KARIMUN TERKINI

Kasus Bunuh Diri di Karimun Memprihatinkan, 7 Kasus Hingga Juli 2024

Kasus bunuh diri di Karimun yang kian marak menyita perhatian Kapolres Karimun, AKBP Fadli Agus.

Penulis: Yeni Hartati | Editor: Septyan Mulia Rohman
TribunBatam.id/Yeni Hartati
Kapolres Karimun, AKBP Fadli Agus saat memimpin rapat koordinasi upaya cegah bunuh diri yang terjadi di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri. 

TRIBUNBATAM.id, KARIMUN - Kasus bunuh diri di Karimun cenderung meningkat di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Tindakan ini jelas tidak untuk ditiru.

Sejak Januari hingga Juli 2024, terdapat 7 kasus bunuh diri di Karimun.

Bahkan terdapat beberapa faktor pendukung atau situasi hingga menjadi gangguan seseorang melakukan percobaan bunuh diri.

Di antaranya depresi atau stress, permasalahan keluarga atau tuntutan ekonomi, dan masalah percintaan.

Rata-rata para korban yang melakukan bunuh diri di Karimun berjenis kelamin laki-laki sebanyak enam orang, dan satu orang perempuan yang merupakan Ibu Rumah Tangga (IRT).

Kasus bunuh diri pertama terjadi pada Sabtu 20 Januari 2024.

Seorang ASN di RSUD Muhammad Sani berjenis kelamin laki-laki bernama Dedi (43) yang mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di tangga darurat lantai enam menuju lantai tujuh.

Berdasarkan keterangan dari Direktur RSUD Muhammad Sani, dr Rosdiana Lazuardi.

Korban memiliki masalah kesehatan yang di diagnosa oleh ahli kejiwaan sebagai depresi yang berdampak susah tidur atau insomnia selama tiga tahun.

Depresi yang dialami korban berbeda dengan depresi yang umumnya dikenal oleh masyarakat.

Hal itu mempengaruhi mood dan mengakibatkan semangat dan gairah hidup menurun akibat kurang fokus saat berkerja.

Baca juga: Karimun Marak Pencurian Helm, Terbaru Aksi Pelaku Terekam CCTv di Ruko Ropi

Bahkan, korban sempat menyatakan ingin bunuh diri saat melakukan konsultasi bersama ahli kejiwaan dan sempat mengutarakan itu ke rekan-rekan kerjanya.

Kedua, kasus bunuh diri kembali terjadi pada Senin 29 Januari 2024.

Seorang remaja laki-laki bernama Bernard Rivaldo (24) mengakhiri hidupnya di pondok kawasan kebun di Jalan Sudirman Poros, Kelurahan Pamak, Kecamatan Tebing.

Korban memiliki masalah yang selalu di pendamnya. Informasi dari rekannya korban mendapatkan pengancaman yang dilakukan oleh oleh seseorang untuk melakukan penganiayaan terhadap korban.

Namun, setelah dilakukan visum et evertum oleh kepolisian kematian korban murni disebabkan bunuh diri karena tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan yang dialami korban.

Hanya berselang dua hari, kasus bunuh diri ketiga terjadi pada Rabu 31 Januari 2024.

Baca juga: SPBE Karimun Mulai Uji Coba Beroperasi, Berharap Tidak Ada Kekurangan Gas Dimasyarakat

Seorang laki-laki bernama Yanto Karambut (32) mengakhiri hidupnya di ranjang tempat tidur kamarnya yang berada di Telaga Timah, Kecamatan Karimun.

Sebelumnya, korban sempat bertengkar bersama istrinya. Hingga sang istri pergi membawa empat orang anaknya.

Kemudian, niat mengakhiri hidupnya itu juga sempat diungkapkan korban kepada saudaranya yang berada di rumah.

Nahas, ketika diperiksa dalam kamar korban sudah ditemukan tidak bernyawa.

Keempat, kasus bunuh diri terjadi pada Selasa 6 Februari 2024.

Korban laki-laki bernama Hendry Sanstria (47) belum menikah dan mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di kamar kawasan Kelurahan Tanjungbalai Kota.

Sejak tamat SMA korban tidak berkerja. Kesehariannya hanya di rumah dan selalu menonton televisi hingga larut malam.

Baca juga: Kejari Karimun Buat Program Omjak, Konsultasi Hukum Untuk Masyarakat Secara Gratis

Bahkan, pihak keluarga memastikan korban tidak mengeluhkan penyakit dan rekan-rekan korban juga tidak mencurigai kebiasaan yang dilakukan korban.

Meskipun begitu, korban juga sempat menyatakan niat ingin bunuh diri ke keluarganya sejak empat tahun terakhir.

Kelima, kasus bunuh diri terjadi pada Minggu 3 Maret 2024.

Korban laki-laki bernama Muhammad Saparoni (30) yang mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di kamarnya Dusun III Poyo Sri Mulyo Desa Sungai Asam, Kecamatan Belat.

Ia menggantungkan diri dengan meninggalkan sepucuk pesan yang ditulisnya untuk ditujukan kepada seorang wanita yang diduga kekasihnya.

Terakhir, kejadian bunuh diri dua kali dalam satu hari terjadi pada Rabu 3 Juli 2024.

Baca juga: 7 Hotel Murah di Karimun, Tarif Mulai Rp 100 Ribuan Punya Fasilitas Lengkap

Kejadian pertama menimpa seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) bernama Ratih Mahar Lawaty Rambey (30) gantung diri di kamarnya kawasan Teluk Air.

Dugaannya korban mengakhiri hidupnya di sebabkan faktor ekonomi.

Kemudian, korban laki-laki bernama Ahmadi (42) belum menikah ditemukan gantung diri di kawasan Desa Pongkar, Kecamatan Tebing.

Berdasarkan keterangan keluarga, korban sempat mendapatkan rawatan intensif dari Rumah Sakit Jiwa Pekanbaru dan masih mengkonsumsi obat resep dokter.

Saat kejadian, diketahui korban sedang sendirian di dalam rumah. Setelah keluarganya pulang dan korban ditemukan menggantung diruang tamu dengan benang nilon.

Dengan maraknya kasus bunuh diri, Kapolres Karimun AKBP Fadli Agus telah melakukan rapat koordinasi bersama tokoh agama dan instansi terkait upaya pencegahan bunuh diri.

"Upaya untuk cegah bunuh diri di Karimun menjadi PR semua lini, instansi, tokoh agama serta masyarakat untuk sama-sama menggandeng mendekati orang-orang yang memiliki kecendungan ingin bunuh diri," ujar AKBP Fadli, Senin (8/7/2024). (TribunBatam.id/Yeni Hartati)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News

Disclaimer: Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.

Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved