KEPRI TERKINI

Stunting di Kepri dan PR Besar Pemerintah Daerah

Sekdaprov Kepri mengakui jika pemerintah daerah masih punya 'PR' besar dalam menurunkan angka stunting di Provinsi Kepulauan Riau.

Penulis: Endra Kaputra | Editor: Septyan Mulia Rohman
TribunBatam.id/Endra Kaputra
Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Riau (Sekdaprov Kepri), Adi Prihantara mengungkap pemerintah daerah masih punya 'PR' besar dalam menurunkan angka stunting di Kepri. 

KEPRI, TRIBUNBATAM.id - Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Riau (Sekdaprov Kepri), Adi Prihantara, menyebut jika pemerintah daerah masih memiliki pekerjaan rumah untuk menurunkan prevalensi kasus stunting di Kepri.

Prevalensi stunting di Kepri sebelumnya ditarget turun pada tahun 2024 turun sebesar 10,20 persen.

Berdasarkan data SSGI tahun 2022 prevalensi stunting di daerah itu masih sebesar 15,4 persen, atau lebih rendah dibandingkan dengan capaian nasional, yaitu sebesar 21,6 persen.

"Pemerintah Pusat memiliki target nasional kasus stunting menjadi 14 persen di tahun 2024. Ini tentunya membutuhkan dukungan dari seluruh pemerintah daerah di Indonesia, termasuk Kepri," katanya, Jumat (8/9/2023).

Konvergensi intervensi terhadap sasaran prioritas pencegahan stunting diharapkan dapat berjalan secara efektif, dengan kerja sama sinergis dari para pemangku kebijakan terkait.

Menurut Adi, pencegahan stunting hendaknya dilakukan dari hulu, sebagai akar dari proses panjang yang akan bermuara kepada tumbuh kembang anak, yang dalam hal ini melalui program pendampingan, konseling, dan pemeriksaan kesehatan tiga bulan pra nikah.

Hal itu bisa dilakukan melalui pengisian Aplikasi Elektronik Siap Nikah Siap Hamil (ELSIMIL) yang telah diluncurkan oleh BKKBN beberapa waktu lalu.

Tujuannya guna memastikan calon pasangan usia subur berada pada kondisi ideal untuk menikah dan hamil.

Intervensi penanganan stunting yang telah dilakukan biasanya dilakukan dari hilir.

Yakni pada saat diketahui berat badan anak kurang baru dilakukan intervensi.

Padahal penanganan dari hulu, yakni pada fase pranatal atau sebelum kelahiran, justru merupakan langkah yang penting dalam rangka menjamin pemenuhan gizi, sehingga anak yang akan dilahirkan terbebas dari stunting.

"Kebijakan ini menjadi strategis jika dihubungkan dengan arahan Presiden RI dalam membangun keluarga, terutama untuk menyiapkan generasi yang unggul, sehat, cerdas, dan bertanggung jawab terhadap masa depan bangsa, yang harus dimulai dari hulu," ujarnya.

Dia menyampaikan untuk merespon percepatan penurunan stunting dibutuhkan keterlibatan semua pihak dan perlu sinergi semua pihak, salah satunya melalui program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS).

Program BAAS sebagai upaya untuk mengeliminasi kasus stunting merupakan program yang diluncurkan BKKBN sebagai gerakan gotong royong dari seluruh elemen bangsa dalam mempercepat penurunan stunting dan menyasar langsung keluarga yang mempunyai anak beresiko stunting di Kepri.

Selanjutnya, pencegahan stunting perlu digalakkan pula di kabupaten/kota Kepulauan Riau dengan mengoptimalkan program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT).

Sumber: Tribun Batam
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved