Pariwisata Kepri Aman
Betandak Dangkong, Kesenian Melayu di Karimun Jadi Magnet Dongkrak Pariwisata Kepri
Betandak Dangkong, kesenian khas Melayu Kepri di Karimun jadi magnet pendongkrak pariwisata Kepri.
Penulis: Yeni Hartati | Editor: Septyan Mulia Rohman
TRIBUNBATAM.id, KARIMUN - Betandak Dangkong, kesenian khas Melayu di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) digelar di lapangan bola Leho Teluk Uma, Kecamatan Tebing, Sabtu (31/8) malam.
Kesenian khas Karimun ini merupakan salah satu tradisi kesenian tari sebagai warisan tak benda budaya melayu yang patut dilestarikan di era modernisasi.
Betandak atau joget dangkong diambil dari bunyi yang dikeluarkan oleh alat musik gong dari tarian tradisional tersebut yaitu 'dang-dang kung dang-dang kung'.
Tarian tradisional ini mulai populer sejak masa Pemerintahan Kerajaan Melayu Bentan, Riau-Lingga hingga pada era tahun 1960-an.
Adapun kelompok dalam Joget Dangkong tidak hanya terdiri atas pemain musik, tetapi ada pula penari dan penyanyi.
Puluhan peserta penari joget dangkong ini juga berasal dari berbagai daerah, ada lokal dari Karimun sendiri, Tanjungpinang, Batam, Bintan, Lingga.
Kemudian ada Palembang, Pekanbaru, Bali, Dumai, serta mancanegara yakni Singapura dan Malaysia.
Mereka mengekspresikan gerakan secara verbal berbagai gerakan yang mengandung unsur dan nilai sosial yang dikemas dalam konsep kolosal.
Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan wilayah IV Riau-Kepri, Jumhari mengatakan pelaksanaan even Betandak Dangkong tahun ini digelar dengan konsep yang lebih 'merakyat'.
"Kami menjadikan Dangkong lebih merakyat, mengembalikan ke khasanah aslinya. Bagaimana pun Dangkong adalah tari pargaulan," ujar Jumhari.
Menurutnya, ekosistem seni Dangkong tidak hanya lekat pada kalangan masyarakat melayu di Kepri, namun juga berbagai wilayah lain di Indonesia dan mancanegara.
Baca juga: Dukung Pariwisata Kepri, Bintan Resorts Luncurkan Revolusi Sport Tourism

"Pada kegiatan ini menunjukkan bahwa ekosistem Dangkong ini tidak hanya di Karimun, tapi jauh melampaui ruang - ruang secara teritorial," katanya.
Selain itu, Joget Dangkong sendiri dapat dijadikan sebagai ajang diplomasi baik secara regional dan internasional.
"Dengan keterlibatan komunitas, terutama yang bergerak di akar rumput yang menjadi ujung tombak, tinggal peran kami selaku pemerintah memfasilitasi. Maka ini bisa menjadi ajang diplomasi budaya," ujarnya.
Bahkan, tantangan di era modernisasi juga harus dihadapi dalam menjaga dan merawat eksistensi Dangkong melalui peran komunitas kesenian.
"Modernisasi ini tentunya menjadi kata kunci agar komunitas tidak menghilangkan akar tradisi, melakukan inovasi-inovasi sesuai dengan perubahan konteks jaman," ujarnya.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau atau Kadispar Kepri, Guntur Sakti mengungkap banyak potensi untuk mendongkrak pariwisata Kepri, khususnya dalam meningkatkan kunjungan wisman.
Selain keindahan alam, kesenian jadi magnet tersendiri dalam upaya meningkatkan pariwisata Kepri.
"Ada banyak kesenian khas Melayu Kepri pada sejumlah kabupaten dan kota. Ini yang menjadi peluang untuk meningkatkan pariwisata Kepri," sebutnya. (TRIBUNBATAM.id/Yeni Hartati)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News
pariwisata Kepri
Dinas Pariwisata Kepri
Dispar Kepri
Pariwisata Batam
Pariwisata Tanjungpinang
Pariwisata Bintan
pariwisata Karimun
Pariwisata Lingga
Pariwisata Natuna
Pariwisata Anambas
Gubernur Kepri
Wakil Gubernur Kepri
Sekdaprov Kepri
Kadispar Kepri
Ansar Ahmad
Marlin Agustina
Adi Prihantara
Guntur Sakti
MataLokalTravel
Fotografer Luar Negeri Ikut Explore Kepri 2025, Tampilkan Pariwisata Kepri Dari Sisi Lain |
![]() |
---|
Dispar Kepri Kejar Relaksasi Visa, Magnet Buat Dongkrak Kunjungan Wisman, Bangkitkan Pariwisata |
![]() |
---|
Guntur Sakti Beri 3 Pesan di Pelantikan HPI Kepri, Pramuwisata Punya Skill, Pengetahuan dan Attitude |
![]() |
---|
Wisata Kepri di Safari Lagoi Bintan, Pengunjung Bisa Lihat Satwa Liar Dari Dekat |
![]() |
---|
Menilik Asal Usul Nama Wisata Pantai Batu Kasah, Warisan Sejarah di Masyarakat Natuna |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.