NATUNA TERKINI

Cuaca Ekstrem di Natuna Rusak Desa Kerdau, Warga Minta Tanggul Pemecah Ombak

Dampak cuaca ekstrem di Natuna merusak sejumlah bangunan di Desa Kerdau, Senin (12/2) dini hari. Warga meminta tanggul pemecah ombak.

TribunBatam.id/Istimewa
CUACA EKSTREM DI NATUNA - Gelombang laut di Pulau Panjang, tepatnya di Desa Kerdau, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepri, Senin (12/2/2024). Sebanyak 12 unit bangunan termasuk rumah dan sekolah rusak akibat dihantam gelombang pasang ekstrem sekira pukul 03.00 WIB. Warga meminta adanya tanggul pemecah ombak di sana. 

TRIBUNBATAM.id, NATUNA - Kecamatan Pulau Panjang di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri) membutuhkan tanggul pemecah ombak.

Sebab gelombang pasang ekstrem terus menerjang pulau kecil itu yang dikhawatirkan akan menggerus luas wilayah.

Tidak hanya itu, pentingnya keberadaan tanggul pemecah ombak juga untuk menyelamatkan rumah warga dan fasilitas umum yang ada di kecamatan yang baru mekar ini.

Diketahui Desa Kerdau merupakan sebuah pulau kecil dengan luas 2.13 km⊃2;, dan dihuni oleh 291 Jiwa. Setiap tahunnya pemukiman warga pulau tersebut kerap dihempas ombak laut hingga menyebabkan abrasi pantai.

Abrasi garis pantai Desa Kerdau terus meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 30 cm, sementara tahun ini mencapai 47 cm.

Jika hal ini tidak segera ditanggulangi oleh pemerintah, maka permukiman warga di Pulau Kerdau akan terancam hanyut terbawa ombak.

Gelombang pasang setinggi 1,5 meter yang menerjang Pulau Panjang, Senin (12/2/2024) sekira pukul 03.00 WIB mengakibatkan 12 bangunan rumah rusak.

Tidak hanya rumah warga, akibat gelombang pasang itu juga merusak bangunan pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) dan bangunan perumahan guru.

Kepala Desa Kerdau, Tomy Heropin saat dikonfirmasi mengatakan, saat ini pihaknya sedang mendata kerugian yang dialami warga akibat gelombang pasang.

Menurut Tomy, kejadian ini kerap terjadi karena minimnya pembangunan tanggul pemecah ombak di sekitaran pesisir pantai Desa Kerdau.

"Masyarakat kami mayoritas bermukim di pesisir pantai, jadi yang kami butuhkan adalah pemecah ombak sekitar 1,2 kilometer," ujar Tomy.

Baca juga: Cuaca Ekstrem di Natuna VIRAL, Waterspout Muncul di Pantai Serasan

Tomy menambahkan, pihaknya saat ini telah mengusulkan penambahan tanggul pemecah ombak kepada pemerintah daerah sejak tahun 2023 lalu.

Tanggul pemecah ombak ini dianggap sangat perlu untuk mengurangi abrasi pantai yang membuat sejumlah rumah warga ambruk dan kini masih mengancam.

"Sudah kami usulkan, kami berharap pemerintah daerah dalam hal ini Bupati Natuna dapat mendengarkan keluhan warga, karena gelombang pasang terus mengancam rumah-rumah warga di sini," ujarnya.(TribunBatam.id/Muhammad Ilham)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved