TRIBUN BATAM PODCAST

Kadisdik Kepri Bicara Soal PPDB, Apakah Transparan di Sekolah Favorit?

Kadisdik Kepri Andi Agung jadi narasumber Tribun Batam Podcast bahas tema PPDB apakah transparan di sekolah favorit. Simak pembahasannya di sini

Penulis: Ucik Suwaibah | Editor: Dewi Haryati
tangkap layar YouTube Tribun Batam
PODCAST - Kepala Dinas Pendidikan Kepri Andi Agung hadir sebagai narasumber dalam program Tribun Batam Podcast, bahas PPDB, Rabu (22/5/2024) 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Dari tahun ke tahun proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Provinsi Kepri selalu menjadi bahan perbincangan saat tahun ajaran baru dimulai.

Persoalannya masih seputar zonasi, transparansi, hingga sekolah negeri yang tidak dapat lagi menampung siswa untuk bersekolah ke jenjang yang lebih tinggi.

Persoalan biaya di sekolah negeri dalam mindset orangtua atau walimurid relatif masih bisa dijangkau. Namun apalah daya apabila daya tampung di sekolah tersebut tidak mencukupi dan tak ada pilihan lain selain menyekolahkan ke sekolah swasta.

Di Kepri khususnya di Batam, banyak anak yang tidak tertampung di Sekolah Negeri, namun tidak menutup asa bahwa sekolah swasta juga banyak di Batam.

Baca juga: Cara Buat Akun PPDB Online 2024, Mulai Dari SD, SMP Hingga SMA

Dalam perbincangan terkait PPDB ini, Tribun Batam mengundang Kepala Dinas Pendidikan Kepri, Andi Agung membahas persiapan PPDB 2024-2025.

Mengusung tema 'PPDB Apakah Transparan di Sekolah Favorit?', simak wawancara eksklusif dengan Kadisdik Kepri Andi Agung (AA), dipandu oleh Host Tribun Batam Sihat Manalu

Berikut wawancara eksklusifnya :

TB : Mendekati PPDB, ada persoalan yang selalu menjadi perbincangan setiap tahunnya? Untuk tahun ini seperti apa dari catatan Kepala Dinas Pendidikan Kepri?

AA : Kami akui bahwa ini bentuk sosialisasi kita, Alhamdulilah semalam tanggal 21 Mei kita sudah melaksanakan rapat koordinasi dengan beberapa stakeholder.

Ada saber pungli, ada ombudsman, dan seluruh sekolah di Kepri, secara luring seluruh kepsek yang ada di Batam, Karimun, Bintan, dan Tanjungpinang. Kalau komitenya adalah seluruh dari Kota Batam, Lingga, Natuna, Anambas.

Terkait masalah aturan PPDB masih sama dengan tahun kemarin. Juknisnya masih tetap. Ada tambahan keputusan gubernur kepri tentang petunjuk teknis penerimaan pesrta didik baru. Tujuannya tetap sama, objektif, transparan, dan akuntabel.

Persyaratan umumnya SMA, SMK, SLB, sesuai tupoksi dari dinas pendidikan provinsi, anak-anak yang masuk SMA SMK itu maksimal berusia 21 tahun.

Yang kedua telah melaksanakan kelas 9, ketentuan umumnya adalah dalam pendaftaran penerimaan siswa baru PPDB, tidak dipingut biaya alias gratis.

Saya mewanti-wanti, makanya seluruh satuan pendidikan karena dalam rapat kita hadirkan saber pungli, jangan sampai ada pungutan PPDB ini.

Penerimaan peserta didik baru tahun ini secara online atau daring, kombinasi boleh daring boleh luring.

Karena daerah kita ini kan 96 persen adalah laut, ada daerah-daerah tertentu memang yang tidak bisa melakukan secara daring jadi terpaksa luring atau kombinasi.

Untuk melihat jumlah sekolah yang ada keseluruhannya untuk sekolah Negeri, yang ada di Provinsi Kepri. Karena kita bertambah tahun ini, kemarin di Kota Batam kita membangun 3 unit sekolah baru, 2 SMA 1 SMK.

Tetapi dalam perjalanan tahun 2024-2025, SMA nya kita kurangi. SMK nya kita tambah. Karena kebutuhan lulusan SMK ini banyak, maka SMA untuk di Kota Batam ada 29, SMK ada 9 jadi ini ada yang baru ada SMK 10 dan SMK 11.

Jadi kita bangun sarananya, baru kita menerima murid baru. Ini bangunan 2023 kita pakai 2024.

Kita bangun sarana prasananya. Untuk ruang kelas baru juga akan kita tambah. Jumlah di antara 5 kabupaten 2 kota ini, memang yang agak bermasalah di Batam. Karena 60 persen jumlaj penduduk ada di Batam.

Untuk SMA Negeri yang daring itu 45 sekolah, dari 5 kabupaten 2 kota, yang kombinasi 50. Untuk jumlah SMA Negeri 95 sekolah.

SMK Negeri yang daring 26, yang kombinasi 11, jumlah 37. Kalau SLB semuanya luring.

Terkait masalah SLB di Kota Batam, peminat di Batam luar biasa. Dan kita mencoba membangun tapi tidak selesai. Permasalahan di lahannya tidak clear.

TB : Aturan darimana anak-anak numpang dulu baru dibangun pelan-pelan sarananya, sekarang dibangun dulu sarananya baru masuk?

AA : Ini kebijakan kita, kalau menumpang kan kesannya secara psikologis anak-anak itu aku numpang di sini, sampai tamat. Ini yang ingin saya ubah mindset dulu. Kita bangun dulu, baru sekolah.

Baca juga: Jelang PPDB 2024, Disdik Batam Berencana Tingkatkan Daya Tampung Siswa SD dan SMP

Daya tampung untuk di negeri untuk SMA Negeri itu artinya kita pakai sebagai aturan Kemendikbud, kita bisa menampung 19.272 siswa di Kepri.

Untuk SMK Negeri seluruh Kepri itu ada 11.951 siswa, maka jumlah yang bisa kita tampung sesuai sarana yang kita punya rencana menampung 31.223.

Dari 35ribu sekian yang dapat ditampung 31 ribu sisanya tidak tertampung. Sisanya ini pasti akan masuk ke sekolah swasta.

Jadi yang untuk daerah yang kelebihan daya tampung, panggungnya masih ada.

Seperti, Anambas ada 188 kursi, Lingga 484, Natuna 662, Tanjungpinang 557, ini yang kelebihan daya tampung

Untuk yang tidak tertampung di sekolah negeri di Bintan ada 325, Karimun 253, Batam 5806.

Permasalahannya masih ada yang terbesit di orangtua, anak-anak ini di Sekolah favorite.

TB : Ada beberapa anak-anak yang tidak tertampung di Sekolah Negeri, dan di Batam ada 5806 siswa untuk tingkat SMA/SMK yang tidak tertampung.

AA : Karena selama ini yang di Batam ini sebenarnya cukup. Kita juga melihat kehidupan orangtua selama covid ini belum begitu pulih, sehingga ke sekolah negeri menjadi pilihan.

Untuk Informasi lebih lanjut bisa kunjungi link berikut ini :

Youtube : https://www.youtube.com/live/2rcaVBj6NMQ?si=mpME9MlJkOruNvzv

Facebook : https://www.facebook.com/share/v/ra5RhYSHayys3gPy/?mibextid=jmPrMh. (tribunbatam.id/Ucik Suwaibah)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved