LINGGA TERKINI

Dinsos Lingga Bawa Remaja Dirantai Gegara Kerap Mengamuk ke RSBP Batam

Seorang remaja di Lingga dirujuk ke RSBP Batam. Ia terpaksa dirantai oleh orangtuanya karena kerap mengamuk.

Penulis: Febriyuanda | Editor: Septyan Mulia Rohman
TribunBatam.id/Istimewa
Sr (14), remaja asal Kelurahan Dabo Lama, Kecamatan Singkep, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri saat hendak diberangkatkan di Pelabuhan Jagoh, menuju RS BP Batam untuk dirujuk, Selasa (2/7/2024). 

TRIBUNBATAM.id, LINGGA - Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak atau Dinsos PPPA Lingga membawa seorang remaja ke Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Batam.

Dinsos Lingga membawa remaja berumur 14 tahun berinisial Sr itu karena kerap mengamuk.

Orangtua mereka bahkan terpaksa merantai remaja asal Kecamatan Singkep ini.

Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi, Perlindungan, Jaminan, dan Bencana Sosial Dinsos PPPA Kabupaten Lingga, Hazni Hamka mengatakan, remaja tersebut dibawa ke RSBP Batam berdasarkan hasil assessment yang dilakukan bersama tim dan OPD teknis.

"Orangtua remaja itu ikut mendampingi anak mereka ke RSBP Batam," ucapnya, Selasa (2/7/2024).

Dinsos Lingga telah memverifikasi bahwa keluarga SR termasuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan aktif menerima bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), serta Penerima Bantuan Iuran (PBI) dari Kementerian.

Pihaknya siap mendampingi SR ke Batam, untuk mendapatkan perawatan intensif dengan didampingi oleh ibunya dan pihak terkait lainnya.

Menurut Hazni Hamka, ini merupakan wujud dari pelayanan dan tupoksi Dinsos dalam rangka melakukan rehabilitasi sosial.

“Kami berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, terutama bagi mereka yang memerlukan perhatian khusus,” pungkasnya.

Upaya ini menunjukkan komitmen Dinsos PPPA Kabupaten Lingga dan stakeholder terkait dalam menangani kasus-kasus sosial yang memerlukan perhatian khusus serta memastikan kesejahteraan dan perlindungan bagi anak-anak di wilayah tersebut.

Sementara ayah Sr mengungkap anaknya kerap mengamuk serta merusak rumah rumah berikut barang di sekitarnya.

Baca juga: Awasi Kejahatan TPPO, Imigrasi Dabo Singkep Beri Penyuluhan ke Warga Lingga Kepri

Hal ini yang membuat ia terpaksa merantai anaknya itu.

Apa yang dialami anaknya bermula sekitar tiga bulan yang lalu

Sr mengonsumsi delapan butir obat batuk yang dicampur dengan minuman berenergi.

Ia mengakui tak mempunyai biaya untuk mengobati anaknya.

“Akibatnya, emosi anak saya tidak terkontrol dan merusak rumah. Kami khawatir anak saya akan melukai orang lain, hingga kami putuskan untuk merantainya,” jelas Syahrudin sebelumnya. (TribunBatam.id/Febriyuanda)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved