Kasus Perempuan dan Anak di Natuna Kepri Marak, DP3AP2KB Beri Pelatihan Khusus

Pemkab Natuna bekali para petugas penanganan kasus kekerasan perempuan dan anak, guna mengantisipasi kasus yang kerap terjadi belakangan ini.

Birri
Pembukaan pelatihan Manajemen, Penanganan, dan Pelaporan Kasus kekerasan perempuan dan anak, yang digelar Dinas P3AP2KB Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, Senin (21/10/2024). 

TRIBUNBATAM.id, NATUNA - Maraknya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) melalui Dinas Pemerdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kabupaten Natuna bersikap.

Mereka menggelar Pelatihan Manajemen, Penanganan, dan Pelaporan Kasus.

Kegiatan itu diberikan bagi petugas penanganan kasus kekerasan perempuan dan anak di Natuna, bertempat Aula Hotel Natuna, Kecamatan Bunguran Timur, Senin (21/10/2024).

Pelatihan itu dibuka langsung oleh Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat (Kesra), yang dihadiri unsur OPD hingga Narasumber.

Kepala Dinas P3AP2KB Natuna, Sri Riawati menyampaikan, bahwa kegiatan itu berlangsung selama empat hari yang diikuti 39 peserta.

Baca juga: Cerita Peserta CPNS 2024 di Anambas Kepri, Ade Dahli Asal Natuna Seberangi Laut Demi Ikut SKD

"Peserta berasal dari perwakilan DP3AP2KB, petugas UPTD PPA dan Puspaga, tenaga kesehatan, pendamping sosial, satgas desa bebas kekerasan, PATBM, sahabat perempuan dan anak, hingga perwakilan swadaya masyarakat," ujarnya.

Kegiatan itu sebagai upaya Pemkab dalam meningkatkan kapasitas para petugas penanganan kasus kekerasan perempuan dan anak di Natuna.

Sri juga menyebut, agenda itu merupakan bagian dari Dana Alokasi Khusus (DAK) non fisik dari kementrian PPA pusat.

"DAK ini telah berjalan selama 3 tahun, alhamdulilah adanya dana ini, sangat membantu kami dalam upaya penanganan dan pencegahan kasus perempuan dan anak, yang kerap terjadi belakangan ini" terangnya.

Sementara, Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat (Kesra), Khaidir dalam sambutannya mengatakan, pada akhir-akhir ini kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak terus terjadi, dan kerap kali pelaku kekerasan itu berasal dari lingkungan terdekat.

Baca juga: Danlanud RSA Natuna Berikan Reward untuk Prajurit Berprestasi, Pengakuan Untuk Kerja Keras

"Kekerasan yang dihadapi perempuan dan anak bukan hanya berupa kekerasan fisik, melainkan juga psikis, kekerasan seksual dan penelantaran," ucapnya 

Menurutnya, faktor penyebab kasus itu dimualai dari faktor budaya, kemiskinan, dan faktor lainnya sehingga timbul persepsi tindakan kekerasan dianggap wajar sebagai salah satu cara mendidik.

"Bahkan di wilayah kita yang dikenal damai dan tenang, serta Natuna yang terkenal dengan keindahan alamnya, tidak lepas dari masalah kekerasan ini," sambung Khaidir.

Untuk itu, ia meminta perlu adanya upaya pemulihan korban kekerasan dengan diberikan layanan baik medis, psikologis, bantuan hukum dan lain sebagainya.

Mengingat isu kekerasan ini bukan lagi masalah yang harus diabaikan.

Baca juga: Cara Cek dan Pakai Reward myBCA Untuk Dapatkan Potongan Harga di Merchant BCA

Sumber: Tribun Batam
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved