PARIWISATA KEPRI AMAN
Pulau Poto di Bintan Simpan Pantai Eksotis, Miliki Hamparan Pasir Putih, Lautnya Biru
Pulau Poto yang terletak di Kecamatan Bintan Pesisir, Kabupaten Bintan, Kepri simpan pantai eksotis. Sebut saja Pantai Mempadi dan Pantai Pasir Bana
Penulis: ronnye lodo laleng | Editor: Dewi Haryati
BINTAN, TRIBUNBATAM.id - Ada banyak pulau menakjubkan di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri dan cocok dijadikan destinasi wisata, tetapi belum banyak dijamah orang.
Sebut saja Pulau Poto. Pulau ini terletak di Kecamatan Bintan Pesisir.
Di pulau ini, terdapat dua pantai indah di antaranya Pantai Mempadi dan Pantai Pasir Bana.
Kedua pantai ini tak diragukan lagi keindahan dan daya tariknya.
Baca juga: Pesona Wisata Bintan di Pantai Trikora 3, Batu Granit Raksasa Tambah Daya Pikat
Ya, Pantai Mempadi dan Pantai Pasir Bana di Pulau Poto menyimpan potensi wisata bahari nan eksotis.
Cocok Jadi Wisata Mangrove
Mengawali perjalanan dari Pantai Indah Kijang, Kecamatan Bintan Timur dengan menumpangi kapal pompong (kapal ojek), rombongan termasuk wartawan Tribunbatam.id mulai menyusuri pantai wisata bahari di Pulau Poto.
Pompong melaju menuju ke Pulau Poto, membutuhkan waktu kurang lebih 40 menit.
Sebelum tiba di Pulau Poto, perjalanan wajib melewati Desa Kelong dan Desa Air Glubi di Kecamatan Bintan Pesisir.
Tepat di depan kawasan Galang Batang, keindahan Pulau Poto sudah terlihat.
Ombak laut saat itu menghempas barisan bebatuan alam yang besar.

Beberapa batu besar ini terlihat sangat menawan, dan melengkapi panorama pantai. Bebatuan itu terlihat jelas di sisi kanan arah menuju dua pantai--Pantai Mempadi dan Pantai Pasir Bana.
Sederet batu-batu besar di pantai Pulau Poto di bagian ini, menghadap ke Pulau Mangkil. Dari kejauhan, terlihat Desa Mapur.
Lalu, dari barisan batu-batu yang besar itu, rombongan melintasi teluk.
Di teluk ini memang tidak terlihat batu-batu besar. Hanya saja, di bibir pantai teluk ini merupakan hamparan pasir putih.
Panjang pantai berpasir dengan ombak yang cukup besar ini, tak kurang dari 700 meter. Namanya Pantai Pasir Bana.
Lokasinya di teluk. Namun ombaknya cukup besar. Di dasar laut ini, terumbu karangnya cukup padat.
Pantai Pasir Bana ini berada di wilayah kepemilikan Donny Fernando. Para turis dan wisatawan suka suasana dan daerah seperti ini.
Di sebalik tanjung Pantai Pasir Bana, bibir pantai ditumbuhi hutan mangrove yang sangat luas.
Kawasan hutan bakau ini merupakan tempat para nelayan mencari ketam (kepiting) dan udang.
Sedangkan di laut, sebagai tempat memasang bubu untuk menangkap ikan, kepiting dan sejenis biota laut bagi nelayan.
Dominan, di laut ini sering dijadikan lokasi mencari ikan bilis bagi nelayan yang menggunakan pompong. Mereka menebar pukat bilis di sini.
Kawasan ini juga cocok untuk lokasi wisata mangrove.
Bisa Snorkeling
Air laut di pesisir Pulau Poto ini terlihat biru pekat, tanda belum tercemar dengan aktivitas industri.
Pantas nelayan di Bintan Pesisir dan sekitarnya, mencari sumber kehidupan di pesisir laut ini.
Dari Pantai Pasir Bana, rombongan melanjutkan perjalanan ke arah selatan Pulau Poto, atau Pantai Mempadi.
Jarak kedua pantai itu tidak terlalu jauh. Kurang lebih 1 kilometer, dan ditempuh dengan waktu 15-20 menit saja.
Di tengah pantai sepanjang kurang lebih 900 meter ini, terdapat dermaga yang masih dibangun dari kayu, berlantai papan tebal.
Dermaga atau pelantar ini panjangnya hampir 300 meter. Di depan pantai ini, terdapat beberapa pulau. Satu di antaranya adalah Pulau Cempedak.
Di Pulau Cempedak tersebut, masih berdiri kokoh bangunan resort dengan model yang menarik.
Hingga kini, resort di Pulau Cempedak tersebut masih banyak dikunjungi turis asing. Turis yang berkunjung ke Pulau Cempedak ini, cukup banyak yang menikmati snorkeling di depan pantai di Pulau Poto itu.

"Turis sering datang. Mereka menikmati wisata bahari, melihat terumbu karang yang indah di dasar laut, di depan Pantai Mempadi ini,” jelas pemilik lahan, Donny.
Dengan keindahan itu, membuat dirinya dan PT MMJ semakin kuat menjadikan lokasi itu sebagai tempat wisata bahari.
Apalagi air di Pantai Mempadi ini jernih. Pantainya pun bersih.
Selain bisa mendatangkan turis dan membuka lapangan kerja bagi anak Bintan, menjadikan Pantai Mempadi sebagai tempat wisata, sama artinya menjaga ekosistem laut.
Banyaknya destinasi wisata di Bintan juga diakui Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Kepulauan Riau (Kepri), Guntur Sakti.
Terutama keindahan alam pantainya yang pasti membuat wisatawan terkesima saat berkunjung.
Selain Kota Batam, Kabupaten Bintan juga ikut jadi penyumbang besar kunjungan wisatawan mancanegara ke Kepri.
"Banyak juga wisatawan mancanegara ke pulau-pulau," ucap Guntur.
Guntur menyambut baik hadirnya sejumlah tempat wisata di Pulau Poto. Hal itu bisa menambah daya tarik kunjungan wisatawan ke Bintan, Kepri.
Terhadap destinasi wisata yang ada di Bintan, Guntur meminta, agar pengelola wisata dan pengunjung memperhatikan kebersihan.
“Khusus di Pulau Poto jangan sampai tempat wisatanya sudah bagus, dikotori dengan sampah. Maka kebersihan harus selalu diperhatikan,” ajak Guntur.
Rencana Pengembangan Wisata Terkendala Perizinan
Rencana pengembangan kawasan wisata di Pulau Poto Bintan kini dihadapkan pada situasi tak mengenakkan.
Sebab Pantai Mempadi di Pulau Poto Bintan ini juga diklaim masuk dalam site plan PT GBKEK untuk pengembangan kawasan industri. Padahal berdasarkan dokumen yang ada merupakan lahan PT MMJ dan perorangan.
"Saya terkejut saat akan melanjutkan perizinan pengembangan pariwisata, karena telah terbit izin PKKRL (Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut) atas nama PT GB KEK seluas 650 HA yang telah dikeluarkan oleh KKP," kata Doni.
Ia telah berupaya melakukan komunikasi dangan pihak PT GBKEK dan menyurati instansi terkait mulai dari tingkat daerah, Provinsi hingga ke Pusat (Kementrian Kelautan Perikanan) serta Ombudsman, namun belum memberikan hasil yang menggembirakan.
"Kami sudah surati ke berbagai instansi dan belum ada feed back yang jelas ke pihak kita, dan kami ingin klarifikasi dari pihak PT GBKEK. Kami bukan anti investasi, kami mendukung investasi untuk pengembangan daerah. Tapi yang saya utarakan sebelumnya itu mengenai hak-hak pemilik lahan yang ada di pulau ini tolong dihargai,” kata Doni.
Perwakilan PT MMJ, Agung, mengungkapkan pernyataan senada.
"Kami merasa terganggu karena proses perizinan jadi terkendala,” ujar Agung.
Baca juga: Destinasi Wisata Bintan Telaga Biru Favorit Wisatawan saat Akhir Pekan
Ia menyebut pemerintah kurang aktif untuk melihat dan mengecek verifikasi lahan, apakah sudah dibebaskan atau belum.
"Terkesan amburadul karena syaratnya lahan tersebut harus clean dan clear yang tertuang dalam peraturan pemanfaatan pulau-pulau kecil dan juga tercantum dalam permen-nya,” kata Agung.
Terkait analisis dampak lingkungan yang terjadi apabila reklamasi yang dilakukan oleh PT GBKEK, Agung mengatakan pihaknya tidak pernah dilibatkan.
“PT GBKEK saat ini sedang mengurus AMDAL-nya. Kami mendengar kabar sudah sampai di sidang AMDAL, harusnya kami sebagai pihak terdampak juga harus dilibatkan," ungkapnya.
Tokoh masyarakat Kampung Tenggel, La Nufai menjelaskan, keberadaan lahan milik Donny di Pantai Pasir Bana dan PT MMJ, memang kepemilikannya secara sah jauh sejak sebelum ada rencana pengembangan industri oleh PT GBKEK.
“Lahan di Pantai Pasir Bana dan Pantai Mempadi Pulau Poto ini, justru kepemilikannya secara turun temurun sejak sekitar tahun 1960an,” ungkapnya.
Terkait rencana pengembangan pariwisata di Pantai Pasir Bana dan Pantai Mempadi di lahan milik PT MMJ, La Nufai menyatakan, dirinya bersama masyarakat sangat mendukung, jika tidak mengganggu mata pencaharian nelayan sekitar.
Terutama warga Kampung Tenggel yang sudah turun temurun menggantungkan hidupnya dari hasil laut.
"Kalau dilakukan pengembangan industri, apalagi dengan melakukan reklamasi pantai itu akan mematikan pendapatan nelayan. Karena selama ini di perairan tersebut menjadi tempat nelayan menggantungkan hidupnya,” kata La Nufai.
Pada kesempatan lain, Virginus tokoh Pemuda Bintan mengatakan, warga Bintan tidak anti investasi, justru mendukung kemajuan untuk daerah. Namun harus dengan cara-cara yang sah.
Baca juga: Event Wisata Bintan Pesona Tambelan Bakal Angkat Budaya Zapin Laba-laba
“Tidak dengan menghilangkan hak pihak lain untuk berkembang. Warga minta PT GBKEK tak mengabaikan hak pemilik lahan, dalam pengembangan industri di Pulau Poto ini,” ujar Virginus.
Menurutnya, walaupun pimpinan PT GBKEK Industri Park, Santoni, sebelumnya menyampaikan tidak memaksa pemilik lahan untuk menjual kepada mereka, namun hal tersebut bertolak belakang dengan kenyataan yang ada.
Karena setelah pihak lain yang ingin mengurus perizinan untuk pengembangan pariwisata di Pulau Poto, justru terkendala. Karena sudah ada siteplan PT GBKEK terkait mengembangkan industri di Pulau Poto. (TRIBUNBATAM.id/ Ronnye Lodo Laleng)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News
Wisata Kepri
pariwisata Kepri
Dinas Pariwisata Kepri
Pariwisata Batam
Pariwisata Tanjungpinang
Pariwisata Bintan
pariwisata Karimun
Pariwisata Anambas
Pariwisata Natuna
Ansar Ahmad
Marlin Agustina
Pariwisata Lingga
Fotografer Luar Negeri Ikut Explore Kepri 2025, Tampilkan Pariwisata Kepri Dari Sisi Lain |
![]() |
---|
Dispar Kepri Kejar Relaksasi Visa, Magnet Buat Dongkrak Kunjungan Wisman, Bangkitkan Pariwisata |
![]() |
---|
Guntur Sakti Beri 3 Pesan di Pelantikan HPI Kepri, Pramuwisata Punya Skill, Pengetahuan dan Attitude |
![]() |
---|
Wisata Kepri di Safari Lagoi Bintan, Pengunjung Bisa Lihat Satwa Liar Dari Dekat |
![]() |
---|
Menilik Asal Usul Nama Wisata Pantai Batu Kasah, Warisan Sejarah di Masyarakat Natuna |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.