TRIBUN BATAM PODCAST

Penanganan Batu Ginjal Minim Sayatan, Simak Podcast Bersama Dokter Hikmat Satria

Simak Podcast, Sabtu (18/5) bersama narasumber Dokter Hikmat Satria dari RS Awal Bros Botania Batam bahas penanganan batu ginjal minim sayatan

Penulis: Febriyuanda | Editor: Dewi Haryati
tribunbatam.id/Istimewa
PODCAST - Tribun Batam podcast dengan narasumber dr Hikmat Satria--dokter spesialis Urologi RS Awal Bros Botania, Kota Batam, membahas tema Penanganan Batu Ginjal Minim Sayatan, Sabtu (18/5/2024) 

HS: Kalau ditanya seberapa besarnya sebetulnya itu bervariasi, namun rata-rata itu sekitar 7 sampai 10 cm panjangnya dan lebarnya itu di sekitar 5 sampai 6 cm.

TB: Nah, jadi saat buang kecil itu keluar ada pasirnya itu dok. Apa karena ginjal ga sanggup menahan atau gimana itu dok?

HS: Ketika ada batu ginjal dia akan sulit untuk turun ke bawah, karena batu ginjal ini menyumbat kemudian terjadilah namanya statis urine dalam ginjal. Nah kristal yang harusnya terbawa oleh urine itu akhirnya tertahan di ginjal dalam waktu yang lama.

Di sinilah mereka mulai membentuk suatu inti-inti batu lain yang kecil. Kemudian selain disertai nyeri, juga bisa sampai disertai dengan keluar darah, jadi urine tiba-tiba berwarna merah.

TB: Jadi itu nantikan keluarnya dari saluran kemih, berati itu ada sakitnya ya, dok?

Baca juga: Kebiasaan Buruk Penyebab Munculnya Batu Ginjal yang Patut Kamu Hindari

HS: Luar biasa (sakitnya-red). Kalau digambarkan kita sebutnya itu adalah nyeri kolik, jadi kalau digambarkan nyerinya seperti apa nyerinya bersifat tajam seperti ditusuk-tusuk, disayat-sayat, bahkan orang mungkin sampai meringkuk untuk mengurangi rasa nyeri di pinggangnya, ada yang keringat dingin, mual. Dan hebatnya orang Indonesia ambang nyerinya tinggi-tinggi.

TB: Kira-kira sinyal seperti apa atau pun gejala seperti apa jika ada batu ginjal nih, Dok?

HS: Kalau ditanya gejala mungkin kita melihatnya dari warna urine. Jadi balik lagi di mana penyebab terjadinya batu itu karena urine statis atau urine yang terlalu pekat.

Nah ketika warna urine kita cenderung berwarna coklat atau keruh dalam waktu lama, itu risiko untuk meningkatkan terjadinya pembentukan batu di ginjal.

Sehingga untuk gambaran gampangnya adalah kalau misalnya urine kita terlampau sering untuk menjadi keruh maupun coklat, berarti mungkin di situ kita kurang konsumsi cairan yang nanti ke depannya meningkatkan risiko terbentuknya batu.

TB: Nah air urine itu kan berubah gitu dok karena ada batu ginjal, apakah ketika dia minum air putih terus-terusan itu tetap sama?

HS: Jadi gini, kalau misalnya orang sudah terkena batu ginjal terus dia berusaha untuk minum yang banyak setelah terbentuknya bantu ginjal, nah itu yang terjadi adalah kalau batunya masih kurang dari 0,5 cm, kemungkinan dia akan bisa keluar sendiri, yaitu tadi pasien keluhannya kencing berpasir.

Tapi kalau dia sudah membentuk batu ginjal yang besar kemudian dia banyak minum, malah keluhan nyeri pinggang yang muncul.

TB: Tindakan seperti apa sih yang biasanya dilakukan, dok?

HS: Yang biasanya dilakukan bila di rumah sakit yang kita bilang adalah rumah sakit yang belum maju, dimana fasilitas belum berkembang, nah itu biasanya kita akan melakukan operasi pembedahan, di mana kita akan melakukan sayatan di pinggang dengan rata-rata sih ukuran minimal 4 cm.

Namun, sekarang dengan majunya teknologi untuk batu ginjal dengan ukuran besar, kita bisa melakukan tindakan PCNL. Di mana tindakan PNCL itu kita akan melakukan sayatan tapi ukurannya hanya 1 cm, agar akses alat kita bisa masuk ke ginjal, hanya untuk bisa memasukkan alat kita, alat PCNL nya kita masukkan sampai ke ginjal, lalu kita pecahkan batu ginjalnya.

Baca juga: Cara Mengobati Penyakit Batu Ginjal dengan Bahan Murah dan Alami

Halaman
123
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved