LINGGA TERKINI
Malam Tujuh Likur Dabo Singkep Lingga Makin Meriah dengan Lampu Colok
Lampu colok di Lingga bikin malam tujuh likur saat Ramadhan di sana semakin syahdu.
Penulis: Febriyuanda | Editor: Septyan Mulia Rohman
TRIBUNBATAM.id, LINGGA - Semarak 10 hari terakhir Ramadan mulai terasa di Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Tradisi yang mereka nanti-nanti pada malam 27 Ramadan akhirnya tiba.
Mereka menyebutnya dengan Malam Tujuh Likur.
Perayaan malam tujuh likur di Kabupaten Lingga, turut meriah di Kecamatan Singkep dengan banyaknya gerbang lampu colok yang menerangi sudut-sudut wilayah.
Seperti yang terlihat di simpang Sekop Darat, Kelurahan Dabo, Sabtu (6/4).
Setidaknya ada 6 ribu penerangan lampu pelita dari gerbang lampu colok yang didirikan pemuda setempat ini.
Warga tampak memadati lokasi itu untuk melihat langsung keindahan lampu tradisional yang menjadi pengobat rindu dari tahun ke tahun saat Ramadan.
Gerbang Pelita di Sekop Darat ini merupakan gerbang terpanjang yang ada di Kecamatan Singkep.
Bak taman, gerbang ini seakan menjadi keindahan sendiri di tengah-tengah jalan raya.
Mereka juga menyiapkan sejumlah makanan bagi yang berkunjung, sebagai tradisi turun temurun.
Tak hanya di Sekop Darat, di Bandara Kelas III Dabo Singkep juga memeriahkan malam tujuh likur dengan menghias gerbang lampu colok atau pelita yang mirip seperti masjid.
Baca juga: Malam Tujuh Likur di Lingga, Kecamatan Singkep Gelar Lomba Gerbang Lampu Pelita
Gerbang juga terpasang lampu colok mirip dengan pohon kurma, sehingga suasana terasa sedang berada di tanah arab.
Pihak Bandara Dabo Singkep juga menyediakan makanan bagi masyarakat yang melintas di sekitaran Bandara.
Di jalan raya pun tak padat sehingga mengakibatkan macet yang cukup berkepanjangan, hal tersebut terlihat antusiasnya masyarakat Dabo Singkep dalam menyambut malam tujuh likur.
Seorang pengunjung, Agus mengaku kalau bandara yang ikut dalam perlombaan hias menghias pasti tampak kreasi yang ditampilkan.
“Tentunya pemandangan hari ini kita dibawa seperti di masa lalu, yang mana lampu colok atau orang sering sebut lampu pelita ini digunakan oleh masyarakat dulu jauh sebelum adanya listrik,” ungkapnya sambil menyantap makanan.
Sementara itu warga lainnya, Syahrul mengatakan, malam tujuh likur untuk tahun ini cukup meriah apalagi ada menu makanan yang disediakan.
Baca juga: Polres Lingga Hiasi Pos Pelayanan dan Pengamanan Lebaran Bernuansa Melayu
“Di samping kita melihat lampu colok kita juga disajikan makanan gratis oleh pihak Bandara. Dan ini sudah sering kalau bandara ikut dalam berpartisipasi dalam perlombaan,” katanya.
Tradisi malam 7 likur ini masih terus dilestarikan meskipun ada pergeseran, seiring waktu itu disebabkan berbagai alasan.
Tetapi tidak menyurutkan minat Masyarakat untuk mempertahankan.
Tradisi ini sangat ditunggu oleh Masyarakat terlebih lagi buat para warga akan pulang dari perantauan.
Karena hanya dapat dijumpai 1 kali dalam setahun.
Meski berjalannya waktu, namun tradisi kemeriahan malam Tujuh Likur ini harus tetap dijaga sampai kapanpun.
Khususnya di Kabupaten Lingga, Negeri Bunda Tanah Melayu. (TribunBatam.id/Febriyuanda)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News
Polisi Amankan 7 Terduga Pencuri Mesin di Lingga, Sebagian Eks Karyawan PT, Mengaku Gaji Tak Dibayar |
![]() |
---|
Warisan Budaya Hidup di Pantai Sergang Lingga, Permainan Belon Semarakkan HUT ke 80 RI |
![]() |
---|
37 Pelajar SMAN 1 Kepulauan Posek Lingga Dapat Binaan Mental dan Wawasan Kebangsaan |
![]() |
---|
Lampu Penerangan Jalan Singkep Selatan di Lingga Minim, Warga: Bisa Membahayakan Pengendara |
![]() |
---|
Pasar Pangan Murah Kembali Hadir di Lingga, Segini Harga Sembako |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.