ANAMBAS TERKINI
Batik Mangrove Desa Genting Pulur Jemaja Timur Pukau Pengunjung MTQH Anambas
Batik mangrove produksi Desa Genting Pulur, Jemaja Timur sukses menyita perhatian pengunjung MTQH Anambas.
Penulis: Novenri Halomoan Simanjuntak | Editor: Septyan Mulia Rohman
TRIBUNBATAM.id, ANAMBAS - Produk batik mangrove menyita perhatian saat Musabaqah Tilawatil Quran dan Hadis (MTQH) ke VIII tingkat Kabupaten Kepulauan Anambas.
Produk batik mangrove asal Desa Genting Pulur, Kecamatan Jemaja Timur itu menjadi pembeda dari sejumlah stan bazar utusan kafilah di kawasan Masjid Agung Baitul Makmur.
Dari namanya, kerajinan tangan batik mangrove ini dibuat dengan bahan pewarna alami mangrove.
Ya, Desa Genting Pulur sendiri memang satu di antara wilayah lainnya di Anambas yang memiliki hutan mangrove cukup luas.
Ketua Komunitas KOMPAK, Sahrul Hidayat mengatakan, keikutsertan pihaknya dalam perhelatan stan bazar MTQH ke VIII Anambas sengaja untuk mengenalkan karya kerajinan tangan lokal bagi masyarakat.
Dalam penjelasanya kepada para pengunjung, keunggulan produk dari komunitas penggiat batiknya menggunakan bahan pewarna alami dari mangrove.
"Ya kebetulan ada stan bazar MTQH Anambas, jadi kami manfaatkan untuk ikut promosikan hasil produk kawan-kawan penggiat batik dari Desa Genting Pulur," ucapnya, Rabu (06/03/2024).
Ia menjelaskan, batik mangrove asal Desa Genting Pulur ini terbilang alami karena memanfaatkan limbah dari mangrove sebagai bahan pewarna.
"Pewarna yang kami dan kawan-kawan penggiat pakai itu, warna alami dari alam yang ada di Desa Genting Pulur. Bahannya itu propagulnya yang biasa dikenal buah bakau dan kulit dari batangnya," sebut Sahrul.
Dari buah dan kulit batang mangrove itu,kemudian dijemur hingga kering dan direbus.
Setelah mendidih air rebusan bahan mangrove digunakan sebagai warna kain batik.
"Dari situ lah penamaan batik mangrove ini, karena bahan warna juga motifnya yang berkaitan dengan mangrove, seperti daunnya dan ekosistem yang ada di hutan mangrove itu sendiri," terangnya.
Untuk satu helai harga batik mangrove yang dijual di stan bazar dibandroel seharga Rp 420 ribu dengan beragam motif.
Baca juga: MTQH ke VIII Anambas Resmi Dimulai, Bupati Haris Target Juara Tiga di Tingkat Provinsi

Harga jual itu, ditentukan atas dasar panjangnya waktu proses pembuatan hingga dua minggu dan terbatasanya pembuatan produk.
"Selain itu bahan yang dibuat juga dengan pewarna alami, sehingga hal itu membuat dasar penetapan harganya," ungkapnya.
Perseroda Anambas Stagnan, Kabag Ekonomi Ungkap Fakta Hingga Kendalanya |
![]() |
---|
Langka, Pohon Kurma di Masjid Agung Baitul Makmur Anambas yang Ditanam Ustaz Abdul Somad Berbuah |
![]() |
---|
Respon Dinas PUPR untuk Pelantar Ambruk di Anambas, Usulkan Perbaikan Jika Ada Anggaran |
![]() |
---|
180 Kendaraan Terjaring Razia Samsat Anambas, Hasilnya Banyak Telat Bayar Pajak |
![]() |
---|
Ikuti Evaluasi Penyaluran Hibah dan Bansos KPK, Pemkab Anambas Akui Ada Penerima Tak Buat Laporan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.