PPPK NATUNA

Kisah Pengabdian Juniati, Guru Agama Kristen di Natuna Baru Diangkat PPPK Usia 58 Tahun

Kisah hidup Juniati, guru agama Kristen yang menjadi PPPK Natuna saat usianya 58 tahun menarik untuk disimak. Seperti apa perjuangannya?

TribunBatam/Birri Fikrudin
PPPK NATUNA - Juniati (58), guru Agama Kristen yang mengajar di SD Negeri 001 Sedanau, Kecamatan Bunguran Barat, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) sesudah menerima SK pengangkat PPPK Tahap ll di aula Kantor Bupati Natuna, Senin (29/9/2025). 

TRIBUNBATAM.id, NATUNA - Senyum ramah berbalut haru menghiasi wajah Juniati, seorang guru agama Kristen setelah menerima Surat Keputusan (SK) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tahap ll di aula Kantor Bupati Natuna, Senin (29/9/2025).

Mata wanita 58 tahun itu tampak berkaca-kaca, mengingat di hari itu ialah momen istimewa dalam hidupnya.

Ia merupakan satu dari puluhan guru honorer yang menerima SK pengangkatan menjadi PPPK Natuna.

Sebagai informasi, usia pensiun PPPK bervariasi sesuai jabatan.

Secara umum, batas usia pensiun untuk PPPK adalah 58 tahun untuk jabatan non-manajerial dan administrator/pengawas.

Kemudian umur 60 tahun untuk jabatan manajerial (seperti Pimpinan Tinggi) dan beberapa jabatan fungsional.

Serta bisa mencapai 65 tahun untuk jabatan fungsional tertentu seperti ahli madya dan ahli utama.

Juniati mengajar di SD Negeri 001 Sedanau, Kecamatan Bunguran Barat, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Tampil sederhana dengan kemeja putih dan pin ASN tersemat di dada kiri, ia duduk di barisan paling depan.

Hari itu menjadi salah satu momen paling bermakna dalam perjalanan hidupnya di tanah rantau.

Yuni, begitulah ia akrab disapa, merupakan peserta PPPK tahap II tertua yang dilantik oleh Bupati Natuna, Cen Sui Lan.

Namun, di balik senyumnya itu tersimpan kisah perjalanan panjang, semangat pengabdian, dan  keikhlasan.

Datang dari Surabaya, ia bertugas sebagai pendeta di Gereja GPPS Maranata, Sedanau.

Di sela tugasnya, ia juga diminta mengajar anak-anak Kristen di SD Negeri 001 Sedanau.

“Saya bertugas sebagai pendeta. Di Sedanau tidak ada sekolah khusus agama Kristen. Kalau tidak saya, siapa lagi yang akan mengajarkan anak-anak tentang agama. Itu motivasi saya sejak awal,” ujarnya kepada tribunbatam.id usai penyerahan SK.

Sumber: Tribun Batam
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved