BERITA EKONOMI

Rupiah Melemah ke Level Rp 16.175 per US Dollar pada 16 April 2024

Pada 16 April 2024, menurut kurs Bloomberg, nilai tukar Rupiah melemah ke level Rp 16.175 per US Dollar

Editor: Eko Setiawan
KOMPAS/PRIYOMBODO
Ilustrasi Dolar AS 

TRIBUNBATAM.id, Batam - Rupiah kembali mengalami depresiasi terhadap Dolar. Pada 16 April 2024, menurut kurs Bloomberg, nilai tukar Rupiah melemah ke level Rp 16.175 per US Dollar, dari hari sebelumnya yang berada di level Rp 15.846 per US Dollar.

Sementara itu, kondisi pasar saham juga melemah setelah IHSG ditutup di level 1,68 persen (day to day) ke posisi 7.164,81 poin dari penutupan sebelumnya yang di posisi 7.286,88 poin.

"Rupiah, berdasarkam kurs Bloomberg terdepresiasi ke level Rp 16.175 per US Dollar," ujar Anggota Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) Galeri Bursa Efek Indonesia Politeknik Negeri Batam, Andy Nugraha, sebagaimana dilaporkan dalam kanal media sosial IDX Kepri, pada Rabu (17/4/2024).

Baca juga: Gubernur Ansar Bersilaturahmi dengan Kajati Kepri, Siap Lanjutkan Kolaborasi

Kemudian, nilai transaksi pada hari kemarin mencapai Rp 22,85 triliun, dengan rata-rata nilai transaksi harian sebesar Rp 11,28 triliun. Investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp 2,48 triliun, dan secara akumulatif, investor asing membukukan net buy sebesar Rp 14,15 triliun sejak awal tahun.

Bank Indonesia sebelumnya telah menyampaikan tiga langkah konkrit untuk meredam tekanan nilai tukar Rupiah, di antaranya, menjaga keseimbangan supply dan demand valuta asing; meningkatkan daya saing aset Rupiah; dan menjaga komunikasi dengan stakeholder terkait.

Pemerintah juga memandang ketegangan di Timur Tengah dapat berpengaruh terhadap perekonomian dalam negeri. Konflik ini dapat memicu lonjakan subsidi energi di tanah air dikarenakan kenaikan harga minyak per 1 US Dollar saja dapat menyebabkan subsidi dan kompensasi BBM naik sekitar Rp 3,5 triliun hingga Rp 4 triliun.

Baca juga: Cara Cetak Rekening Koran Bank Mandiri, BNI, dan BRI Tanpa Ke Kantor Cabang

Meski konflik di Timur Tengah berpotensi meningkatkan risiko makroekonomi di Indonesia, tetapi secara fundamental perekonomian Republik Indonesia masih cukup kuat, terbukti dari pertumbuhan di atas 5 persen hingga Februari 2024. (TRIBUNBATAM.id/Hening Sekar Utami)

Baca berita lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved