PARIWISATA KEPRI AMAN

Asal Nama Pulau Dendun Bintan, Kabupaten di Kepri Punya Sejarah yang Khas

Kabupaten Bintan sudah terkenal akan destinasi wisata yang khas. Pulau Dendun salah satunya. Berikut ulasan mengenai sejarah pulau ini.

Penulis: Endra Kaputra | Editor: Septyan Mulia Rohman
TribunBatam.id via dendun.simdesprima.id
Permukiman pesisir Pulau Dendun, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). 

TRIBUNBATAM.id, BINTAN - Pulau Dendun di Kecamatan Mantang, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri punya ciri khasnya tersendiri.

Dendun sendiri merupakan desa yang memiliki jumlah penduduk sebanyak 1.056 orang.

Di antaranya, 534 laki-laki dan 502 perempuan.

“Untuk jumlah KK ada sebanyak 318,” sebut Kepala Desa Dendun, Eva Riana, Senin (05/02/2024).

Rumah penduduk yang padat hanya menyisahkan jalan seebar sekitar dua meter dengan alas paping blok saja.

Dari kejauhan, terlihat bangunan masjid yang besar dan megah.

Masjid itu bernama Masjid Quba.

Ada cerita sejarah nama Desa Dendun.

Dimana nama sebenarnya bernama Pulau Dandan.

Sejarah pemberian nama tersebut diberikan oleh sekelompok pelaut yang kebetulan singgah di pulau tersebut pada waktu itu memasak nasi menggunakan Dandang.

Dari sana, pulau tersebut diberi nama Pulau Dandang.

Pada tahun 1930 Masehi pulau dandang ini di tempati satu keluarga yang bernama pak Jail untuk berkebun.

Tahun 1935 Masehi, Pulau Dandang sudah dihuni lebih kurang lima kepala keluarga.

Tahun 1945 di bawah naungan penghulu mantang baru kelurahan Bintim diangkat salah satu “Sadar” penghulu (wakil penghulu) yang bernama Tok Ibrahim.

Baca juga: Sejarah Pulau Dendun di Bintan, Siapa Sangka Dulu Bernama Dandan

Bersama dengan itu Pulau Dandang berganti nama dengan Pulau Dendun.

Tok Ibrahim memimpin Pulau Dendun dari tahun 1945 sampai tahun 1960.

Pada tahun 1960 dengan pergantian kepemimpinan berganti juga nama kepemimpinan yang tadinya “Sadar Penghulu” menjadi “RK” (Rukun Kampung) yang ditunjuk langsung oleh Camat Bintan Timur.

Rukun Kampung yang ditunjuk bernama Karim Yasin pada tahun 1961 sampai dengan tahun 1971.

Pada tahun 1971 berakhir masa kepemimpinan RK (Rukun Kampung) Karim Yasin ditunjuk pengganti bernama Karim Saleh.

Dengan kepemimpinan RK Karim Saleh Pulau Dendun di mekarkan pada tanggal 22 September 2006 Karim Saleh memimpin Pulau Dendun dari Tahun 1971 sampai dengan tahun 2008.

Dengan pemekaran tersebut status Pulau Dendun menjadi Desa Dendun yang di pimpin oleh Plt Kepala Desa bernama Bapak Yan.

Pada tanggal 12 Juli 2008 Desa Dendun melaksanakan pemilihan kepala desa untuk yang pertama kalinya yang dipilih secara langsung oleh Masyarakat melalui Pilkades.

Dengan jumlah calon saat itu sebanyak dua orang yaitu Bapak Azman dan Bapak Badrun.

Dalam pemilihan kepala desa tersebut di menangkan oleh Bapak Azman, yang kemudian dilantik oleh Bupati Bintan pada tanggal 14 Agustus 2008 untuk menjadi Kepala Desa Dendun secara definitif.

Hingga sampailah saat ini Kepala Desanya dijabat oleh seorang perempuan bernama Eva.

Kades Eva yang merupakan putri asli kelahiran Dendun ini menyebutkan, status pekerjaan warganya mayoritas nelayan.

Baca juga: Warga Desa Dendun Bintan Senang, Pemprov Kepri Bantu Dua Unit Mesin Genset

“Kalau yang pegawai negeri ada hanya sebagai guru saja. Sisanya sebagai wiraswasta dan ibu rumah tangga,” ujarnya.

Desa Dendun hanya memiliki dua sekolah saja.

Taman Kanak-kanak bernama Negeri Pembina dan SD Negeri 002.

Untuk melanjutkan jenjang SMP dan SMA, harus menyebarang ke Mantang atau Kijang.

“Ada juga yang SMP atau SMA hingga kuliah memilih di Tanjungpinang. Bisanya anak anak memilih ngekos. Pas waktu libur baru pulang ke sini lagi,” ucap wanita kelahiran 1983 itu.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Guntur Sakti menyebutkan, Bintan memiliki banyak Masjid yang indah dengan nuansa arsitektur menarik.

“Bahkan setia Kecamatan di Bintan kalau saya tak salah. Itu ada Masjid besar semua. Termasuk di Pulau Dendun ini,” ujarnya.

Desa Dendun, Kecamatan Mantang, Kabupaten Bintan.
Desa Dendun, Kecamatan Mantang, Kabupaten Bintan. (tribunbatam.id/Endra Kaputra)

Banyaknya ikon yang ada di suatu daerah, tentunya menjadi pemicu bagi wisatawan untuk berkunjung ke Bintan.

“Untuk wisata religi di Kepri, memang banyak wisatawan yang datang dari Malaysia,” ucapnya.

Gubernur Kepri, Ansar Ahmad pun menyampaikan bahwa keindahan suatu daerah, termasuk Pulau bisa menjadi dayat tarik kunjungan wisatawan.

“Jadi jangan kita sangka wisatawan hanya tertarik datang ke suatu kota saja. Malah ke plosok kota atau pulau juga jadi incaran,” ujarnya.

Maka dari itu, Ansar Ahmad mengajak seluruh pemerintah daerah di Kepri hingga jajaran kelurahan atau desa untuk terus mengembangkan potensi alam atau budaya yang ada di lingkungannya.

“Sebab efek yang bisa dirasakan masyarakat bila itu terwujud. Tentunya peningkatan pendapatan atau ekonomi masyarakat setempat,” serunya. (TribunBatam.id/Endra Kaputra)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved