," jelasnya.
Ketika mual, Giyem tidak bisa mengeluarkan isi perutnya.
Karena terjadi berulang kali, akhirnya Giyem merasa lemas dan berobat ke Puskesmas.
"Sekarang masih lemas, sudah dua malam ini," ujarnya.
Pasien lainnya, Parmi (65) merasa keringat dingin menyerang tubuhnya pada Rabu siang.
Padahal Giyem menuturkan tidak makan nasi punjungan, hanya minum air putih dan makan roti.
Giyem sendiri merupakan tetangga pemilik hajatan.
"Saya lemas, terus muntah, keringat dingin, terus mual tapi tidak bisa keluar," kata Giyem.
"Tapi saya tidak makan nasi punjungan, hanya kremikan (camilan), minum air putih, roti dan pisang," tambahnya.
Pesta nikah Lanjut
Meski ada sejumlah warga alami keracunan makanna, acara pernikahan tersebut akan tetap dilangsungkan.
Kepala Puskesmas Sumberlawang, Rita Ernawati mengatakan pihaknya sudah membentuk tim khusus.
Baca juga: Keracunan Makanan Usai Pergi Hajatan, Ratusan Orang Dilarikan ke Rumah Sakit
Tim khusus tersebut terdiri dari ahli gizi hingga Bhabinkamtibmas yang akan mengawasi proses memasak.
"Kami sudah melakukan sosialisasi, pada saat memasak nanti akan didampingi ahli gizi hingga Bhabinkamtibmas, mulai hari Sabtu," katanya kepada TribunSolo.com, Jumat (2/6/2023).
Menurutnya dengan pendampingan tersebut, akan terpantau proses memasaknya, sehingga kejadian serupa tidak terulang kembali.
"Jam memasaknya sudah disepakati jam sekian, mulainya hari Sabtu, paling tidak dengan pendampingan akan terpantau," pungkasnya.
Sementara itu, dari 39 warga, ada 11 orang yang menjalani rawat inap baik di Puskesmas maupun di klinik.
Hingga Jumat siang, tidak ada lagi tambahan warga yang mengeluhkan sakit.
Sementara itu, satu pasien rawat inap sudah diperbolehkan pulang. (TribunSolo.com)
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Puluhan Warga Sumberlawang Sragen Keracunan, Bagaimana Nasib Acara Pernikahan di Sragen?
Ratusan Orang Keracunan Usai Santap Makan Bergizi Gratis, Jumlah Korban Terus Bertambah |
![]() |
---|
Kecelakaan Maut di Sambungmacan Sragen, Pengendara Motor Tewas Tabrak Mobil |
![]() |
---|
Proyeksi Dana Desa 2026 Dipangkas, 125 Desa di Sragen Terima Rp 1 Miliar Lebih di 2025 |
![]() |
---|
APBD 2025 Juli, Kabupaten Sragen Surplus Rp 91,29 Miliar, PAD Rp 255,84 Miliar |
![]() |
---|
Momen Mencekam Lusyana Jelita Kecelakaan di Tol Sragen, Begini Kondisinya Sekarang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.