Bintan Terkini

Tingkah Pencari Suaka di Kepri jadi Perhatian Publik, Begini Kondisinya di Bintan Kepri

Di Bhadra suasana tidak begitu ramai, sesekali sepeda motor yang dikemudikan para suaka keluar masuk tempat tampungan itu.

Penulis: ronnye lodo laleng | Editor: Eko Setiawan
Tribunbatam.id/Ronnye Lodo Laleng
Tampikan bagian depan hotel Bhadra di Toapaya, Kabupaten Bintan. 

Dia mengaku terkadang dia tak memiliki uang lebih. Dan terpaksa ngebon di warung milik warga depan, yang berada di depan pengungsiannnya.

Tribun Batam.id kemudian berusaha menggali informasi kepada pemilik warung di depan Bhadra.

Wanita bernama Nursia itupun menceritakan hal serupa.

Para pencari suaka ini, memang tidak pernah buat rese. 

"Paling berantem antar sesama kawan mereka saja. Lalu baikan lagi," sebut Nursia.

Mereka kalau berantem tidak lama-lama, paling hitungan hari saja.

"Kalau sama warga setempat tidak pernah ada masalah, semenjak saya jualan lima tahun di sini," jelasnya. 

Apalagi para pencari suaka tinggal di hotel Bhadra kurang lebih 10 tahunan ini.

"Mereka pun baik-baik saja tingkah lakunya. Beberapa diantara mereka bahwa menikah dengan wanita di Kabupaten Bintan," ungkapnya. 

Saking baiknya, kata dia, warung yang ada di sekitar Bhadra tak sungkan memberikan utang makanan dan minuman untuk mereka. 

"Terkadang mereka utang makanan sampai Rp 200 ribu," ungkapnya. 

Sementara itu, Camat Gunung Kijang Rahak saat dikonfirmasi menegaskan para pencari suaka tersebut memang tak pernah berbuat ulah di wilayah. 

"Selama saya jadi Camat kurang lebih 1 tahun ini belum ada laporan soal keributan yang dilakukan oleh mereka," kata Camat.

Sepengetahuannya, mereka hanya melalukan aksi demo, namun itu sudah cukup lama. (TRIBUNBATAM.id/ Ronnye Lodo Laleng)

Baca berita Tribunbatam.id lainnya di Google News
 

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved