WISATA NATUNA

Kisah Pilu Pulau Senoa di Natuna Berbentuk Mirip Manusia

Kisah Pulau Senoa di Natuna yang berbentuk mirip manusia tidur ternyata mengandung cerita pilu.

|
TRIBUNBATAM/MUHAMMAD ILHAM
Keindahan Pantai Tanjung Teluk Selahang dengan pemandangan Pulau Senoa, Natuna yang mirip wujud manusia, Minggu (2/7/2023). 

NATUNA, TRIBUNBATAM.id - Keindahan alam di Pantai Tanjung Teluk Selahang, Natuna bukan hanya hamparan pasir putih. Pengunjung juga bisa melihat pesona Pulau Senoa yang bentuknya menyerupai orang tidur.

Sore itu, Minggu (2/7/2023), Novit melepaskan senja di Pantai Tanjung Teluk Selahang. Semilir angin terasa menyegarkan suasana sore.

Sorot mata Novit tertuju pada hamparan Pulau Senoa. Pulau ikonik yang menyimpan cerita di kalangan masyarakat setempat. "Yang paling menarik itu penampakan pulau itu (Pulau Senoa), mirip orang tidur," ujar Novit seorang pengunjung kepada Tribunbatam.id, di Pantai Tanjung Teluk Selahang, Minggu (2/7/2023).

Dari Pantai Tanjung, memang terlihat jelas bentuk Pulau Senoa yang menyerupai manusia. Dari beberapa lokasi, dari Pantai Tanjung lah yang paling jelas. "Yang paling jelas kelihatan seperti manusia itu ya dari sini," katanya.

Pantai Tanjung berada di Kecamatan Bunguran Timur Laut.  Letaknya sekitar 12 Kilometer dari Kota Ranai, untuk menuju ke sana kita dapat menggunakan kendaraan roda dua maupun empat.

Panorama keindahan alam yang dimiliki pantai ini cukup menarik. Pasalnya, selain pasir putih dan laut, di sana terdapat pemandangan yang cukup unik.

Pemandangan itu ialah, penampakan sebuah pulau yang menyerupai sosok perempuan yang tengah berbaring.

Pulau itu bernama Pulau Senoa. Wujud perempuan itu hanya dapat dilihat dari bibir Pantai Tanjung Teluk Selahang.

Biasanya pengunjung yang datang ke sana, mereka tak akan lupa untuk mengabadikan momen tersebut dengan berfoto latar Pulau Senoa.

Selain itu, dari bibir pantai kita juga dapat menyaksikan keagungan tuhan berupa pemandangan puncak Gunung Ranai.

Tentunya, pemandangan itu juga menjadi spot menarik bagi mereka yang hendak berfoto-foto.

Di balik keindahannya, ternyata Pulau Senoa memiliki cerita tersendiri yang hingga saat ini terus berkembang khususnya bagi warga Natuna yang ada di Pulau Bunguran Besar.

Menurut Suparman (36), seorang warga Desa Limau Manis, Kecamatan Bunguran Timur Laut, Kabupaten Natuna, Pulau Senoa memiliki kisah yang cukup pilu.

"Cerita tentang Senoa ini bermacam-macam. Kalau menurut cerita yang disampaikan orangtua, kakek dan nenek saya dulu, Senoa itu dulunya seorang perempuan yang sedang hamil besar namun kikir atau pelit kepada tetangganya," kata Suparman.

Menurutnya, di balik kisah yang beredar di masyarakat Natuna itu, terukir gambaran nasihat kehidupan yang cukup jelas.

Ia melanjutkan ceritanya tentang Pulau Senoa. Dahulu kala di Pulau Bunguran Besar terdapat sepasang suami istri yang hidup tidak jauh dari bibir pantai.

Si suami adalah seorang nelayan sedangkan sang istri hanya disibukkan dengan pekerjaan rumah.

"Mereka hidup bertetangga, namun istrinya itu termasuk orang yang pelit kepada tetangganya. Bahkan saking pelitnya si istri nelayan ini ketika tetangganya meminjam tampis atau tampah (alat membersihkan beras) ia tidak pernah meminjamkannya," kata Suparman.

Wanita kikir nan pelit ini lupa kalau suatu saat akan butuh bantuan tetangganya.

Hingga suatu saat si istri nelayan tersebut sedang hamil besar. Detik-detik melahirkan segera tiba. Saat itu suaminya pergi melaut untuk mencari nafkah.

"Setelah si suami ini pulang ke rumah, ia mendapati istrinya sedang sakit karena hendak melahirkan, lalu mereka berdua meminta bantuan kepada tetangganya untuk membantu proses persalinan. Karena istrinya ini orang yang pelit alias tidak pernah membantu tetangganya yang membutuhkan bantuan, akhirnya dia menuai hasil perbuatannya sendiri," ujarnya.

Tidak ada seorang pun yang mau membantu proses persalinannya. Hingga suami istri itu memutuskan untuk pergi mencari bantuan orang lain dengan menyeberangi lautan.

"Tapi ketika mereka mau pergi, semua barang-barang miliknya turut dibawa sehingga sampan yang dikendarai itu sarat akan muatan. Saat di perjalanan, sampan mereka tenggelam dan si istri berakhir dengan menjadi sebuah pulau yang saat ini dinamakan Pulau Senoa.

“Sedangkan si suami tidak tahu hilang entah kemana," jelas Suparman.

Ia melanjutkan, di balik kisah Pulau Senoa ini ada pesan moral yang bisa dipetik. Kita hidup bertetangga harus rukun dan saling membantu. Seperti pepatah orang bijak, 'apa yang ditanam, maka itu yang dituai'.

Pelaksana tugas Kepala Dinas Pariwisata Kepulauan Riau atau Plt Kadispar Kepri Luki Zaiman Prawira mengatakan, Natuna memiliki potensi pariwisata yang luar biasa. 

"Keindahan alam Natuna tidak perlu diragukan lagi. Tentunya ini menjadi potensi untuk menggaet wisatawan," ujarnya. 

Ia menambahkan, kisah-kisah atau legenda yang di masyarakat bisa menambah daya tarik tersendiri terhadap lokasi wisata.(Tribunbatam.id/Muhammad Ilham)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved