BUNUH DIRI DI KARIMUN

Pegawai RSUD Muhammad Sani Karimun Sempat Ungkap Ingin Bunuh Diri ke Dokter Ahli Kejiwaan

Pegawai RSUD Muhammad Sani Karimun menyampaikan ingin bunuh diri kepada dokter kejiwaan, mengalami insomnia gangguan tidur

Penulis: Yeni Hartati | Editor: Agus Tri Harsanto
TRIBUNBATAM.id / Yeni Hartati
KONFERENSI PERS - Dr Rosdiana Lazuardi saat menyampaikan kronologi pegawai RSUD Muhammad Sani yang gantung diri di tangga darurat lantai enam menuju lantai tujuh, Minggu (21/1/2024). 

TRIBUNBATAM.id, KARIMUN - Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muhammad Sani Karimun menggelar konferesi pers terkait pegawai yang mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di tangga darurat lantai enam menuju lantai tujuh.

Direktur RSUD Muhammad Sani Dr Rosdiana Lazuardi mengatakan ada beberapa kejadian yang terpantau kamera Cctv sebelum korban D (43) di temukan menggantung pada Sabtu 20 Januari 2024.

"Korban terpantau kamera Cctv datang ke RSUD Muhammad Sani sekira pukul 06.00 WIB. Mulai dari parkiran motor karyawan, beliau jalan menuju basement dan mengarah ke workshop atau tempat unit beliau bekerja," ujar Dr Rosdiana Lazuardi, Minggu (21/1/2024).

"Kemudian keluar menuju bagian diesel di belakang dengan melihat-lihat situasi dan kembali ke workshop sambil menenteng plastik berwarna kuning," timpanya.

Rosdiana menambahkan, hanya selang beberapa menit korban di ketahui keluar dari workshop menuju depan lift sambil menenteng barang bawaan di plastik berwarna kuning tersebut.

Baca juga: BREAKING NEWS - Pegawai RSUD Muhammad Sani Gantung Diri

"Dari situ korban sempat menunggu di depan lift tetapi tidak jadi naik lift dan memilih naik tangga dari basement. Dari lantai atas besement korban terpantau naik lift lagi dan dari situ terakhir kita lost kontrol," ujarnya.

"Sekitar pukul 8.38 WIB terakhir korban naik ke lantai enam menuju lantai tujuh. Korban terpantau naik sendirian pada saat itu menuju lantai darurat," timpanya.

Diketahui, korban memiliki masalah kesehatan yang di diagnosis dokter ahli kejiwaan sebagai depresi yang berdampak menimbulkan insomnia atau gangguan tidur.

"Korban ini rutin berobat. Satu sampai dua tahun lalu kami sempat berikan cuti panjang selama enam bulan untuk pemulihan," ujarnya.

Namun hingga saat ini, korban juga masih rutin berkonsultasi dengan dokter spesialis ahli kejiwaan Dr Zulfikar.

Dr Zulfikar menjelaskan depresi dialami korban berbeda dengan depresi yang umumnya di kenal oleh masyarakat.

"Depresi yang dialami oleh korban ini, pada umumnya mempengaruhi mood yang mengakibatkan semangat dan gairah hidup menurun atau akibatnya kurang fokus saat bekerja," ujar Dr Zulfikar.

"Korban ini masih sadar, hanya depresi ini mempengaruhi mood, jadi dia kurang semangat, kurang gairah dan itu tanpa sebab," timpanya.

Bahkan, korban sempat beri pernyataan ingin mengakhiri hidupnya saat melakukan konsultasi di dua bulan terakhir. Pernyataan serupa juga sempat di ungkap ke rekan-rekan kerjanya.

"Dalam dua hingga tiga bulan ini, korban sempat menyatakan ingin mengakhiri hidupnya. Bahkan, dengan rekan-rekannya disini juga dia mengungkapkan bahwa telah putus harapan dan ingin akhiri hidupnya," ujarnya. (yen)

Baca berita Tribun Batam lainnya di GOOGLE NEWS

 

 

 

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved