PILKADA KEPRI 2024

Belajar Dari Jejak Politik Sang Ayah, Anak HM Sani Kini Siap Bertanding di Kepri

Seperti apa cerita Riny Fitrianti muncul memeriahkan konstelasi politik di Provinsi Kepri? Mari saksikan wawancara Eksclusif Tribun Batam (TB) dengan

Penulis: ronnye lodo laleng | Editor: Eko Setiawan
Tribunbatam.id/Istimewa
Calon Eksekutif di Provinsi Kepri Riny Fitrianti dan Manager Peliputan Thomas Tonek Thomlimah Limahekin sedang ngomong politik di program Tribun Batam Podcast edisi Senin, 15 April 2024. (TRIBUN/ Dok. Tribun Batam). 

TRIBUNBATAM.id, BINTAN - Konstelasi politik mulai hangat di Kepri. Bakal calon kepala daerah mulai bermunculan baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

Di tingkat Provinsi Kepri misalnya, sudah ada nama H Ansar Ahmad dan H Muhammad Rudi. Begitulah juga di setiap kabupaten/kota. 

Nah, belakangan ada nama lain yang muncul di kancah politik Kepri. Namanya Riny Fitrianti, anak almarhum HM Sani.

Seperti apa cerita Riny Fitrianti muncul memeriahkan konstelasi politik di Provinsi Kepri? Mari saksikan wawancara Eksclusif Tribun Batam (TB) dengan Riny Fitrianti (RF)  lewat program Tribun Batam Podcast edisi Senin, 15 April 2024 :

TB : Sejak kapan kakak ikut dengan tim Almarhum ayah Sani?

RF : Saya mulai ikut politik memang di minta oleh ayah Sani. Saya mulai gabung tim sejak beliau menjadi Bupati Tanjung Balai Karimun, Wabup Kepri hingga Gubernur Kepulauan Riau. Saat itu saya sudah mulai ikut namun belum full. Dan ikut terjun kelapangan secara full adalah pada Pilkada kedua sebelum ayah meninggal.

TB : Apa alasan kakak waktu itu belum bisa gabung secara full?

RF : Awalnya saya agak kaget waktu itu tahun 2004. Saya ingat betul saat itu saat di meja makan ayah mulai aja saya untuk terjun ke dunia politik.

Setelah di coba saya makin penasaran dengan politik. Ternyata seiring berjalannya waktu ternyata saya cocok jadi seorang politik. 

Kenapa demikian karena saya sangat cinta kepada almarhum dan ingin seperti dia. Menurut saya ayah Sani orangnya sangat-sangat baik misalnya karakter termasuk dia sangat cinta kepada masyarakatnya, mulai dari waktu dan pikirannya.

Diperiode kedua saya mulai menawarkan diri untuk menjadi tim ayah. Saat itu saya bilang ke ayah jika mau menang angkat saya jadi bendahara.

TB : Kenapa memilih jadi bendahara, tidak menjadi ketua tim pemenang?

RF : Menurut saya bendahara itu adalah yang paling inti. Dari sana baru kita bisa atur bagaimana strategi lanjutan ke depan.

Ketua saat itu adalah pak Ahar Sulaeman, karena bagaimanapun ketua yang bakal mewakili ayah saat di KPU dan lainya.

Namun untuk strategi dan bendaharanya adalah saya sendiri yang handlenya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved