Cerita Para Pemburu Rengkam di Pulau Rempang Batam, Per Kg Dijual Rp 2 Ribu

Warga Pulau Rempang selain berburu ikan, juga berburu rengkam. Rengkam ini memiliki nilai ekonomis tinggi. Tak ayal lagi banyak yang mencarinya

Editor: Dewi Haryati
tribunbatam.id/Aminuddin
Usaha budidaya rengkam di Kampung Melayu, Jembatan 1 Barelang Batam. 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Matahari mulai terbenam di ufuk barat, memancarkan sinar jingga yang memantul di permukaan laut.

Sebuah sampan berwarna biru berlabuh di tepian pantai Desa Sembulang Hulu, Kecamatan Galang, Pulau Batam.

Di atasnya, seorang nelayan bernama Maula membawa hasil tangkapannya berupa ikan dan rengkam.

Ia mengikat sampannya di tiang dekat laut lalu ke darat. Di sana ia memeriksa sejumlah rengkam yang digantung di atas balok-balok kayu yang sudah kering.

Rengkam atau Sargassum sp, adalah jenis rumput laut yang tumbuh di antara batu-batu karang dan memiliki daun berwarna hijau kecoklatan.

Rengkam memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena dapat diolah menjadi berbagai produk, mulai dari pakan ikan hingga kosmetik.

"Masyarakat sini banyak melakukan usaha rengkam ini," kata Maula kepada Tribun Batam belum lama ini.

Maula rajin memeriksa rengkam yang ia ambil dari laut. Yang sudah kering akan segera diambil dan dibawa pulang ke rumah lalu disimpan di dalam karung.

Baca juga: Warga Lingga Dulang Cuan dari Rengkam, Dulu Dianggap Sampah Laut

Tak hanya di Sembulang Hulu, usaha pembudidayaan rengkam hampir dilakukan di kawasan pesisir pulau-pulau lain di Batam.

Warga Rempang lain, Siti, mengungkapkan, keluarganya sudah lama mengandalkan hidup dari usaha budidaya rengkam. Selain rengkam, mereka juga menafkahi keluarga dengan usaha menangkap ikan.

Membudidaya dan menangkap merupakan salah satu anjuran pemerintah belakangan ini terhadap nelayan. Dan itu sebetulnya sudah cukup lama dilakukan sebagian masyarakat pesisir di Batam, termasuk Siti dan keluarga.

Nilai ekonomis budidaya rengkam tak main-main. Rengkam kering dijual berkisar Rp 1.800 hingga Rp 2.000 per kilogram.

Sekali menjual ke tengkulak atau pengepul, Siti bisa membawa pulang uang yang cukup untuk keluarga.

"Rengkam yang kering ini kemudian kami jual, harganya berkisar antara Rp 1.800 hingga Rp 2.000 per kilogramnya," ujarnya.

Tidak hanya harganya yang menarik perhatian, tetapi juga cara pengambilannya yang unik. Rengkam dapat diambil saat air pasang maupun saat air surut.

Halaman
123
Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved