NATUNA TERKINI

Pedagang Pasar Lama Ranai Natuna Mengeluh Sekarang Sepi Pengunjung, Padahal Dulu Ramai

Pedagang pakaian di Pasar Lama Ranai, Natuna, mengeluhkan sepinya pembeli yang dirasakan beberapa tahun terakhir, padahal dulu ramai

Penulis: Birri Fikrudin | Editor: Mairi Nandarson
Pedagang Pasar Lama Ranai Natuna Mengeluh Sekarang Sepi Pengunjung, Padahal Dulu Ramai - PASAR-LAMA-RANAI.jpg
TRIBUNBATAM.id/BIRRI FIKRUDIN
PASAR LAMA RANAI - Suasana jalan masuk dan Kios Pedagang Pakaian di Wilayah Pasar Lama (Tradisional) Ranai, Kabupaten Natuna, Kepri, tampak sepi pengunjung, Rabu (16/10/2024).
Pedagang Pasar Lama Ranai Natuna Mengeluh Sekarang Sepi Pengunjung, Padahal Dulu Ramai - TOKO-PAKAIAN-PASAR-LAMA.jpg
TRIBUNBATAM.id/BIRRI FIKRUDIN
PASAR LAMA RANAI - Salah satu toko pakaian di Pasar Lama Ranai Natuna

Laporan Wartawan Tribun Batam, Birri Fikrudin

TRIBUNBATAM.id, NATUNA - Pasar pakaian di kawasan Pasar Lama, Jalan Datuk Kaya Wan Moh Rasyid, Ranai Kota, Kabupaten Natuna, dulu ramai karena menjadi pusat belanja masyarakat, namun kini perlahan mulai ditinggalkan.

Bahkan ruang gerak yang mestinya dipadati lalu lalang pengunjung, terutama menjelang hari-hari besar, kini menjadi lenggang. 

Pasalnya, mobilitas masyarakat untuk masuk kawasan itu berkurang signifikan, semenjak Pasar sayur dan ikan direlokasi ke Pasar Moderen Ranai.

Kondisi ini tampak jelas lantaran banyak kios yang tutup dan aktivitas jual beli semakin berkurang.

Selain itu, lemahnya daya beli masyarakat juga sedikit banyak dipengaruhi pergeseran perilaku konsumen yang lebih memilih berbelanja online.

“Saya kira-kira sudah belasan tahun berdagang di sini."

Baca juga: Basarnas bersama BPBD Natuna Gelar Latihan Gabungan, Waspada Bencana Alam

"Saat ini pasar tidak seramai dulu, sekarang pasar sepi, yang masuk jalan sini aja bisa dihitung,” ujar Desi (29) seorang pedagang pakaian kepada tribunbatam.id Rabu (16/10/2024).

Menurut dia, kondisi itu mulai dirasakan sejak wabah covid 19 melanda beberapa waktu lalu, dan ditambah pemindahan pasar lama ke pasar baru yang berlokasi di Jalan Datuk Kaya Wan Muhammad Benteng, Ranai, Kecamatan Bunguran Timur.

"Karena dulu masyarakat yang masuk ke wilayah sini sekalian mau belanja ikan dan sayuran, karena sudah dipindah jadi sangat berpengaruh ke kita," katanya.

Saat ini ia mengaku pembelinya didominasi para langganannya dan masyarakat yang datang dari kecamatan wilayah pulau-pulau.

"Bahkan menjelang hari raya pun agak kurang juga, mungkin ya belanja online juga berpengaruh besar sih” sambungnya.

Desi beranggapan dengan merebaknya toko-toko online, persaingan yang dihadapi para pedagang tradisional tidak lagi sekadar antar sesama toko, namun harus bersaing dengan raksasa e-commerce.

Baca juga: Natuna Lakukan Pembinaan Buat Komunitas Pengelola Geosite Untuk Kembangkan Geoprak

"Beberapa teman kita pedagang disini juga sudah banyak yang tutup dan balik kampung, karena tidak bisa bertahan dengan kondisi sekarang," ucapnya.

Desi juga berharap ada perubahan ekonomi yang mungkin terjadi setelah pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. 

“Mudah-mudahan siapapun pemimpin yang terpilih nanti, kondisi ekonomi di Natuna bakal membaik, dan Pasar bisa kembali ramai seperti dulu dan banyak pengunjung,” imbuhnya.

Senada dengan itu, pedagang pakaian lainnya, Kartini (40) mengaku, penurunan pendapatan ia rasakan hingga 70 persen dari sebelumnya.

"Kadang ramai terkadang sepi, apalagi sejak pasarnya pindah sangat jarang orang lewat sini, bagi saya sangat berdampak sekali, belum lagi kita harus bayar karyawan" katanya.

Baca juga: Prakiraan Cuaca Natuna dari BMKG, Berpotensi Cuaca Ekstrem Hingga 20 Oktober 2024

Mereka mengharapkan perhatian dari pemerintah setempat, agar memfungsikan kembali lokasi pasar tradisional itu sebagai pusat keramaian.

"Tidak juga harus membangun pasar lagi, apapun itu yang kami harapkan pasar ini ada titik keramaian kembali," lugas kartini.

Sementara pedagang sepatu dan tas, Andi (48) menjelaskan, bahwa dirinya sudah ditawarkan untuk pindah ke Pasar Baru Ranai, bahkan sudah disediakan lokasi.

Namun menurutnya, lokasi tersebut kurang strategis hingga dirinya memilih tetap berjualan dilokasi semula.

"Yang sudah pindah ke sana juga banyak yang mengeluh, karena lokasi yang disediakan menurut kami tidak pas, dan kurang luas," pungkas Andi. (Brf)

( tribunbatam.id/birri fikrudin )

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved