Pariwisata Kepri Aman

Mengenal Lempar, Kuliner Favorit Khas Natuna Magnet Pariwisata Kepri

Lezatnya Lempar, kuliner tradisional khas dari Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.= magnet pariwisata Kepri.

Mengenal Lempar, Kuliner Favorit Khas Natuna Magnet Pariwisata Kepri - LEPAR-KHAS-NATUNA.jpg
TribunBatam.id/Birri Fikrudin
Nurseha (54) saat memanggang Lempar di Jalan Datuk Kaya Wan Mohammad Benteng, Kota Ranai. Dijual Rp2 ribu per butir.

TRIBUNBATAM.id, NATUNA - Sebuah kepulauan yang terletak di Ujung Utara Indonesia, Kabupaten Natuna tidak hanya dikenal dengan keindahan alamnya, tetapi juga dengan kuliner khasnya yang unik dan autentik. 

Salah satu hidangan yang patut dicoba ketika berkunjung ke daerah ini adalah lempar.

Makanan tradisional yang satu ini, telah menjadi kebanggaan masyarakat Natuna karena cita rasa yang khas dan pembuatannya yang sarat akan tradisi.

Lempar merupakan jajanan mengenyangkan berbahan dasar beras ketan yang diisi dengan ikan tongkol, kemudian dibungkus daun pisang dan dibakar hingga matang.

Selain dengan beras ketan, lempar juga ada yang terbuat dari bahan dasar ubi kayu. 

Kedua jenis lempar ini memiliki cita rasa dan tekstur berbeda, yang menyesuaikan dengan selera penikmatnya. 

Lapak salah satu penjual Lempar, salah satu kuliner khas Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) yang ramai dibeli warga yang melintas, Minggu (8/12/2024).
Lapak salah satu penjual Lempar, salah satu kuliner khas Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) yang ramai dibeli warga yang melintas, Minggu (8/12/2024). (TribunBatam.id/Birri Fikrudin)

 

Teksturnya yang lembut dan gurih, ditambah aroma bakar yang menggoda selera.

Perpaduan antara ketan yang kenyal dan isian ikan berbumbu mirip abon menciptakan sensasi rasa yang kaya dan unik.

Tidak hanya sekadar makanan, lempar memiliki nilai filosofis bagi masyarakat Natuna, dimana proses pembuatannya yang memerlukan kehati-hatian dan kesabaran melambangkan gotong royong dan kebersamaan.

Konon katanya, pada zaman dahulu lempar sering disajikan dalam acara adat, atau saat menyambut tamu penting sebagai simbol penghormatan.

Dengan rasa yang autentik, proses pembuatan lempar memerlukan beberapa tahapan.

Pertama, siapkan bahan dasar beras ketan atau ubi, yang dimasak hingga matang dengan santan untuk menghasilkan rasa gurih dan tekstur yang lembut.

Kemudian dilanjutkan dengan membuat isian, ikan tongkol direbus dan dimasak dengan bumbu khas seperti bawang merah, bawang putih, cabai, dan rempah-rempah khusus hingga menyerupai abon.

 

 

Berikutnya, ketan yang sudah matang diisi dengan inti ikan berbumbu, dan dibungkus daun pisang, lalu dibakar di atas bara api. 

Aroma sedap dari daun pisang yang terbakar, menjadi ciri khas lempar dan menambah kelezatannya.

Lempar sangat cocok dijadikan camilan atau makanan pendamping, rasanya yang gurih dan mengenyangkan membuatnya digemari oleh semua kalangan, dari anak-anak hingga orang dewasa.

Kuliner khas ini, sangat mudah ditemui di Natuna. Tidak hanya di acara tertentu, tetapi juga di berbagai warung hingga di pinggir jalan kota Ranai.

Salah satu tempat yang terkenal adalah di pinggir jalan Datuk Kaya Wan Muhammad Banteng, Ranai. 

Dari kejauhan, tampak meja sederhana dengan panggangan yang mengeluarkan asap dan aroma sedap.

Lapak itu milik Nurseha (54), salah satu penjual lempar yang tengah sibuk memanggang dagangannya.

 

PEMANDANGAN - Pemandangan indah menjadi latar belakang Masjid Agung Natuna, satu masjid termegah di ujung utara Indonesia yang menjadi pusat spiritual dan destinasi wisata religi yang menawan. 
PEMANDANGAN - Pemandangan indah menjadi latar belakang Masjid Agung Natuna, satu masjid termegah di ujung utara Indonesia yang menjadi pusat spiritual dan destinasi wisata religi yang menawan.  (TRIBUN/Birri Fikrudin)

 

Satu per satu warga yang melintas berhenti untuk membeli makanan tradisional ini.

"Lempar ini salah satu makanan khas dari Natuna berbahan ikan, selain kernas dan tabal mando. Ini juga jadi olahan khas didaerah kami," ujar Nurseha kepada TribunBatam.id, Minggu (8/12/2024).

Ia menyebut, bahwa lempar dari Natuna berbeda dari daerah lain, baik dari segi pembuatan, rasa, maupun bahan. 

Nurseha mengatakan, resep yang ia gunakan adalah racikannya sendiri, yang ia pelajari dari orang tua terdahulu.

"Saya mulai jualan sekitar lima tahun lalu, awalnya antar ke warung-warung. Tapi mulai jualan di pinggir jalan baru sekitar empat bulan belakangan, ya lumayan lah hasilnya untuk nambah pemasukan," ungkapnya.

Dengan harga yang di banderol Rp2 ribu per butir, ia mengaku rata-rata memperoleh penghasilan Rp200 ribu per hari.

Baca juga: Batu Sindu Destinasi Wisata Natuna Magnet Pariwisata Kepri

Lempar paling nikmat disantap dalam keadaan hangat, memberikan sensasi yang tiada tara. 

Sebagai makanan khas yang mewakili identitas Natuna, lempar tentunya perlu terus dilestarikan. 

Jika anda berkunjung ke Natuna, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi lempar, rasakan sendiri kelezatan dan kehangatan budaya yang tersaji dalam setiap gigitan.

Di tempat terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau (Kadispar Kepri), Guntur Sakti mengatakan jika banyak ragam kuliner di Kepri yang berpotensi meningkatkan kunjungan pariwisata Kepri.

Salah satunya kuliner yang ada di Kabupaten Natuna. 

Kuliner tradisional di sana selain sudah terkenal, menurutnya bisa menjadi daya tarik parwisata Kepri.

"Kuliner yang ada di Kepri boleh dibilang jadi magnet untuk pariwisata Kepri," sebutnya. (TribunBatam.id/Birri Fikrudin)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved